Konflik Lahan Tewaskan Dua Petani, 26 Orang Diamankan Termasuk Anggota DPRD, Preman Berkedok Ormas
Konflik lahan di perbatasan Kabupaten Indramayu dan ajalengka, Jawa Barat tersebut berakhir dengan peristiwa berdarah.
"Tapi karena ketidaksabaran atau sudah berlarut larut, akhirnya meledak," ujar dia.
Baca juga: BPN Abdya Dukung Pembagian Lahan Eks PT Cemerlang Abadi, Tindak Lanjut SK Menteri ATR/BPN
Baca juga: Aslat Kasad Mayjen TNI Haryanto Apresiasi Lokasi TMMD di Lahan Bekas Konflik
PG Jatitujuh Harus Tanggung Jawab
Sementara Bupati Majalengka Karna Sobahi meminta BUMN produsen gula PG 7 untuk turut bertanggung jawab terkait kasus perampasan nyawa di ladang tebu.
Karna Sobahi meminta PG Jatitujuh selaku pemilik lahan kawasan perkebunan tebu untuk memberikan perhatiannya kepada keluarga korban.
"Baik memperhatikan secara moril, materi maupun lainnya. Kami juga dari pemerintah daerah tidak akan lepas tangan untuk ikut membantu keluarga korban," kata Karna Sobahi saat meninjau kediaman keluarga korban perampasan di ladang tebu di Desa Jatiraga Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Indramayu.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Majalengka itu menemui keluarga Yayan dan Suhenda di Desa Sumber Kulon. Ternyata diketahui, keluarga korban perampasan nyawa di ladang tebu itu masih punya anak.
"Apalagi dari dua korban ini, meninggalkan anak-anaknya yang masih usia sekolah," ucapnya.
Saat mengunjungi rumah Suhenda, orang nomor satu di Majalengka ini langsung menyalami istri korban, Nani (26).
Bukan tanpa alasan, Karna tak menyangka korban meninggalkan istri yang saat ini sedang mengandung anak keduanya, usia kandungannya 7 bulan.
Sontak, Karna Sobahi tak luput merasakan kesedihan yang mendalam dan mengajak Nani untuk tegar menerima kenyataan yang sedang dialami saat ini.
"Saya tentunya turut berbelasungkawa kepada keluarga korban atas peristiwa yang kita semua tidak menginginkan. Semoga keluarga bisa tabah, tegar, selalu bertawakal," ujar Karna saat memberi bantuan yang langsung diterima istri korban, Selasa (5/10/2021).
Sementara itu, Nani istri dari Suhenda mengucapkan terima kasih kepada Bupati Majalengka dan unsur lainnya atas perhatian yang diberikan.
Nani mengaku akan coba menerima kenyataan ini meski merasa sulit.
"Terima kasih Pak Bupati. Insyaallah saya ikhlas," jelas dia.
Informasi yang diterima, korban Suhenda dan Nani menikah selama kurang lebih delapan tahun lalu.