Puluhan Warga Pidie Keracunan Makanan, Dua Masih Dirawat
Puluhan warga mengalami keracunan massal diduga setelah menyantap kenduri Maulid di Gampong Cebrek, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie
SIGLI - Puluhan warga mengalami keracunan massal diduga setelah menyantap kenduri Maulid di Gampong Cebrek, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, pada Selasa (19/10/2021) sore sekitar pukul 17.00 WIB. Menurut data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie, warga yang keracunan 46 orang. Dari jumlah itu, 16 orang harus dilarikan ke RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli, dan tiga rumah sakit swasta di Pidie. Hingga Rabu (20/10/2021), dua korban masih dirawat di RSUD Tgk Chik Di Tiro, sedangkan sisanya sudah sembuh dan dibolehkan pulang.
Korban keracunan itu adalah warga Gampong Cebrek dan Gampong Cot Teungoh, Kecamatan Pidie.
Rahmad Mauliza (9), warga Gampong Cebrek saat ditanyai Serambi di RSUD Tgk Chik Di Tiro, Rabu (20/10/2021), mengatakan, keracunan itu terjadi saat ia makan tauco dan tempe dalam nasi kotak pada kenduri Maulid di Meunasah Gampong Cebrek.
Nasi kotak itu dibawa pulang Rahmad untuk dimakan di rumahnya. "Setelah saya makan tauco dan tempe dalam nasi kotak itu, tiba-tiba saya sakit perut dan muntah-muntah. Saat ini, saya masih sakit perut dan lemas. Saya ingin pulang," ujar Rahmad.
Kapolres Pidie, AKBP Padli SIK MH, melalui Kasat Reskrim, Iptu Muhammad Riza SE SH, kepada Serambi, Rabu (20/10/2021) mengatakan, barang-bukti berupa sisa nasi kotak dan sisa sampel muntah korban sudah dibawa petugas Dinkes Pidie.
Ia menjelaskan, pada pukul 21.00 WIB, warga yang keracunan masih dibawa ke rumah sakit. Tapi, pada pukul 22.00 WIB, situasi warga Gampong Cebrek sudah kondusif. Tidak ada penambahan warga yang mengalami keracunan. Saat itu, staf Puskesmas Simpang Tiga bersama Muspika setempat tetap standby di meunasah Gampong Cebrek. Bahkan, dua mobil ambulans Public Safety Center (PSC) Dinkes Pidie, guna mengantisipasi jika ada lagi warga yang keracunan.
Kasat Reskrim menyebutkan, 16 warga yang keracunan sempat dirawat di rumah sakit. Sembilan korban dirawat di RSUD Tgk Chik Di Tiro. Mereka adalah Armiza Wati (35), Mauliza (11), Rahmad Mauliza (9), Khalidah (34), Nurasiah (43), M Alfisyah (13), dan Izzatul Khaira (12), yang semuanya warga Gampong Cebrek, serta Utya Farhuna dan Sisya Farhuna, warga Gampong Cot Teungoh.
Kemudian, dua korban yaitu Rina Aidil Fitri (23) dan Fajar (20), warga Gampong Cebrek dirawat di RSU Mufid Sigli, satu korban atas nama Raisa Elfanita (3), warga Gampong Cebrek, dirawat di RS Citra Husada, serta empat lain yang juga warga Gampong Cebrek dirawat di Bidan Eriana, Blang Paseh. Mereka adalah Tiara Natasya (2), Sultan (11), Nayatun (9), dan Rubiani (36).
Sebelumnya, Camat Simpang Tiga, Firman Maulana SSTP MAP, kepada Serambi, Selasa (19/10/2021) mengatakan, warga mengalami keracunan diduga setelah makan kenduri Maulid di meunasah Gampong Cebrek.
Namun, warga mengalami muntah-muntah dan sakit perut pada waktu yang berbeda. Artinya, gejala itu timbul ketika warga makan kenduri. "Ada warga yang muntah-muntah pada pukul 12.00 WIB dan ada juga pukul 14.00 WIB. Jadi, waktu kejadiannya bervariasi," jelas Camat.
Kadis Kesehatan Pidie, dr Arika Husnayanti SpOG (K) kepada Serambi, Rabu (20/10/2021), menjelaskan, warga yang mengalami keracunan itu sempat mengalami muntah-muntah, pusing, dan sakit perut, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit.
Menurutnya, hanya 16 warga yang harus dirawat di rumah sakit. Rinciannya, lima balita, satu ibu hamil, serta sisanya anak-anak, remaja, dan orang dewasa. "Saat ini, sebagian warga sudah sembuh dana dibolehkan pulang ke rumah masing-masing. Tidak ada korban keracunan yang meninggal dunia," jelas Arika.
Ariska menyebutkan, pihaknya sudah mengambil sampel nasi dan lauk pauk yang dikemas dalam kotak serta dikirim ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banda Aceh. Namun, nasi kotak yang dimakan warga tersebut bukan berasal dari satu rumah makan. "Ada beberapa rumah makan yang diorder nasi kotak. Kita baru tahu penyebab pasti keracunan itu setelah keluar hasil uji lab dari BBPOM Banda Aceh," ungkapnya.
Terpisah, Wadir Pelayanan Bidang Pelayanan RSUD Tgk Chik Di Tiro, dr Kamaruzzaman MKes, kepada Serambi, kemarin, mengatakan, saat ini hanya dua pasien keracunan yang masih dirawat di rumah sakit tersebut karena mereka masih lemas dan sakit perut. Sementara pasien lain, menurut Kamaruzzaman, sudah sembuh dan dibolehkan pulang ke rumah. "Untuk kedua pasien ini kita perkirakan hanya butuh perawatan sekitar dua hari lagi, dan setelah itu juga sudah bisa pulang," pungkasnya. (naz)