Piala Sudirman 2021

Piala Sudirman 2021 Digelar Besok, Inilah Sejarah Sudirman Cup dan Desain Trofi Candi Borobudur

Sudirman menjadi sosok yang paling dikenang karena peran pentingnya dalam membantu penyatuan badan bulutangkis dunia, IBF dan WBF.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Pbdjarum.org
Trofi Piala Sudirman dirancang oleh Rusnadi dari Fakultas Seni Rupa ITB, memiliki tinggi 80 cm, yang ditopang dengan alas segi delapan yang terbuat dari kayu jati terbaik.  

Trofi Piala Sudirman dirancang oleh Rusnadi dari Fakultas Seni Rupa ITB, memiliki tinggi 80 cm, yang ditopang dengan alas segi delapan yang terbuat dari kayu jati terbaik. 

SERAMBINEWS.COM – Ajang dua tahunan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), Piala Sudirman mulai digelar besok, Minggu (26/9/2021).

Piala Sudirman 2021 akan berlangsung pada sejak 26 September-3 Oktober 2021 di Energia Areena, Kota Vantaa, Finlandia.

Ajang dua tahunan itu menjadi pertandingan paling prestisius dan bergengsi di dunia.

Piala Sudirman adalah Kejuaraan Beregu Campuran Dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali. 

Piala Sudirman merupakan pertandingan yang menguji strategi dan kekuatan tim secara menyeluruh. 

Ada lima pertandingan di setiap dasi, yakni Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri dan Ganda Campuran.

Baca juga: Piala Sudirman 2021 – Live di TVRI Indonesia vs Denmark, Berikut Jadwal Lengkap Penyisihan Grup

Indonesia bersama 15 negara lainnya akan berlaga di Energia Areena untuk merebut trofi Sudirman Cup, yang pertama sekali digelar di Indonesia.

Piala Sudirman diambil dari nama Dick Sudirman. Namun siapakah beliau hingga namanya bisa tersemat di ajang ini?

Ya, nama Piala Sudirman diambil dari nama tokoh perbulutangkisan Indonesia, Dick Sudirman, salah satu pendiri PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) dan dikenal juga sebagai bapak bulutangkis Indonesia.

Sudirman juga mendapatkan tempat yang terhormat di seluruh dunia, seperti Federasi Bulutangkis Asia dan Federasi Bulutangkis Dunia.

Ia menjadi sosok yang paling dikenang karena peran pentingnya dalam membantu penyatuan badan bulutangkis dunia, IBF dan WBF.

Sudirman juga tercatat pernah memegang jabatan wakil presiden Federasi Bulu Tangkis Internasional atau International Badmiton Federation (IBF).

Pada 1978, WBF memisahkan diri dari IBF sehingga membuat ada dua organisasi bulu tangkis dunia yang berjalan secara bersamaan.

Sudirman memiliki teman di IBF dan WBF serta memprakarsai pertemuan informal di Bandung antara pemimpin kedua federasi tersebut pada 28 Mei 1979.

Baca juga: Piala Sudirman 2021 - 16 Negara Turunkan Pemain Bintang, Juara Olimpiade Tokyo 2020 Siap Bertarung

Ia mengusulkan pembentukan kelompok studi kerja yang terdiri dari tokoh-tokoh kedua federasi untuk mencari jalan keluar dari kekacauan ini.

Sudirman juga menyarankan pertandingan persahabatan antara pemain dari kedua federasi. 

Usulannya diterima dan menjadi dasar bagi upaya rekonsiliasi. 

Tepat dua tahun kemudian, pada 28 Mei 1981, kedua badan dunia itu bersatu dengan membentuk nama IBF kemudian berganti menjadi BWF.

Setelah kepergian Sudirman (karena stroke) pada 10 Juni 1986, teman lamanya dan wakil presiden PBSI Suharso Suhandinata menulis surat kepada Presiden IBF, Arthur Jones untuk mengingat kontribusi Sudirman di bulutangkis. 

Dalam surat Agustus 1986 itu, Suhandinata menyarankan agar membuat sesuatu pertandingan dengan nama Sudirman.

Dalam surat itu juga memuat, apakah IBF akan mempertimbangkan proposal Indonesia untuk diadakannya kompetisi  dengan nama Sudirman dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Baca juga: Daftar Juara dan Semifinalis Piala Sudirman dari Tahun ke Tahun, Indonesia 6 Kali Runner-Up

Gagasan itu kemudian didiskusikan pada pertemuan Dewan IBF oleh Arthur Jones pada tahun 1986.

