Perayaan Emosional Sambut Kedatangan Dua Atlet Afghanistan
DUA atlet Afghanistan tiba di Tokyo dan siap bertanding di Paralimpiade. Mereka adalah Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli
* Paralimpiade 2020 Tokyo
Perayaan penuh emosional sambut kedatangan dua atlet Afghanistan di Paralimpiade 2020 Tokyo. Mereka awalnya terjebak bersama puluhan ribu warga lainnya yang tidak bisa meninggalkan Afghanistan setelah pengambilalihan oleh Taliban. Pada upacara pembukaan Selasa (24/8/2021), bendera Afghanistan ditampilkan secara simbolis, diarak oleh seorang sukarelawan.
DUA atlet Afghanistan tiba di Tokyo dan siap bertanding di Paralimpiade. Mereka adalah Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli. Keduanya tiba di Paralympic Village Tokyo pada Sabtu malam (28/8/2021), setelah menghabiskan seminggu di Paris di pusat pelatihan kementerian olahraga Perancis.
Zakia akan menjadi wanita pertama yang mewakili Afghanistan di Paralimpiade. Zakia akan bertanding dalam kategori taekwondo K44-49 kg putri pada 2 September. Sementara, Hossain akan berlari di nomor 400 meter atletik T47 putra pada hari berikutnya.
Tim Afghanistan sebelumnya sempat mengumumkan mundur dari Paralimpiade 2020 Tokyo, karena Zakia dan Hossain tak bisa ke luar dari negaranya menyusul pengambilalihan oleh Taliban dalam sebuah serangan kilat ke ibukota negara tersebut.
Zakia dan Hossain terjebak bersama puluhan ribu warga Afghanistan yang ingin ke luar. Pasalnya, tidak ada satupun pesawat komersial yang dapat mengangkut mereka dengan aman.
Dalam sebuah video yang dipublikasikan AJ Plus, Zakia menyampaikan permohonannya untuk tetap bisa berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020. Terutama untuk mewakili suara wanita dari negaranya sebagai atlet Paralimpiade pertama Afghanistan.
“Sebagai representasi dari wanita Afghanistan saya memohon bantuan anda. Intensi saya adalah untuk dapat berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020,” ujarnya.
Ia pun meminta semua pemerintah dan organisasi untuk tidak membiarkan hak asasi perempuan Afghanistan dalam Paralimpiade Tokyo 2020 dicabut begitu saja. “Kami (wanita Afghanistan) dapat mengatasi hambatan yang tidak mudah. Kami menghadapi banyak kesulitan. Jadi kami tidak ingin usaha kami sia-sia,” ujarnya.
Mengetahui bahwa pasangan itu tidak dapat melakukan perjalanan ke Tokyo seperti yang direncanakan, menghancurkan hati semua yang terlibat dalam Gerakan Paralimpiade dan membuat hati kedua atlet hancur.
“Pengumuman itu (mundurnya tim Afghanistan) mendorong operasi global besar yang mengarah pada evakuasi aman mereka dari Afghanistan, pemulihan mereka di Perancis, dan sekarang kedatangan mereka dengan selamat di Tokyo,” kata Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC) Andrew Parsons, dalam sebuah pernyataan melansir Al Jazeera.
Pada upacara pembukaan Paralimpiade, Selasa (24/8/2021), bendera Afghanistan ditampilkan secara simbolis, diarak oleh seorang sukarelawan.
“Kami selalu tahu ada kemungkinan kecil kedua atlet dapat berpartisipasi di Tokyo 2020, itulah sebabnya bendera Afghanistan diarak pada Upacara Pembukaan Selasa,” kata Parsons pada Sabtu (28/8/2021).
Zakia dan Hossain akhirnya berhasil dievakuasi dari Afghanistan ke Paris, Perancis. IPC pada Rabu (25/8/2021), awalnya menyebut Zakia dan Hossain meninggalkan Afghanistan dengan selamat, tetapi tidak akan bertanding di pertandingan tersebut, karena fokusnya adalah pada kesejahteraan mereka.
"Zakia dan Hossain terus mengungkapkan keinginan mutlak mereka untuk datang dan bertanding di Paralimpiade Tokyo 2020," kata Parsons.