Wawancara Khusus
‘BPKS Bukan Tempat Orang Duduk Terima Gaji’
KEPALA Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Iskandar Zulkarnain, mengatakan, memimpin BPKS merupakan
KEPALA Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Iskandar Zulkarnain, mengatakan, memimpin BPKS merupakan sebuah tantangan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap badan tersebut.
“Ayo kita buktikan ke masyarakat bahwa BPKS itu bukaan tempat orang duduk terima gaji,” katanya saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia, di Banda Aceh, Kamis (26/8/2021).
Iskandar merupakan putra Aceh yang sudah 30 tahun berkarir di luar. Alumnus Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala angkatan 1983 ini dipercaya memimpin BPKS sejak tahun 2020 hingga 2025. Berikut petikan wawancara khusus wartawan Serambi Indonesia, Mawaddatul Husna dengan Iskandar Zulkarnain:
Kemana arah BPKS ke depannya?
Kita masih bicara masalah Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000, Sabang itu menjadi kawasan bebas. Perdagangan bebas untuk sesuatu yang tidak bertentangan dengan hukum dan sesuai dengan regulasi. Empat item yang tidak boleh, yaitu bahan peledak senjata, narkoba, limbah beracun, dan pornografi. Kalau yang lain boleh.
Kemudian bagaimana iklim dan security harus kita jaga untuk bawa investasi yang ditanam di Aceh itu akan kembali lagi. Kalau mereka sudah melakukan investasi, kemudian regulasinya tumpang tindih, mereka juga ragu.
Kalau ditanya akankah dibuat seperti regulasi undang-undang? Ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan di Sabang. Contohnya, di Sabang itu enggak mungkin dibuat suatu pabrik petrokimia, enggak mungkin karena lahannya terbatas.
Itu kalaupun ada, mereka ingin masuk ke Sabang, akan dipindahkan ke Pulo Aceh, karena itu lebih memungkinkan, lahannya lebih rata. Kalau pabrik ikan, pengalengan, penangkapan ikan itu bisa dilakukan di Sabang dan juga bisa dilakukan di Pulo Aceh.
Apakah Sabang tetap akan dibangun sesuai konsep pelabuhan bebas atau daerah wisata?
Ya bersamaan. Kalau pariwisata dibuka, orang-orang enggak bisa belanja apa-apa, juga ngapain kesana. Kemudian kalau wisata dibuka, hotelnya bagus, makanannya enak, murah, bisa shopping. Jadi shopping orang-orang Aceh enggak perlu lagi ke Penang, barang-barang disana sudah ada di Sabang dan biaya transportasinya bisa jadi barang.
Waktu tempuhnya juga lebih singkat, enggak perlu sewa hotel, bisa datang pagi dan sorenya bisa langsung balik ke Banda Aceh dengan kapal sore. Banda Aceh-Sabang, Sabang-Banda Aceh 40 menit.
Dari pihak GM Garuda Region 1 Sumatera sudah ke Sabang, sudah ketemu, sudah diskusi. Ada beberapa yang mereka diskusi, apakah ada flight khusus Kualanamu-Sabang. Kunjungan tamu ke Sabang luar biasa, dalam satu tahun 800 ribu orang untuk wisatawan domestik saja.
Kenapa BPKS banyak sekali membeli tanah di Sabang?
Ya mungkin saat itu cocoknya beli tanah kali ya. Saat pembelian itu, cocoknya beli tanah. Tugas saya sekarang tanah yang sudah dibeli itu bagaimana pemanfaatannya, dan bisa diselesaikan dengan memiliki sertifikat dan itu tugas saya sekarang serta pemanfaatan tanah tersebut.
Berdasarkan rekap persil tanah per Desember 2020, total tanah BPKS di Sabang 1,153 persil, terdiri atas untuk tanah 960 persil dan tanah untuk jalan 193 persil. Sementara yang sudah tersertifikat 574 persil, sisanya 579 persil.