Internasional

Amerika Serikat Tidak Akan Lepaskan Aset Miliaran Dolar AS Afghanistan

Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki rencana melepaskan aset miliaran dolar AS Afghanistan. Mulai dari emas batang, investasi, dan cadangan mata

Editor: M Nur Pakar
AFP
Emas batangan Afghanistan di Amerika Serikat 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki rencana melepaskan aset miliaran dolar AS Afghanistan.

Mulai dari emas batang, investasi, dan cadangan mata uang asing yang diparkir di Amerika Serikat.

Dilansir Reuters, Jumat (3/9/2021), AS telah membekukan seluruh aset itu, setelah pengambilalihan Taliban.

Meskipun ada tekanan dari kelompok-kelompok kemanusiaan dan pihak lain yang mengatakan mungkin menjadi penyebab hancurnya ekonomi Afghanistan.

Sebagian besar aset bank sentral Afghanistan sebanyak 10 miliar dolar AS diparkir di luar negeri.

Baca juga: Pejabat Taliban Minta Presiden Joe Biden Buka Kembali Kedubes AS di Kabul

Dimana dianggap sebagai instrumen kunci bagi Barat untuk menekan Taliban

Pembekuan aset ini mungkin beberapa bulan lagi, kata pakar keuangan.

Pejabat dari Departemen Luar Negeri AS, Departemen Keuangan AS, Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dan badan-badan lainnya telah berdiskusi secara teratur.

Tetapi, badan PBB dan lainnya menggangap akan menjadi krisis kemanusiaan yang menjulang tinggi..

Setiap keputusan untuk mengeluarkan dana kemungkinan akan melibatkan pejabat tinggi AS dari beberapa departemen.

Baca juga: Taliban Konvoi Kendaraan Militer AS ke Iran, Serahkan ke Teheran

Tetapi pada akhirnya akan tergantung pada Presiden Joe Biden, kata para ahli.

Harga makanan dan bahan bakar melonjak di seluruh Afghanistan.

Selain, tengah kekurangan uang tunai yang dipicu oleh penghentian bantuan asing, pengiriman dolar dan kekeringan berkepanjangan.

Departemen Keuangan AS minggu ini mengatakan telah memberikan lisensi.

Yakni memberi wewenang kepada pemerintah AS dan mitranya untuk terus memfasilitasi bantuan kemanusiaan di Afghanistan.

Juga memberi izin Western Union, perusahaan pengiriman uang terbesar di dunia, dan lembaga keuangan lainnya lampu hijau untuk melanjutkan operasi di Afghanistan.(*)

Baca juga: Inggris Ingin Bangun Jalur Komunikasi Langsung dengan Taliban, Pemerintah Tetap Tidak Diakui

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved