Berita Bireuen
Disdikbud Bireuen Rencanakan Satu Hari Wajib Berbahasa Aceh di Sekolah
Selain itu, juga ada pelajaran muatan lokal berbahasa Aceh dan hari berbahasa Aceh disesuaikan dengan jam pelajaran muatan lokal.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Saifullah
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bireuen pada semester baru tahun 2022, merencanakan dan menginstruksikan semua sekolah jenjang SD dan SMP untuk menerapkan satu hari wajib berbahasa Aceh bagi siswa dan guru di sekolahnya.
Hal itu dikemukakan Kadisdikbud Bireuen, Muhammad Al Muttaqin, MPd saat membuka Training of Trainer (TOT) Seniman Berkarya 2021, Kamis (21/10/2021).
"Sebagai tanggung jawab kebudayaan dan seni, tahun depan semua sekolah diwajibkan satu hari dalam satu minggu guru dan siswa berbicara dengan bahasa Aceh dalam berinteraksi sesama siswa maupun dengan guru," ujarnya.
Selain itu, juga ada pelajaran muatan lokal berbahasa Aceh dan hari berbahasa Aceh disesuaikan dengan jam pelajaran muatan lokal.
Sedangkan dalam penyampaian materi pelajaran yang bukan muatan lokal, tetap dengan bahasa Indonesia sebagaimana lazimnya.
"Sekarang sedang dimatangkan rencana tersebut dan kita mengharapkan masukan sehingga
terlaksana dengan baik," harapnya.
Baca juga: VIDEO POPULER BAHASA ACEH Bungong Jeumpa di PON Papua, Medali Emas dan UAS Menyelam di Pulau Banyak
Baca juga: VIDEO Treeutt Wiee, Begini Gaya Kocak Fazzil Amri Ajarkan Bahasa Aceh di Kanada
Baca juga: VIDEO - Tiga Pesan Penting dari Kanada, Latih Bahasa Inggris Lestarikan Bahasa Aceh
Selain rencana berbahasa Aceh, tambah Al Muttaqin, ada program kunjungan seniman atau ‘Seniman Saweu Sikula’ dengan agenda memberi materi dan pengenalan seni budaya di Aceh.
"Bireuen ini banyak memiliki talenta seni, sehingga bisa kita transformasi kepada anak-anak," kata Kadisdikbud.
Tujuan utama memperkenalkan seni budaya kepada anak-anak adalah agar dapat membudayakan keseharian anak dengan seni.
"Meskipun anak tidak bisa menari, tetapi dia tahu apa itu seudati, ranup lampuan, ratoeh jaroe
dan lainnya," terang Muhammad Al Muttaqin.(*)