Berita Bisnis
Premium ‘Menghilang’ di SPBU, DPRA Sesalkan Kebijakan Pertamina Cabut BBM Subsidi Tanpa Sosialisasi
Bahkan, petugas SPBU mengaku bahan bakar subsidi tersebut, sudah sejak satu bulan terakhir mulai dihentikan pendistribusiannya oleh PT Pertamina.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Saifullah
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota Komisi III DPR Aceh, Asrizal H Asnawi menyesalkan kebijakan PT Pertamina yang mulai mencabut pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Aceh.
Ia mengaku menerima pengaduan dari masyarakat, terutama para nelayan kecil tentang sulitnya memperoleh BBM jenis Premium di SPBU.
Bahkan, petugas SPBU mengaku bahan bakar subsidi tersebut, sudah sejak satu bulan terakhir mulai dihentikan pendistribusiannya oleh PT Pertamina.
"Ini kenapa bisa terjadi. Pertamina sepertinya tanpa sosialisasi mulai hentikan peredaran Premium di SPBU seluruh Aceh sehingga menyulitkan masyarakat," sebut Asrizal melalui keterangan tertulis yang diterima Serambinews.com, Selasa (2/11/2021).
Politisi PAN Aceh ini mengatakan, apabila Premium tidak lagi diedarkan di SPBU, maka yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat dan nelayan kecil.
Sebab, mereka ada yang menggunakan mobil untuk usaha, dan nelayan dengan boat kecil menggunakan Premium sebagai bahan bakarnya.
Baca juga: Pemerintah Berencana Hapus BBM Premium, Pertalite Jadi Penggantinnya
Solusi lain, menggunakan Pertamax yang harganya tidak sanggup dibeli para nelayan tradisional tersebut.
Sementara, mesin boat nelayan itu tidak bisa beroperasi dengan baik apabila menggunakan BBM jenis Pertalite.
Asrizal menyebutkan, dirinya juga mendapat informasi dari petugas SPBU bahwa Pertamina tidak memberikan pendistribusian Premium, ketika pihak SPBU ingin menebus atau membeli bahan bakar tersebut.
"Nah ini aneh. Harusnya ada sosialisasi atau pemberitahuan dari Pertamina. Bila ingin mencabut BBM subsidi atau terjadi kenaikan harga BBM, maka pemerintah mengumumkannya,” papar dia.
“Kenapa ini dihentikan pendistribusian tanpa ada warning atau pemberitahuannya," tanya legislator asal Aceh Tamiang itu.
Ironisnya, ketersediaan Pertalite khusus dengan harga murah Rp 7.600 per liter, juga setali tiga uang dengan tidak lagi beredarnya Premium. Kondisi ini sangat menyulitkan masyarakat kelas bawah.
Baca juga: VIDEO Peralihan BBM Premium ke Pertalite Lancar di Aceh, Keluhan Para Sopir: Pertalite Sering Kosong
"Saya dapat info, di wilayah Sumatera Utara masih ada pendistribusian Premium di SPBU dan Pertalite Khusus,” ungkapnya .
“Kenapa di Aceh tidak lagi ada pendistribusiannya, Pertamina harus bertanggung jawab atas hal ini," tukasnya.