Berita Bener Meriah
Ratusan Pelajar Bener Meriah Ramai-ramai Berburu & Mencari Ikan di Hutan Samar Kilang, Ini Tujuannya
Reriah Rerio ini bertemakan “Melalui Games Tradisional Gayo Mewujudkan Pariwisata Budaya dan Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Ketahanan Budaya".
Penulis: Budi Fatria | Editor: Saifullah
Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Ratusan pelajar di Kabupaten Bener Meriah mengikuti perlombaan Mungaro dan Begule (berburu dan mencari ikan) di hutan kawasan Samarkilang, Kecamatan Syiah Utama, kabupaten setempat.
Perlombaan Reriah Rerio ini bertemakan “Melalui Games Tradisional Gayo Mewujudkan Pariwisata Budaya dan Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Ketahanan Budaya”.
Sedangkan peserta berasal dari kalangan pelajar yang tersebar dari 18 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-kabupaten berhawa sejuk itu.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, sejak 15-17 Oktober 2021, yang diselenggarakan oleh Sanggar Gayo Symphony bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Ketua Sanggar Gayo Symphony, Edy Ranggayoni dalam rilis yang diterima Serambinews.com, Minggu (17/10/2021), mengatakan, perlombaan Reriah Rerio ini dipandu langsung oleh pawing (pawang) ahli Mungaro dan Begule.
“Jadi tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkan sifat-sifat kepemimpinan, bukan hanya dipimpin tapi juga bisa dipimpin,” ujarnya.
Baca juga: Kegiatan Reriah Rerio Bener Meriah Ditandai dengan Munyeluk Upuh Kerung
Menurutnya, dalam sebuah Mungaro, jika anggotanya tidak patuh terhadap strategi yang disampaikan oleh pawing (pawang), maka hasil buruan dipastikan tidak akan diperoleh.
“Jadi seperti yang sampaikan tadi, dalam memburu atau Mungaro, harus bisa memimpin dan dipimpin untuk memperoleh hasil Mungaro yang maksimal,” sebutnya.
Demikian juga, sebut dia, melalui kegiatan ini, peserta dapat mengembangkan kemampuan kreatifitas, inovasi, dan dapat bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan dilakukan secara budaya.
“Artinya, para pawing (pawang) dan pendamping kelompok akan mentransfer pengetahuannya secara tradisional kepada peserta secara langsung di lapangan,” katanya.
Sementara itu, Plt Bupati Bener Meriah, Dailami dalam pidato penutupan menyampaikan bahwa Mungaro dan Begule merupakan simbol kebersamaan.
“Ini merupakan warisan nenek moyang kita dalam memenuhi kebutuhan, jadi harus kita pegang teguh. Secara filosofinya, kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama menjadi mudah dan dapat diselesaikan,” ujar Dailami.
Baca juga: Sedang Berlangsung, Hujan Kopi Gayo di Taman Budaya Gayo Arboretum Bener Meriah
Dirinya berharap kepada peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat menjadi pelajaran penting.
Sehingga warisan Sara Sepeden, Sara Tamunen, dan Sara Loloten (istilah bahasa Gayo), dapat diaplikasikan dalam membangun daerah.
Ia mengatakan, kegiatan Reriah dan Rerio tersebut dapat diagendakan setiap tahun di Samar Kilang untuk membangun wisata di tanah pejuang itu.
“Samar Kilang merupakan surga tersembunyi yang perlu kita gali potensinya.
Banyak wisata yang wajib kita kembangkan. Saya ucapkan terima kasih telah menggelar kegiatan ini dengan sukses,” demikian Plt Bupati Bener Meriah, Dailami.(*)
