Taliban Umumkan Kemerdekaan Penuh, AS Selesai Tarik Pasukan dari Afghanistan
Taliban mengumumkan kemerdekaan penuh atas perebutan kekuasaan di Afghanistan, menyusul diakhirinya operasi militer Amerika Serikat
BANDA ACEH - Taliban mengumumkan kemerdekaan penuh atas perebutan kekuasaan di Afghanistan, menyusul diakhirinya operasi militer Amerika Serikat (AS). Pasukan terakhir negeri Paman Sam meninggalkan negara tersebut pada Senin (30/8/2021) pukul 23.59 tengah malam waktu setempat, atau sehari menjelang deadline.
“Tentara Amerika meninggalkan bandara Kabul dan bangsa kita mendapatkan kemerdekaan penuh,” kata Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
Berbicara kepada wartawan dari bandara Kabul, Zabihullah Mujahid mengatakan, Afghanistan adalah negara yang bebas dan berdaulat. "Kami tidak memiliki keraguan bahwa Imarah Islam Afghanistan adalah negara yang bebas dan berdaulat," ucapnya sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Setelah keluarnya pasukan AS, lanjut Zabihullah Mujahid, Taliban ingin memiliki hubungan baik dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Taliban juga berjanji kepada warga Afghanistan bahwa mereka akan melindungi kebebasan, kemerdekaan, dan nilai-nilai Islam.
"Amerika dikalahkan dan atas nama bangsa saya, kami ingin memiliki hubungan baik dengan seluruh dunia," kata Zabihullah Mujahid.
Penarikan pasukan AS ini sekaligus mengakhiri perang terpanjang Amerika Serikat dan evakuasi selama dua minggu sebelumnya. Diketahui AS dan sekutu mulai menginvasi Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 yang didalangi Al Qaeda.
Seorang pejabat senior Taliban mengatakan bahwa kelompoknya telah membuat sejarah. "Kami membuat sejarah lagi. Pendudukan 20 tahun di Afghanistan oleh Amerika Serikat dan NATO berakhir malam ini," kata Anas Haqqani, seorang pejabat senior Taliban dalam cuitannya.
"Saya sangat senang bahwa setelah 20 tahun jihad, pengorbanan, dan kesulitan, saya memiliki kebanggaan untuk melihat momen bersejarah ini," tambah dia lagi.
AS sebelumnya mengkonfirmasi bahwa pasukan terakhirnya keluar menjelang batas waktu pada Selasa (31/8/2021). Penarikan pasukan AS sekaligus mengakhiri perang terpanjang Amerika Serikat dan evakuasi selama dua minggu sebelumnya.
Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Marinir Frank McKenzie dalam konferensi pers Senin (30/8/2021) memberikan pengumuman, setelah pasukan terakhir yang dikirim untuk evakuasi sudah keluar dari Kabul.
"Saya di sini untuk mengumumkan selesainya penarikan kami dari Afghanistan dan berakhirnya misi militer untuk mengevakuasi warga Amerika," kata McKenzie.
Penerbangan terakhir AS, menggunakan C-17, lepas landas dari Bandara Internasional Hamid Karzai satu menit sebelum tengah malam waktu Kabul, jelas McKenzie.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden menetapkan 31 Agustus sebagai batas waktu penarikan pasukan pada awal tahun ini. Penerbangan terakhir ini berlangsung di bawah pengamanan ketat, menyusul dua serangan dari Negara Islam Provinsi Khorasan (ISKP).
Rayakan kemenangan
Penarikan pasukan terakhir AS dari Afghanistan langsung disambut perayaan kemenangan oleh Taliban. Tembakan perayaan dan kembang api menerangi sebagian langit malam di Kabul.
Menurut laporan Al Jazeera dari Kabul, perayaan meletus ketika pasukan AS yang terakhir meninggalkan Afghanistan.
"Perayaan di sini, di Kabul telah berlangsung selama sekitar satu jam terakhir. Seluruh cakrawala di sekitar kota di sini telah benar-benar diterangi dengan semburan tembakan, meskipun telah mereda dalam beberapa menit terakhir," kata reporter Al Jazeera, Rob McBride. "Ini adalah tembakan perayaan, semuanya mengarah ke langit."
Pindahkan Misi Diplomatik
Terpisah, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinkenmengumumkan tentang pemindahan misi diplomatik Afghanistan ke Qatar.
"Mulai hari ini, kami menangguhkan kehadiran diplomatik kami di Kabul dan mengalihkan operasi kami ke Doha, Qatar," kata Blinken, Senin (30/8/2021).
"Mengingat lingkungan keamanan yang tidak pasti dan situasi politik di Afghanistan, itu adalah langkah yang bijaksana untuk diambil," tambahnya.
Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden dalam pernyataannya mengatakan akan memastikan keamanan bagi warga AS dan Afghanistan yang masih tertahan di negara itu.
"Taliban telah membuat komitmen pada perjalanan yang aman dan dunia akan memegang komitmen mereka," kata Biden.
"Ini akan mencakup diplomasi yang sedang berlangsung di Afghanistan dan koordinasi dengan mitra di kawasan itu untuk membuka kembali bandara yang memungkinkan keberangkatan lanjutan bagi mereka yang ingin pergi dan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan," jelasnya.
Sebelumnya, Pentagon mengakui bahwa tidak bisa mengevakuasi sebanyak yang diinginkan. Jenderal Kenneth McKenzie menyebut, dengan pasukan terakhir yang sudah keluar dari Kabul, maka AS tidak bisa mengevakuasi semua orang seperti yang diharapkan.(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)