Dua Warga Hilang di Hutan Geumpang
Dua warga yang tinggal di transmigrasi lokal (translok) hilang saat mencari buah jernang
SIGLI - Dua warga yang tinggal di transmigrasi lokal (translok) hilang saat mencari buah jernang di kawasan Kolam Tamtam Gampong Pucok, Kecamatan Geumpang, Pidie, sejak Sabtu (18/9/2021).
Lokasi hilangnya tiga warga itu sekitar 4 kilometer dengan kawasan translok. Kedua warga itu adalah Syahril Huda (15) warga Gampong Pulo Mesjid I, Kecamatan Tangse, dan Saifullah (25) warga Gampong Adan Jumpo, Kecamatan Mutiara Timur.
Berdasarkan informasi dikumpulkan Serambi, Senin (20/9/2021) kemarin, warga tergiur mencari buah jernang warna hitam karena harganya sekitar Rp 250.000 per kg. Untuk memperoleh buah bernilai ekonomis itu, warga harus melalui medan yang sangat susah karena tidak adanya akses jalan.
Terlebih, tanaman jernang tumbuh di kawasan lembab. Pohon jernang tersebut hampir sama dengan rotan yang melilit di pohon kayu lain. Sehingga, saat ingin mepanen jernang terpaksa harus menebang pohon lain.
Kapolres Pidie, AKBP Padli SIK MH, melalu Kapolsek Geumpang, Ipda Jufri kepada Serambi, Senin (20/9/2021) mengatakan, informasi hilangnya Syahril Huda (15) warga Gampong Pulo Mesjid I, Kecamatan Tangse dan Saifullah (25) warga Gampong Adan Jumpo, Kecamatan Mutiara Timur saat mencari buah jernang di pegungan Geumpang, Sabtu (18/9/2021).
Polisi menerima laporan dari Ilyas (45) warga Gampong Pulo Mesjid I, Kecamatan Tangse. Ilyas juga tinggal di translok di Gampong Pucok, Kecamatan Geumpang. Kedua lelaki muda itu tersesat saat mencari buah jernang. Kedunya menuju ke arah selatan Kolam Tamtam sekitar 4 kilometet dengan lokasi translok.
" Kedua pemuda itu diduga tersesat saat mencari buah jernang sehingga tidak mengetahui arah pulang ke translok. Sebab, mencari buah jernang di hutan belantara yang tidak adanya akses jalan," ujarnya.
Ia menambahkan, buah jernang itu memang diburu masyarakat karena bernilai ekonomis. Namun, lokasinya sangat jauh sehingga membutuhkan waktu sedikit lama, mengingat jalannya sulit ditembus karena lebatnya pepohonan di dalam hutan. Belum lagi, bahaya binatang buas di kawasan hutan Geumpang.
Kehabisan Bekal
Sementara itu, Kapolsek Geumpang, Iptu Jufri kepada Serambi, menyebutkan, masyarakat yang melakukan pencaharian melaporkan bahwa kedua warga yang hilang itu sudah ditemukan. Keduanya dalam kondisi sehat, tapi sangat lelah karena tidak ada bekal lagi setelah tersesat selama dua hari di dalam hutan.
" Kedua warga yang tersesat itu sudah ditemukan, tapi kita belum bisa memberikan informasi secara detail karena sulit berkomunikasi dengan masyarakat, mengingat sinyal ponsel," jelanya.
Ia menyebutkan, dirinya akan memberikan informasi lengkap terhadap proses pemulangan kedua warga yang hilang tersebut, ketika sudah bisa berkomunikasi dengan masyarakat yang membawa pulang korban. (naz)