Internasional
Mantan Presiden AS George W Bush Bela Keputusannya Kirim Pasukan ke Afghanistan
George W. Bush, mantan Presiden AS membela keputusannya menyerang Afghanistan pada 2001 setelah serangan teror 9/11.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - George W. Bush, mantan Presiden AS membela keputusannya menyerang Afghanistan pada 2001 setelah serangan teror 9/11.
"Saya membuat beberapa keputusan besar, dimulai dengan pemikiran besar, Amerika sedang berperang," kata Bush kepada BBC.
Dalam sebuah program yang menandai peringatan 20 tahun serangan itu.
“Keputusan itu tidak dibuat karena kemarahan, dibuat dengan tujuan dalam pikiran, untuk melindungi rakyat Amerika," ujar Bush.
"Saya pikir saya benar,” katanya.
Hampir 3.000 orang tewas dalam serangan 9/11, setelah itu Bush mendeklarasikan perang melawan teror.
Baca juga: Presiden Joe Biden Tidak Akan Perpanjang Perang dan Jalan Keluar Untuk Afghanistan
Menandai dimulainya 20 tahun kampanye NATO pimpinan AS untuk melenyapkan Taliban dan Al-Qaeda serta menstabilkan Afghanistan.
Puluhan ribu warga sipil Afghanistan dan pasukan keamanan tewas selama perang.
Serta lebih dari 2.300 orang Amerika, hampir 500 warga Inggris, dan ratusan tentara koalisi NATO lainnya.
Kampanye di Afghanistan telah menjadi subyek pengawasan yang signifikan sejak Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung AS.
Penarikan Amerika telah menuai kritik, dengan adegan kekacauan dibagikan secara luas secara online dan oleh outlet media.
Ketika warga Afghanistan dan warga negara asing bergegas meninggalkan negara itu.
Baca juga: Amerika Serikat Akan Berkoordinasi dengan Taliban, Tumpas ISIS di Afghanistan
Sebuah serangan teror terhadap para pengungsi pada akhir Agustus, diklaim oleh divisi Afghanistan ISIS menewaskan hampir 200 orang, termasuk 13 marinir Amerika.
Lebih lanjut menggambarkan kurangnya ketertiban yang dirasakan dalam penarikan AS.
“Anda tahu, tidak ada serangan lain di Amerika,” kata Bush ketika ditanya apakah dia pikir keputusannya pasca-9/11 membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman.
“Kami akan membiarkan sejarawan menyelesaikan semua itu," jelas Bush.
"Katakan saja ini: Saya merasa nyaman dengan keputusan yang telah saya buat," tutup Bush.(*)
Baca juga: Taliban Pergi dari Pintu ke Pintu, Mantan Pasukan Khusus Afghanistan Sebut Pembunuhan Tak Berhenti