Dimulai Siang Ini, Fenomena Langka Hari Tanpa Bayangan Dialami Wilayah Aceh, Begini Cara Melihatnya
Lebih lanjut Firdaus menyampaikan, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mengkalibrasi waktu shalat Zuhur. Cara menghitung waktu shalat Dzuhur, seperti
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Sejumlah wilayah di Indonesia mulai hari ini akan mengalami fenomena langka yaitu Hari Tanpa Bayangan.
Aceh termasuk salah satunya.
Dimulai dari siang ini, Selasa (7/9/2021), fenomena yang hanya terjadi dua kali dalam setahun itu bisa dinikmati oleh warga yang berada di Sabang.
Seperti diberitakan Serambinews.com, Senin (6/9/2021), Sabang menjadi wilayah pertama di Aceh yang akan mengalami fenomena Hari Tanpa Bayangan, tepatnya pada pukul 12:36:44 WIB.
Lalu pada Rabu (8/9/2021), peristiwa ini bisa dinikmati oleh warga di Banda Aceh, tepatnya pada pukul 12:36:25 WIB.
Cara menyaksikan hari tanpa bayangan
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena langka tersebut, simak langka-langkahnya berikut ini.
Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Ini Daftar Wilayah dan Waktu Terjadi Hari Tanpa Bayangan
1. Siapkan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yang dapat digunakan
2. Letakkan di permukaan yang rata
3. Amati bayangan pada jam yang ditentukan
4. Momen ini dapat diabadikan melalui potret foto sebagai bukti bahwa bayangan benda benar-benar tidak ada.
Apa itu hari tanpa bayangan?
Mengutip situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hari tanpa bayangan juga dikenal sebagai hari kulminasi utama.
Kulminasi merupakan fenomena saat Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut kulminasi utama.
Posisi ini, Matahari akan tepat berada di atas kepala atau titik zenit, sehingga bayangan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Fenomena ini dapat terjadi karena bidang ekuator atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.
Sehingga, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU hingga 23,5 derajat LS atau gerak semu harian Matahari.
Baca juga: Fenomena Langka, 2 Hari Lagi Banda Aceh Alami Hari Tanpa Bayangan, Ini Jadwal Wilayah Lain di Aceh
Waktu untuk kalibrasi shalat Zuhur
Pakar Falakiyah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh, Alfirdaus Putra SH MH mengajak masyarakat untuk memperhatikan hari tanpa bayangan ini, sebagai ilmu menghitung waktu shalat Zuhur.
"Masyarakat dapat menguji fenomena alam ini dengan meletakkan benda langsung di bawah sinar matahari ketika waktu shalat Zuhur.
Pada saat matahari sedang berada di posisi lintang yang sama dengan pengamat di Aceh, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat tersebut dan bayangan yang dihasilkan akan tepat jatuh ke bawahnya,” kata seperti diberitakan Serambinews.com, Senin (6/9/2021).
Praktikum sederhana ini bisa dilakukan dengan meletakkan benda tegak tidak berongga seperti tongkat, spidol atau sejenisnya pada bidang datar.
Tapi dengan catatan, benda tersebut benar-benar tegak lurus.
"Bila perlu gunakan waterpass,” ujarnya.
Lebih lanjut Firdaus menyampaikan, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mengkalibrasi waktu shalat Zuhur.
“Shalat Zuhur dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari dari titik zenith. Pada hari tanpa bayangan ini, kita dapat memanfaatkan event langit ini untuk kalibrasi waktu shalat di tempat masing-masing,” jelas Firdaus.
Cara menghitung waktu shalat Dzuhur, seperti dijelaskan Firdaus, yaitu dengan menambahkan 2-4 menit waktu ikhtiyat pada waktu kulminasi.
Setelah mencapai titik zenith, 2 sampai 4 menit setelah itu tibalah waktu Zuhur.
Lalu bandingkan dengan jadwal waktu shalat yang ada di aplikasi handphone atau jadwal shalat lainnya.
Sementara itu, Staf Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Rahmatul Fahmi menambahkan, pada Maret 2021 wilayah Banda Aceh juga sudah pernah mengalami kulminasi utama.
“Kulminasi utama terakhir di Banda Aceh terjadi pada Maret 2021 lalu. Setiap kota di Aceh memiliki waktu kulminasi utama berbeda sesuai dengan lintang geografis daerah tersebut,” ujar Rahmat.
Baca juga: VIDEO Fenomena Langka Ikan Sungai Naik ke Jalan sampai Masuk Mushalla
Menurut Rahmat, selain dapat mengamati benda tanpa bayangan pada hari tersebut, bayangan yang jatuh dari seluruh tempat di dunia pada saat itu juga sedang menghadap ke arah pengamat.
Ia mencontohkan, seperti saat berdiri di bawah cahaya lampu, maka bayangan yang timbul dari cahaya bola lampu tersebut akan selalu mengarah ke arah sumber cahaya.
“Sehingga pada saat kulminasi utama terjadi di Kota Mekkah pada 27-28 Mei pada pukul 16.18 WIB dan 15-16 Juli pada pukul 16.27 WIB, muslim di seluruh dunia yang sedang mendapatkan cahaya matahari bisa memanfaatkan fenomena ini untuk mengukur dengan tepat arah kiblat di manapun dengan hanya menggunakan bayangan matahari,” pungkasnya.
Jadwal hari tanpa bayangan di Aceh
Berikut data jadwal kulminasi utama di kota-kota dalam wilayah Provinsi Aceh.
LU = Lintang Utara, BT = Bujur Timur.
Baca juga: Fenomena Langka Hawa Panas Keluar dari Lantai Masjid Al-Ittihad Tangerang, Warga Sampai Bawa Telur
1. Banda Aceh
5° 33’ 12.92” LU, 95° 19’ 1.75” BT
8 September 2021 12:36:25 WIB.
2. Sabang
5° 53’ 37.79” LU, 95° 19’ 26.54” BT
7 September 2021 12:36:44 WIB.
3. Lhoksukon
5° 23’ 0.43” LU, 97° 19’ 21.07” BT
9 September 2021 12:28:03 WIB.
4. Lhokseumawe
5° 10’ 47.98” LU, 97° 8’ 31.03” BT
9 September 2021 12:28:47 WIB.
5. Bireuen
5° 11’ 52.30” LU, 96° 42’ 8.11” BT
9 September 2021 12:30:32 WIB.
6. Meureudu
5° 13’ 58.58” LU, 96° 15’ 41.03” BT
9 September 2021 12:32:18 WIB.
7. Sigli
5° 22’ 51.41” LU, 95° 57’ 28.48” BT
9 September 2021 12:33:31 WIB.
8. Jantho
5° 18’ 3.04” LU, 95° 36’ 5.17” BT
9 September 2021 12:34:56 WIB.
9. Idi Rayeuk
4° 56’ 56.46” LU, 97° 46’ 22.15” BT
10 September 2021 12:26:15 WIB.
10. Simpang Tiga Redelong
4° 43’ 31.03” LU, 96° 52’ 13.76” BT
10 September 2021 12:29:31 WIB.
11. Calang
4° 38’ 4.03” LU, 95° 34’ 51.23” BT
10 September 2021 12:34:19 WIB.
12. Karang Baru
4° 15’ 39.03” LU, 98° 3’ 38.23” BT
11 September 2021 12:24:03 WIB.
13. Langsa
4° 28’ 11.50” LU, 97° 58’ 16.49” BT
11 September 2021 12:24:46 WIB.
14. Takengon
4° 37’ 58.41” LU, 96° 50’ 33.55” BT
11 September 2021 12:29:16 WIB.
15. Suka Makmue
4° 10’ 33.80” LU, 96° 18’ 23.63” BT 12 September 2021 12:31:04 WIB.
16. Meulaboh
4° 9’ 31.76” LU, 96° 7’ 28.86” BT
12 September 2021 12:31:48 WIB.
17. Blang Kejeren
3° 59’ 49.68” LU, 97° 20’ 18.79” BT
12 September 2021 12:26:56 WIB.
18. Blangpidie
3° 44’ 14.73” LU, 96° 50’ 3.05” BT
13 September 2021 12:28:36 WIB.
19. Kutacane
3° 29’ 5.16” LU, 97° 48’ 39.10” BT
14 September 2021 12:24:20 WIB.
20. Tapaktuan
3° 15’ 28.72” LU, 97° 10’ 45.70” BT
14 September 2021 12:26:52 WIB.
21. Subulussalam
2° 39’ 14.13” LU, 98° 0’ 6.89” BT
16 September 2021 12:22:52 WIB.
22. Sinabang
2° 28’ 46.32” LU, 96° 22’ 49.77” BT
16 September 2021 12:29:21 WIB.
23. Singkil
2° 17’ 2.93” LU, 97° 47’ 15.75” BT
17 September 2021 12:23:22 WIB.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)