Taliban Konvoi Pamer Alat-alat Militer AS Hasil Rampasan
Taliban pada Rabu (1/9/2021) mengadakan konvoi untuk memamerkan alat-alat militer Amerika Serikat (AS) yang dirampas setelah pasukan
KABUL - Taliban pada Rabu (1/9/2021) mengadakan konvoi untuk memamerkan alat-alat militer Amerika Serikat (AS) yang dirampas setelah pasukan negeri Paman Sam itu meninggalkan Afghanistan. Helikopter Black Hawk tampak terbang berputar-putar di angkasa, sementara di bawahnya, para anggota Taliban berdiri di atas Humvee militer AS hasil rampasan.
Di jalan raya menuju kota terbesar kedua di Afghanistan, Kandahar, antrean panjang kendaraan tempur lapis baja hijau melaju dalam satu barisan, sebagian besar dengan bendera Taliban putih-hitam terpasang di antena. Taliban juga mengendarai truk multiguna--yang digunakan oleh pasukan AS, NATO, dan Afghanistan selama perang dua dekade--sementara yang lain memanjat kendaraan di Ayno Maina, pinggiran kota.
Beberapa senjata ringan dipegang oleh para milisi seperti senapan M16 Amerika. Kantor berita AFP melaporkan, setidaknya satu helikopter Black Hawk tampak dikendarai mantan tentara Afghanistan, karena Taliban tidak memiliki pilot yang andal.
Kandahar adalah tempat kelahiran Taliban, di mana kelompok garis keras itu naik ke tampuk kekuasaan pada 1996. Pemimpin tertinggi Taliban yang jarang terlihat, Hibatullah Akhundzada, tinggal di Kandahar, kata kelompok itu pada Minggu (29/8/2021). Tersiar kabar bahwa dia akan muncul pada Rabu, tetapi tidak muncul, sehingga gubernur baru kota itu yang berbicara kepada orang banyak.
Klaim kepung panjshir
Informasi lain, Taliban mengklaim sudah mengepung Lembah Panjshir, satu-satunya wilayah di Afghanistan yang belum dikuasai kelompok tersebut. Seperti dilansir Reuters, Kamis (2/9/2021), Taliban berseru kepada milisi perlawanan di lembah itu untuk berunding dan menyelesaikan konflik. Sejak Kabul jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus 2021, Panjshir merupakan satu-satunya provinsi yang belum ditaklukkan kelompok tersebut.
Di bawah komando Ahmad Massoud, ribuan milisi lokal dan mantan tentara serta pasukan khusus Afghanistan menggalang kekuatan untuk melawan Taliban. Ahmad Massoud merupakan putra mendiang Ahmad Shah Massoud yang merupakan tokoh anti-Taliban dan anti-Soviet.
Dalam rekaman pidato yang ditujukan kepada orang-orang di Panjshir, pemimpin senior Taliban Amir Khan Motaqi meminta para milisi perlawanan untuk meletakkan senjata mereka. "Emirat Islam Afghanistan adalah rumah bagi semua warga Afghanistan," kata Motaqi.
Sebelumnya, Taliban berjanji mengampuni semua warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan asing selama dua dekade terakhir. Namun, masih banyak orang yang takut akan pembalasan Taliban dan memutuskan pergi ke perbatasan untuk melarikan diri dari Afghanistan.
Motaqi mengatakan, Taliban sudah melakukan banyak upaya untuk bernegosiasi dengan para pemimpin kelompok perlawanan di Panjshir. “Tapi sayangnya, sayangnya, tanpa hasil apapun,” tutur Motaqi. Ia mengatakan, para milisi Taliban sedang membuat persiapan di sekitar empat sisi Lembah Panjshir dan tidak ada alasan untuk berperang.
Motaqi menambahkan, milisi dari kelompok perlawanan harus mengingat bahwa tidak mungkin untuk mengalahkan Taliban bahkan dengan dukungan dari NATO dan AS sekalipun. "Tapi kami masih berusaha memastikan tidak ada perang dan masalah di Panjshir diselesaikan dengan tenang dan damai," kata Motaqi. Pernyataan itu muncul setelah setidaknya tujuh milisi Taliban tewas saat kelompok tersebut menyerang Panjshir beberapa hari lalu. (kompas.com)