Jenazah Ali Kalora Dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Sulteng, 4 Anggota MIT Poso Lainnya Diburu
Ali Kalora tewas tertembak dalam kontak senjata di Pegunungan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9/2021).
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ali Kalora tewas tertembak dalam kontak senjata di Pegunungan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9/2021).
Pimpinan Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dikejar oleh aparat selama bertahun-tahun lamanya itu tewas bersama satu teroris lainnya bernama Jaka Rhamdan alias Ikrima alias Rama.
Dua jenazah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masuk daftar buronan polisi yakni Ali Kalora dan Jaka Ramadhan rencananya akan dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng.
Kedua jenazah DPO MIT Poso ini akan diidentifikasi untuk memastikan salah satu jenazah merupakan pimpinan MIT Poso Ali Kalora.
Ali Kalora masuk dalam DPO MIT Poso sejak 2016 dalam operasi Tinombala.
Ia menggantikan Santoso alias Abu Wardah sebagai pimpinan MIT Poso.
Tewasnya dua anggota kelompok MIT Poso ini masih ada empat dari 11 DPO yang tersisa.
Mereka yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Pada Juli 2021, tiga DPO anggota MIT Poso tewas dalam kontak senjata dengan Satgas Madago Raya.
Tiga DPO MIT Poso tersebut yakni Qatar alias Farel alias anas, Rukli dan Abu alias Abu Alim alias Ambo.
Qatar dan Rukli, tewas saat kontak senjata dengan Satgas Madago Raya di daerah Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, Minggu (11/4/2021).
Abu Alim tewas di wilayah Pegunungan Desa Tolai Induk, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu (17/7/2021).
Seperti diketahui, teroris paling dicari aparat keamanan di Indonesia Ali Kalora dikabarkan tewas tertembak, Sabtu (18/9/2021) pukul 18.00 WITA.
Ali Kalora adalah pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Dia tewas bersama seorang anggota MIT Poso lainnya saat terlibat kontak tembak dengan personel Satgas Madago Raya di daerah Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Informasi dihimpun TribunPalu.com, TKP berada kurang lebih 5 km dari TKP Buana Sari, lokasi tewasnya anggota MIT Poso bernama Abu Alim.
Di TKP, aparat menemukan barang bukti berupa satu pucuk senjata api (senpi) laras panjang jenis M16, satu bom tarik, 1 bom bakar dan sejumlah perlengkapan lainnya.
Baca juga: Ali Kalora dan Anggotanya Tewas Tertembak, Berikut Deretan Teror MIT Poso Selama Pandemi
Baca juga: Kronologi Kelompok Ali Kalora Serang Warga, 4 Orang Tewas Dibantai, Penggal Kepala Nenek Asal Toraja
Buru 4 Anggota MIT Poso Lainnya

Informasi diperoleh TribuPalu.com (Tribun Network), Satgas Madago Raya saat ini masih menyisir pegunungan dipimpin Danrem 132/Tadulako Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf bersama Kapolda Sulteng Irjen Rudi Sufahriadi.
Atas peristiwa itu saat ini, tersisa empat orang kelompok Teroris Poso yang masih dalam pengejaran petugas.
Keempatnya adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Ali Ahmad lebih dikenal dengan nama Ali Kalora didaulat anggotanya memimpin pasukan sepeninggal Santoso.
Setelah menggantikan posisi Santoso, Kelompok MIT Poso terpecah kepemimpinannya.
Selain kelompok Ali Kalora, ada pula kelompok yang dipimpin Qatar alias Anas alias Farel.
Kelompok Ali Kalora hanya terdiri dari empat orang.
Mereka adalah Ali Kalora, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Rukli.
Sedangkan kelompok MIT pimpinan Qatar terdiri dari Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh, Askas alias Jadi alias Pak Guru, dan Jaka aka Ramadan alias Ikrima alias Rama.
Kelompok yang dipimpin Ali Kalora sudah terindikasi akan menyerah.
Niat itu disebut muncul setelah Ali Kalora, Ahmad Gazali, dan Rukli terluka usai kontak senjata dengan anggota Satuan Tugas Madago Raya pada 22 Maret 2021.
Namun, rencana Ali Kalora untuk menyerahkan diri ke Satgas Madago Raya dihalangi Qatar.
Qatar bergabung dengan kelompok teroris ini saat Santoso alias Abu Wardah memimpin kelompok teroris ini.
Santoso kemudian tewas ditembak personel satgas yang kala itu sandinya bernama Operasi Tinombala pada 18 Juli 2016.
Sementara Qatar tewas tertembak usai terlibat kontak senjata dengan Satgas Madago Raya di Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, 11 Juli 2021 lalu.
Sosok Pemasok Senjata untuk MIT Pos
Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial AS alias Agus alias Abu Raffa yang kabur saat diperiksa di Polda Bangka Belitung pada 5 Juli 2021 lalu.
Pelaku ditangkap di daerah Kampung Kace, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka pada Senin (5/7/2021).
Dilansir dari Tribunnews.com, dia ditangkap bersama dua orang lainnya yang juga merupakan keluarga AS.
Keduanya turut ditangkap karena turut terlibat menyembunyikan tersangka selama proses pelarian.
Terduga teroris Jamaah Islamiyah (JI) Bangka Belitung berinisial AS alias Agus alias Abu Raffa ternyata pernah memasok senjata kepada kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Demikian disampaikan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan.
Awalnya, ia menjelaskan bahwa AS masih memiliki hubungan dengan kelompok teroris di Jakarta.
Dijelaskan Ahmad, AS terhubung dengan seorang kelompok teroris Jakarta berinisial S melalui akun hijau milik Ummu Nisa.
Selain itu, keduanya juga terhubung dengan memakai sejumlah media sosial.
"AS terhubung dengan S menggunakan akun hijau milik Ummu Nisa yang diberikan kepada S untuk berkomunikasi dengan dengan AS dengan nama akun Abulebay alias Sakira01," kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (12/7/2021).
Ia menyatakan AS dan S terhubung secara perbankan melalui salah satu bank swasta untuk pemesanan amunisi, senjata api revlover dan senjata api laras panjang.
Dalam rangka pengiriman senjata api ke Jakarta, kata Ahmad, S menggunakan alamat dan identitas AS.
Setelah itu, amunisi dan senjata api itu dikirimkan kepada kelompok teroris Jakarta berinisial S dan D.
Ia menuturkan barang bukti inilah yang diduga akan dikirimkan kelompok teroris Jakarta kepada kelompok MIT pimpinan Ali Kalora Cs di Poso.
"AS menjelaskan bahwa senjata dan amunisi yang dikirimkan ke tersangka S dan D di Jakarta, rencananya akan dikirimkan ke DPO teroris Poso di Sulawesi Tengah," ungkap dia.
Lebih lanjut, ia menuturkan alasan tersangka mengirimkan senjata api itu kepada kelompok teroris Jakarta terlebih dahulu.
Tujuannya tak lain untuk mengaburkan sumber pengirim senpi tersebut.
"Dari Jakarta dicek dulu untuk dikirim lagi sesuai tujuan yang mana proses tersebut untuk memutus rantai sumber paket sebelumnya, agar lebih rapih," katanya.(*)
(Sumber: Kompas.TV/Tribun Palu)
Baca juga: VIDEO Brimob Polda Aceh Gelar “Vaksin Go To School” Diikuti Pelajar di Kota Banda Aceh
Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Pria, Terkait Judi Online
Baca juga: Sempat Padam Sejak Dini Hari karena Tiang Longsor, Listrik di Aceh Singkil Sudah Hidup Lagi