Berita Banda Aceh

Fenomena Langka, 2 Hari Lagi Banda Aceh Alami Hari Tanpa Bayangan, Ini Jadwal Wilayah Lain di Aceh

Wilayah Kota Banda Aceh akan mengalami fenomena langka berupa hilangnya bayangan benda pada siang hari

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Foto Ilustrasi - Kepala Kanwil Kemenag Aceh Dr H Iqbal S.Ag M.Ag sedang melihat gerhana bulan dengan teleskop di Kanwil Kemenag Aceh 

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wilayah Kota Banda Aceh akan mengalami fenomena langka berupa hilangnya bayangan benda pada siang hari.

Fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi dua hari lagi tepatnya pada Rabu, 8 September 2021 tepat pada pukul 12.36.25 WIB. 

Pakar Falakiyah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Aceh, Alfirdaus Putra SH MH mengatakan, fenomena ini hanya terjadi dua kali setahun ini.

Peristiwa itu terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat. Peristiwa ini disebut juga sebagai kulminasi utama.

Baca juga: VIDEO Fenomena Langka Ikan Sungai Naik ke Jalan sampai Masuk Mushalla

Ia menjelaskan, kota-kota lainnya di Aceh juga akan mengalami peristiwa serupa pada waktu yang berbeda sesuai dengan lintang geografis kota tersebut. 

Simpang Tiga Redelong, Aceh Tengah, misalnya, akan mengalami peristiwa hari tanpa bayangan pada 10 September 2021 12:29:31 WIB.

Alfirdaus mengajak masyarakat untuk memperhatikan hari tanpa bayangan ini, sebagai ilmu menghitung waktu shalat Zuhur.

"Masyarakat dapat menguji fenomena alam ini dengan meletakkan benda langsung di bawah sinar matahari ketika waktu shalat Zuhur.

Pada saat matahari sedang berada di posisi lintang yang sama dengan pengamat di Aceh, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat tersebut dan bayangan yang dihasilkan akan tepat jatuh ke bawahnya,” kata Alfirdaus.

Baca juga: Kondisi Sepi, Kakek Hamili Remaja Putri di Pidie Jaya, Orangtua Korban Kaget, Polisi Tangkap Pelaku

Fenomena ini, kata Firdaus, dapat dimanfaatkan untuk menghitung waktu shalat Zuhur, dengan menambahkan 2-4 menit waktu ikhtiyat pada waktu kulminasi.

“Shalat Zuhur dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari dari titik zenith. Pada hari tanpa bayangan ini, kita dapat memanfaatkan event langit ini untuk kalibrasi waktu shalat di tempat masing-masing,” ujarnya.

Ia berharap santri, siswa, dan mahasiswa di berbagai tempat di Aceh dapat melakukan praktikum sederhana dengan meletakkan benda tegak tidak berongga seperti tongkat, spidol atau sejenisnya pada bidang datar. 

Setelah mencapai titik zenith, 2 sampai 4 menit setelah itu tibalah waktu Zuhur.

Lalu bandingkan dengan jadwal waktu shalat yang ada di aplikasi handphone atau jadwal shalat lainnya.

Baca juga: Impian Timor Leste Kandas Karena Covid-19, Uang Rp 264 Triliun Hasil Utang dari China Jadi Ampas

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved