Internasional

Banjir Bawaan Badai Kompasu Tewaskan Sembilan Warga Filipina dan 11 Hilang

Badai tropis Kompasu disertai hujan deras menyapu sebagian wilayah Filipina mulai Senin (11/10/2021). Bencana itu menyebabkan sembilan orang tewas

Editor: M Nur Pakar
AFP
Para relawan menarik korban banjir yang menerjang kawasan Filipina, Selasa (12/10/2021). 

SERAMBINEWS.COM MANILA - Badai tropis Kompasu disertai hujan deras menyapu sebagian wilayah Filipina mulai Senin (11/10/2021).

Bencana itu menyebabkan sembilan orang tewas dan 11 lainnya hilang.

Setelah hujan lebat di seluruh Filipina membanjiri desa-desa dan memicu tanah longsor, kata pihak berwenang Selasa (12/10/1021).

Badai Tropis Kompasu membasahi sebagian besar pulau terpadat di Luzon pada Senin (11/10/2021).

Badai yang menyapu negara kepulauan itu menuju Laut Cina Selatan, lansir AFP, Selasa (12/10/2021).

Empat orang tewas akibat tanah longsor di Provinsi pegunungan Benguet yang terkurung daratan.

Baca juga: Internet Seluruh Dunia Terjadi Gangguan, Ternyata Badai Matahari Penyebabnya

Kemudian, satu orang tenggelam di provinsi pesisir Cagayan, kata badan bencana nasional.

Sementara, tujuh orang hilang di Pulau Luzon.

“Sebelas kotamadya terendam banjir, tapi pagi ini sudah surut,” kata petugas informasi provinsi Cagayan, Rogelio Sending.

Jalan raya dan jembatan utama terendam banjir, katanya, tetapi air sudah surut.

Badai itu mengintensifkan musim baratdaya, memicu banjir bandang di sebuah desa di provinsi pulau barat Palawan.

Menyebabkan empat orang tewas dan jumlah yang sama hilang.

Baca juga: Disapu Badai, Kapal Nelayan Aceh Barat Terpaksa Ditenggelamkan, Tak Bisa Lagi Ditarik ke Daratan

“Sekitar tujuh hingga delapan desa masih terendam banjir," kata Earl Timbancaya, petugas penanggulangan bencana di kota Puerto Princesa di Palawan.

"Banjir akibat drainase tersumbat atau kurangnya drainase, tapi hujan sudah mereda,” tambahnya.

Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun.

Biasanya menyapu bersih panen, rumah dan infrastruktur di daerah yang sudah miskin.

Karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem.(*)

Baca juga: Kecepatan Angin Capai 209 Km/Jam, Louisiana Porak-Poranda Diterjang Badai

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved