Kesehatan
5 Risiko yang Mengintai Jika Punya Kebiasaan Menahan Kencing, Bisa Kena ISK hingga Batu Ginjal
Dalam beberapa kasus, menahan kencing terlalu lama dapat menyebabkan bakteri berkembang biak. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Sebagian besar orang mungkin ada yang punya kebiasaan menahan diri untuk buang air kecil atau kencing.
Bukan hanya anak kecil, orang dewasa juga pasti pernah melakukan kebiasaan ini, terutama saat sedang berada di situasi-situasi tertentu.
Misalnya saja seperti sedang berada di luar rumah dan sulit menemukan kamar mandi, mereka bisa saja menahan kencing dalam waktu yang cukup lama.
Kadang kala, saking lamanya sampai membuat tubuh merinding serta bagian perut terasa seperti penuh dan nyeri.
Perlu diketahui, terus berusaha menahan buang air kecil bukan hanya membuat tidak nyaman, tetapi juga dapat membahayakan kandung kemih dan bagian tubuh lainnya.
Dilansir dari laman Medical News Today, pada orang dewasa yang sehat, sesekali menahan kencing tidak akan menimbulkan masalah.
Baca juga: Minuman Ini Bisa Membakar Lemak Perut dan Obati Kencing Manis, Simak Resep Sehat dr Zaidul Akbar
Baca juga: Sering Diabaikan, Ini 8 Kebiasaan Buruk yang Menyebabkan Gangguan Ginjal, Termasuk Menahan Kencing
Tapi jika terus dibiasakan, mungkin akan menimbulkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan.
Lantas, apa saja risiko atau bahaya yang ditimbulkan jika sering menahan kencing?
Resiko kesehatan kebiasaan menahan kencing
Melansir dari Medical News Today, berikut adalah lima kemungkinan efek samping potensial akibat kebiasaan buruk menahan kencing.
1. Rasa nyeri
Orang yang secara teratur mengabaikan keinginan untuk buang air kecil mungkin akan merasakan sakit di kandung kemih atau ginjal.
Ketika seseorang akhirnya mencapai kamar mandi, buang air kecil juga bisa menyakitkan.
Otot-otot juga mungkin tetap mengepal sebagian setelah urin dikeluarkan, yang dapat menyebabkan kram panggul.
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Dalam beberapa kasus, menahan kencing terlalu lama dapat menyebabkan bakteri berkembang biak.
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Baca juga: Sering Bangun Tidur di Malam Hari Karena Kencing Berulang Kali ? Awas,Bisa Jadi Itu Tanda Hipertensi
Sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa menahan buang air kecil dapat menyebabkan ISK.
Namun banyak dokter menyarankan untuk menghindarinya, terutama jika seseorang memiliki riwayat sering ISK.
Risiko terkena ISK juga tinggi pada orang yang tidak minum cukup air.
Kurangnya cairan dalam tubuh dapat membuat kencing lebih jarang.
Sehingga bakteri akan menyebar melalui saluran kemih, yang kemudian menyebabkan infeksi.
Jika merasa sering buang air kecil, perhatikan gejala-gejala ISK berikut dan segera periksakan diri ke dokter.
- perasaan terbakar atau menyengat saat buang air kecil
- nyeri di panggul atau perut bagian bawah
- dorongan konstan untuk mengosongkan kandung kemih
- bau urin tajam atau busuk
- warna urin keruh atau tidak berwarna
- urine berwarna gelap secara konsisten
- urin berdarah.
Baca juga: 7 Jenis Bau Air Kencing Ini Bisa Tunjukkan Gangguan Kesehatan Tubuh, Simak Apa Saja Penyebabnya
3. Peregangan kandung kemih
Dalam jangka panjang, menahan kencing secara teratur dapat menyebabkan kandung kemih meregang.
Hal ini mungkin membuat kandung kemih sulit atau tidak mungkin berkontraksi dan mengeluarkan air kencing secara normal.
Jika seseorang memiliki kandung kemih yang meregang, tindakan ekstra seperti kateter mungkin diperlukan.
4. Kerusakan otot dasar panggul
Sering menahan kencing dapat merusak otot dasar panggul.
Salah satu otot ini adalah sfingter uretra, yang menjaga agar uretra tetap tertutup, untuk mencegah kebocoran urin.
Merusak otot ini dapat menyebabkan inkontinensia urin, yakni kondisi dimana seseorang mengalami kebocoran urine tanpa disengaja.
Melakukan latihan dasar panggul seperti Kegels dapat membantu memperkuat otot-otot ini dan mencegah kebocoran atau memperbaiki kehilangan otot.
5. Batu ginjal
Menahan kencing dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal pada orang yang memiliki riwayat kondisi tersebut.
Mereka yang memiliki kandungan mineral tinggi dalam urin juga dapat berisiko sama.
Pasalnya, kencing sering kali mengandung mineral seperti asam urat dan kalsium oksalat.
Beberapa kondisi medis yang sudah ada sebelumnya dapat menyebabkan retensi urin.
Hal ini biasanya tidak disengaja dan cenderung tidak diketahui, tetapi dapat menyebabkan komplikasi serupa.
Prostat yang membesar, otot kandung kemih yang melemah, atau kerusakan saraf pada sistem saluran kemih dapat menghalangi aliran urin atau menyebabkan tubuh menahannya.
Orang dengan gangguan ginjal mungkin juga ingin menghindari menahan kencing, untuk mencegah kemungkinan komplikasi.
Lama seseorang boleh menahan kencing
Melansir Medical News Today, lamanya waktu seseorang menahan buang air kecil bergantung pada beberapa faktor, seperti seberapa banyak mereka harus minum.
Jika seseorang merasa ingin buang air kecil, ia hanya boleh menahan kencingnya selama dibutuhkan untuk mencapai kamar mandi.
Dalam kondisi terjaga, seseorang harus buang air kecil setiap 3 hingga 4 jam.
Biasanya, seseorang akan buang air kecil sekitar 8 kali pada siang hari dan tidak lebih dari sekali per malam setelah tidur.
Baca juga: Wanita Perlu Waspada, Pakai Toilet Duduk dengan Posisi Ini Berpotensi Kena Infeksi Saluran Kencing
Sementara pada anak-anak, menurut Urology Care Foundation, mereka tidak boleh buang air kecil kurang dari 3 kali sehari.
Frekuensi kencing tergantung pada seberapa banyak orang tersebut minum dan masalah lainnya seperti kenyamanan.
Kondisi kandung kemih tertentu dapat memengaruhi seberapa sering seseorang buang air kecil.
Kapasitas kandung kemih
Kandung kemih seseorang mengembang seiring bertambahnya usia.
Berikut adalah beberapa contoh volume kandung kemih berdasarkan rentang usia.
- Usia 12 bulan atau lebih muda : 48,9 ml
- Usia 5 - 7 tahun : 75 - 105 ml
- Usia 8 - 10 : 120 - 150 ml
- Usia 11 - 15 tahun : 165 - 225 ml
- Dewasa : 300 - 400 ml
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa kapasitas kandung kemih berubah seiring bertambahnya usia orang dewasa.
Hal ini biasanya tidak terjadi, kecuali beberapa perubahan saluran kemih yang diakibatkan karena faktor usia seperti:
- sensasi berkurang saat kandung kemih penuh atau kosong
- penurunan kemampuan kandung kemih untuk berkontraksi
- peningkatan jumlah urin yang tersisa di kandung kemih setelah buang air kecil.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)