Luar Negeri
Setelah Ditangkap, Gembong Narkoba Kolombia Dairo Antonio Usuga akan Diekstradisi ke Amerika
Mengutip BBC, AS menyebut Otoniel telah mengimpor setidaknya 73 metrik ton kokain ke negara itu antara tahun 2003 dan 2014.
SERAMBINEWS.COM - Kolombia mengumumkan gembong narkoba yang paling dicari di negara itu, Dairo Antonio Usuga akan diekstradisi ke Amerika Serikat (AS).
Dairo Antonio Usuga, atau yang dikenal sebagai Otoniel, ditangkap pada operasi gabungan tentara, angkatan udara dan polisi pada hari Sabtu (23/10/2021).
Otoniel merupakan pemimpin geng kriminal terbesar di Kolombia dan telah berada di daftar paling dicari Badan Penegakan Narkoba AS selama bertahun-tahun.
Mengutip BBC, AS menyebut Otoniel telah mengimpor setidaknya 73 metrik ton kokain ke negara itu antara tahun 2003 dan 2014.
Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano mengatakan kepada surat kabar El Tiempo bahwa langkah selanjutnya bagi para pejabat adalah mematuhi perintah ekstradisi AS.
Pihak berwenang kini telah membawa Otoniel ke sebuah pangkalan militer di ibu kota Bogotá menjelang ekstradisinya.
Kronologi Penangkapan
Otoniel ditangkap di tempat persembunyiannya di sebuah pedesaan di provinsi Antioquia di barat laut Kolombia, dekat perbatasan dengan Panama pada Sabtu (23/10/2021).
Operasi melibatkan 500 tentara yang didukung oleh 22 helikopter.
Otoniel telah menggunakan jaringan rumah persembunyian pedesaan untuk bergerak dan menghindari pihak berwenang.
Angkatan Darat Kolombia mengawal gembong narkoba paling dicari di Kolombia, Dairo Antonio Usuga (tengah) alias 'Otoniel', setelah penangkapannya di Bogotá. (AFP)
Dia tidak menggunakan telepon, melainkan mengandalkan kurir untuk komunikasi.
Sebelumnya, polisi telah menemukan kasur ortopedi khusus untuk Otoniel di rumah-rumah, karena ia menderita sakit punggung akibat herniated disc.
Kepala polisi Jorge Vargas mengatakan gembong narkoba itu takut ditangkap, "tidak pernah mendekati daerah berpenghuni".
Tapi El Tiempo melaporkan bahwa pihak berwenang berhasil menentukan lokasi di mana dia akhirnya ditangkap dua minggu lalu.
Kepala Vargas mengatakan gerakannya dilacak oleh lebih dari 50 ahli sinyal intelijen menggunakan citra satelit.