Berita Banda Aceh

Harga TBS Sawit di Aceh Terus Melonjak Capai Rp 3.100/Kg

Petani kelapa sawit di Aceh dan daerah lainnya di Indonesia saat ini sedang gembira, menikmati harga TBS sawitnya yang terus meningkat cukup tinggi

Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/ SENI HENDRI
Foto Ilustrasi - Pekerja sedang menimbang buah sawit yang dibeli dari petani di Desa Panton Rayeuk M Keude Geurubak, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, Minggu (8/11/2020). 

Harga ditingkat penyalurnya saat ini sudah mencapai Rp 17.500/Kg dan pengecer sekitar Rp 19.000 – Rp 20.000/Kg.

Kenaikan harga CPO dan besarnya permintaan pasar ekspor CPO di pasaran dunia, kata Fadli, hendaknya menjadi momen bagi Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengajak PKS yang ada di Aceh, mengekspor CPO nya jangan lagi melalui Pelabuhan di luar Aceh, melainkan gunakan Pelabuhan Laut lokal yang ada di Aceh.

Misalnya Pelabuhan Krueng Geukueh, Lhokseumawe yang selama ini sudah digunakan PT Karya Tanah Subur (KTS) untuk mengekspor CPO nya ke India, Singapura dan Cina.

Selain itu, Pelabuhan Laut Calang, Aceh Jaya. Pelabuhan Laut Kuala Langsa dan Pelabuhan Laut Krueng Raya, Aceh Besar.

Baca juga: Ayo Segera Vaksin, Polres Aceh Utara Siapkan 8 Tiket Umrah Bagi Warga yang Divaksin, Begini Caranya

Banyak PKS yang memiliki areal kebun di Aceh, belum mengekspor CPO nya melalui Pelabuhan Lokal.

Keuntungan PKS mengekspor CPO nya melalui Pelabuhan Lokal, kata Fadli, pengutan dana replanting/PSR (peremajaan sawit rakyat) yang terdapat dalam pengutan penjualan CPO ke luar negeri, bisa dikembalikan ke Aceh, untuk peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat yang sudah tua, diganti dengan tanaman muda yang berkualitas.

Program replanting/PSR yang dibuat Dirjenbun Kementan itu, tujuannya agar produktivitas TBS dan CPO nasional tetap tinggi, sehingga lonjakan permintaan CPO untuk bahan bakar bio solar dan permintaan  CPO di pasar luar negeri bisa terus dipenuhi, dengan pelaksanaan peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat.

Kakanwil Bea Cukai Aceh, Dr Safuadi, pernah mempublis volume ekspor CPO Aceh tahun 2021 ini dari Januari – September 2021 yang dilakukan dari Pelabuhan Krueng Geukuh, Lhokseumawe, volumenya sudah mencapai 32.000 metrik ton.

Ekspor CPO itu dilakukan beberapa PKS yang ada di Aceh, diantaranya  oleh PT Karya Tanah Subur, dari Aceh Barat. Dari ekspor CPO sebanyak itu,  menghasilkan bea ekspor senilai Rp 46,4 miliar masuk ke kas negara.

Baca juga: Juara STQH Nasional Terima Bonus dari Pemerintah Aceh

Selanjutnya dana peremajaan kelapa sawit rakyat(PSR)  senilai Rp 103 miliar masuk ke kas negara dan nilai ekspornya senilai Rp 484,075 miliar, yang diterima pihak perusahaan pengekspor.

Ini artinya dari satu atau dua perusahaan PKS yang mengekspor CPO  melalui Pelabuhan Krueng Gerukuh Lhokseumawe dan Calang, Aceh Jaya, sudah menghasilkan penerimaan negara dan pendapatan PKS yang cukup besar, sementara di Aceh, saat ini ada 35 PKS yang beroperasi.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah SP, MP mengatakan, luas areal tanaman kelapa sawit milik perusahaan perkebunan besar di Aceh mencapai seluas  226.100,83 hektar, dengan produksi TBS sebanyak 1.809.616,57 ton dan produksi CPO sebanyak 361.923,31 ton/tahun.

Sedangkan jumlah PKS nya ada 35 unit.  Sementara luas areal perkebunan kelapa sawit milik rakyat, sementara ini ada sekitar 242.819 hektar dengan produksi TBS sebanyak 44.436 ton/tahun.

Areal perkebunan kepla sawit terluas milik rakyat ada di Nagan Raya seluas 52.145 hektar, kemudian Aceh Singkil seluas 32.452 hektar dan selanjutnya di Aceh Timur seluas 26.357 hektar.

Untuk tanaman kelapa sawit rakyat, hanya ada di 21 kabupaten/kota, Banda Aceh dan Sabang, tidak ada tanaman kelapa sawitnya.

Baca juga: VIDEO Mewahnya Kapal Tailana,Transportasi Berwisata ke Singkil-Pulau Banyak

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved