Berita Banda Aceh
Aceh Utara Terluas Tanaman Pinang, Ini Perbandingan dengan Daerah Lain & Pengembangan oleh Distanbun
"Luas tanaman pinang di Aceh Utara mencapai 12.334 hektare dengan jumlah petani 18.320 kepala keluarga atau KK," kata Ir Cut Huzaimah.
Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
"Luas tanaman pinang di Aceh Utara mencapai 12.334 hektare dengan jumlah petani 18.320 kepala keluarga atau KK," kata Ir Cut Huzaimah.
Laporan Herianto | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kabupaten Aceh Utara merupakan daerah terluas di Aceh yang memiliki tanaman pinang.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan atau Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, menyampaikan hal ini ketika menjawab Serambinews.com, Jumat (3/9/2021).
"Luas tanaman pinang di Aceh Utara mencapai 12.334 hektare dengan jumlah petani 18.320 kepala keluarga atau KK," kata Ir Cut Huzaimah.
Jumlah ini menurut Cut Huzaimahh terluas dibanding daerah lain, misalnya Bireuen seluas 7.783 hektare dengan jumlah petani 9.960 KK, Aceh Timur seluas 2.719 hektare dengan jumlah petani 12.342 KK.
Kemudian Aceh Besar seluas 1.728 hektare dengan jumlah petani 2.939 KK, Aceh Tamiang seluas 826 hektare dengan jumlah petani 2.934 KK.
Baca juga: Ekspor Pinang Aceh ke Iran, Thailand & Malaysia, Tiap Bulan Rp 31 Miliar, Ini Harga Pinang di Aceh
Pidie Jaya seluas 1.866 hektare dengan jumlah petani 2.244 KK, Pidie seluas 2.812 hektare dengan jumlah petani 4.128 KK, Aceh Barat seluas 1.079 hektare dengan jumlah petani 3.568 KK.
Selanjutnya Aceh Selatan seluas 2.774 hektare dengan jumlah petani 6.664 KK, dan beberapa daerah lainnya.
Masyarakat pesisir pantai Timur - Utara dan Barat - Selatan Aceh, ungkap Huzaimah, sangat suka dengan tanaman pinang, karena tergolong komoditi mudah, tetapi memberikan harapan penghasilan sangat lumayan.
"Hampir setiap tahun, ketika diminta usulan jenis tanaman perkebunan produktif apa yang dibutuhkan untuk dikembangkan, mereka meminta pinang, kelapa, sawit, coklat, dan beberapa jenis tanaman perkebunan lainnya.
Alasannya antara lain pasar komodoitinya sangat luas, tidak repot mengurus tanamannya.
Kemudian setelah ditanam pada areal lahan yang berbukit dan datar, tiga atau empat tahun kemudian pohonnya sudah berproduksi,” timpal Faisal, Kasi Pembibitan Komoditi Perkebunan Distanbun Aceh.
Pengembangan oleh Distanbun Aceh
Cut Huzaimah MP, mengatakan tahun ini Pemerintah Aceh melalui Distanbun Aceh mengembangkan tanaman pinang.
Ya, pengembangan tanaman pinang menggunakan APBA 2021 itu, yakni di Pidie Jaya 100 hektare dan Bireuen 103 hektare.
"Selain itu, rehabilitasi tanaman pinang seluas 120 hektare di Pidie Jaya.
Kemudian penyediaan bibit pinang betara sebanyak 282.800 batang di tiga daerah, yaitu Aceh Tamiang, Pidie dan Aceh Besar," kata Cut Huzaimah.
Ekspor pinang Aceh tiap bulan capai Rp 31 miliar lebih
Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, Bank Indonesia atau BI Perwakilan Aceh menyebutkan ekspor pinang dari Aceh Januari - Juli 2021 mencapai 9.645.866 Kg atau 9.645,8 ton.
Sedangkan nilai ekspornya sekitar 15,675 juta Dollar Amerika Serikat atau senilai Rp 219,461 miliar.
“Ini berarti setiap bulan pinang dari Aceh yang diekspor sekitar 1.377 ton dengan nilai rata-rata sekitar Rp 31,35 miliar,“ kata Kepala BI Perwakilan Aceh Achris Sarwani kepada Serambinews.com, Jumat (3/9/2021).
Achris Sarwani menyebutkan tiga negara tujuan ekspor pinang Aceh, yakni Iran, Thailand, dan Malaysia.
Dari ketiga negara itu, terbanyak ke Iran, yakni mencapai 58,47 persen, Thailand 18,03 persen dan Malaysia 10,06 persen.
Achris menambahkan volume ekspor biji pinang dari Aceh dalam tiga tahun terakhir juga terus meningkat.
Tahun 2019 volumenya 14.270 ton, tahun 2020 naik menjadi 14.918 ton, dan tahun 2021 hingga Juli sudah mencapai 9.645,8 ton.
"Melihat data volume ekspor biji pinang Aceh dalam dua tahun terakhir terus meningkat, ini merupakan hal menggembirakan bagi petani pinang.
Oleh karena itu, kami menyarankan areal tanam pinang bisa dikembangkan lebih luas lagi," kata Achris.
Achris mengatakan pinang salah satu komoditi perkebunan tahan lama dan bernilai ekonomi tinggi.
Oleh karena itu, pedagangan pengumpul pinang dari Aceh baru mengekspor pinang ketika harga di dunia tinggi.
Harga pinang di Aceh
Sedangkan harga biji pinang di dalam negeri, termasuk di Aceh, kata Achris, sesuai informasi yang mereka terima dari berbagai daerah sangat bagus, yakni Rp 9.500 hingga Rp 12.000 per kilogram.
Namun, kata Achrus, pasaran biji pinang di Aceh masih lebih tinggi dibandingkan dari daerah lain karena pedagang pengumpul pinang di Aceh lebih banyak.
Dengan demikian membuat persaigan harga beli di tingkat petani menjadi tinggi.
Oleh karena itu, kata Achris Sarwani, peluang untuk pengembangan areal tanaman pohon pinang di daerah ini sangat besar seiring meningkatnya permintaan ekspor.
“Jika dalam suasana pandemi Covid-19 saja sebuah komoditi perkebunan bisa menembus ekspor volume tinggi, berarti komoditi perkebunan tersebut sangat dibutuhkan konsumen di luar negeri,” ujarnya.
Achris Sarwani mengatakan luas areal tanaman pinang di Aceh, menurut data statistik perkebunan tahun 2019 mencapai 42. 336 hektare dengan perkiraan produksi 17.209 ton per tahun.
Areal terluasnya ada di Aceh Utara sekitar 12.334 hektare atau 29,13 persen dari luas se-Aceh. (*)