Pada tahun 1988 IBF yakin akan ada kemungkinan mengadakan Kejuaraan Beregu Campuran Dunia dan menerima tawaran piala dari Indonesia. 

Karena kalender pertandingan yang padat, Dewan IBF memutuskan bahwa Piala Sudirman diselenggarakan bersamaan dengan Kejuaraan Dunia, tetapi pada tahun-tahun alternatif.

Kejuraan ini diadakan setiap dua tahunan sejak debutnya pada tahun 1989.

Piala Sudirman pertama dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno di Indonesia dari 24 hingga 29 Mei 1989 dan diadakan bersamaan dengan Kejuaraan Dunia, tetapi pada tahun-tahun bergantian. 

Piala Sudirman memiliki kedudukan yang setara dengan Piala Thomas, Piala Uber, dan Piala Suhandinata.

Gelaran Sudirman Cup adalah karya yang luar biasa, menyatukan unsur bulutangkis dan warisan budaya Indonesia.

Kejuaraan ini dibuat untuk menghormati Dick Sudirman, dan trofi Piala Sudirman memiliki bentuk unik dengan ciri khas Indonesia yang sangat kental.

Baca juga: Skuat Indonesia Terbang ke Finlandia, Ini Jadwal Pertandingan Merah Putih di Piala Sudirman 2021

Trofi Piala Sudirman dirancang oleh Rusnadi dari Fakultas Seni Rupa ITB.

Piala Sudirman memiliki tinggi 80 cm, yang ditopang dengan alas segi delapan yang terbuat dari kayu jati terbaik. 

Piala ini terbuat dari perak padat berlapis emas 22 karat. 

Bagian badan piala tersebut berbentuk seperti kok, sedangkan tutupnya didesain seperti Candi Borobudur.

Gagangnya berbentuk seperti benang sari, melambangkan benih bulutangkis. 

Trofi tersebut dibuat oleh Perusahaan Masterix Bandung dengan biaya USD 15.000 saat diserahkan kepada BWF pada Mei 1989.

Kejuaraan Piala Sudirman pertama kali dihelat di Istora Gelora Bung Karno pada 24 - 29 Mei 1989 dengan 28 tim peserta. 

Itu terbukti sangat populer di kalangan pemain dan penggemar, dan pada edisi kedelapan, itu telah membangun momentum yang cukup untuk dipentaskan sebagai acara yang berdiri sendiri.

Acara ini diadakan setiap dua tahun sejak tahun 1989.

Indonesia sendiri berhasil memenangkan edisi pertamanya, dan hingga 2019 lalu menjadi belum berhasil membawa pulang kembali piala tersebut ke rumah. 

Korea Selatan berhasil keluar sebagai juara edisi kedua dan ketiga, diikuti oleh China, yang berhasil menyapu bersih semua juara kecuali di tahun 2003 dan 2017.

Berikut daftar tuan rumah dan juara Piala Sudirman

1989 – Jakarta (Indonesia); Juara – Indonesia

1991 - Kopenhagen (Denmark); Juara – Korea Selatan

1993 – Birmingham (Inggris); Juara – Korea Selatan

1995 - Lausanne (Swiss); Juara – China

1997 – Glasgow (Skotlandia); Juara – China

1999 – Kopenhagen (Denmark); Juara – China

2001 – Sevilla (Spanyol); Juara – China

2003 – Eindhoven (Belanda); Juara – Korea

2005 – Beijing (Cina); Juara – China

2007 – Glasgow (Skotlandia); Juara – China

2009 – Guangzhou (Cina); Juara – China

2011 – Qingdao (Cina); Juara – China

2013 – Kuala Lumpur (Malaysia); Juara – China

2015 – Dongguan (Cina); Juara – China

2017 – Gold Coast (Australia); Juara – Korea Selatan

2019 – Nanning (China); Juara – China. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

PIALA SUDIRMAN 2021

AKSES KAMI DARI GOOGLE NEWS 

Baca Juga Lainnya:

Baca juga: Saat Airlangga dan Ganjar Bertemu, Ini Jawaban Keduanya Ketika Ditanya Koalisi Pilpres 2024

Baca juga: Penderita Maag Mesti Tahu, Air Putih Ternyata Bisa Untuk Terapi Netralkan Asam Lambung

Baca juga: 8 Manfaat Jus Daun Ketumbar untuk Kesehatan, Bisa Menurunkan Tekanan Darah hingga Anti Diabetes

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved