Berita Subulussalam

Raih Juara Umum di MQK II Aceh, Pemko Subulussalam Gelar Penyambutan di Perbatasan

Kafilah Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) II Aceh Tahun 2021 Kota Subulussalam, Senin (18/10/201 mendapat sambutan meriah dari pemerintah setempat

Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Wali Kota Subulussalam H Affan Alfian Bintang SE 

MQK yang digagas Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh itu ditutup Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, yang diwakili Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistimewaan Aceh, SDM, dan Hubungan Kerja Sama, Drs Bukhari MM, tadi malam.

Bukhari saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Aceh mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para ulama, abu-abu, teungku-teungku, dan pimpinan dayah yang dengan tanpa mengenal lelah sudah mendidik dan mencetak santri Aceh yang berkualitas.

Terima kasih dan apresiasi juga disampaikan kepada seluruh jajaran yang terlibat serta mendukung dan menyukseskan kegiatan tersebut.

Pihak dimaksud antara lain panitia, dewan hakim, kafilah dari 20 kabupaten/kota, peserta santriwan dan santriwati), pimpinan daerah, dan ulama.

“Alhamdulillah, kita baru saja merampungkan sebuah syiar dalam membumikan Islam di Serambi Mekkah ini.

Musabaqah Qiraatil Kutub Kedua Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2021 akhirnya sudah selesai dilaksanakan dengan sukses,” ujarnya.

Gubernur berpesan, prestasi yang didapatkan para santri pada MQK II ini bisa dijadikan motivasi untuk lebih mendorong dan meningkatkan kecintaan mereka terhadap ilmu agama.

“Bagi anak-anak kami yang belum mendapatkan juara, jadikan musabaqah kali ini sebagai pengalaman berharga. Maka dari itu, janganlah berkecil hati.

Tetaplah giat berlatih serta terus meningkatkan kemampuan membaca dan memahami kitab-kitab turats. Semoga di MQK selanjutnya, anak- anak kami mampu menjadi lebih baik,” jelas Gubernur.

Baca juga: VIDEO UAS: Para Gubernur, Bupati dan Wali Kota Studi Bandinglah ke Kota Subulussalam

Ia menilai, kitab turats atau kitab kuning sejak dulu menjadi bagian integral dari tradisi keilmuwan di dayah.

Kitab ini menjadi penghubung antarulama dalam rantai penyebaran pengetahuan keislaman. Di dalamnya, sambung Bukhari, terkandung beragam pengetahuan.

Tidak hanya tentang hukum-hukum, tapi juga membicarakan sejarah kehidupan para nabi, para ulama, dan lain sebagainya.

“Di tengah derasnya arus informasi belakangan ini, terlihat adanya trend penurunan mengkaji kitab kuning.

Ke depan, hal ini bisa berefek pada makin berkurangnya generasi Aceh yang menguasai literatur keislaman khas tersebut.

Karena itu, melalui musabaqah ini kita gaungkan kembali minat membaca dan mengkaji kitab kuning di kalangan santri,” ajak dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved