Internasional
Ribuan Warga Iran Peringati Pengepungan Kedutaan Besar AS di Teheran 1979
Ribuan warga Iran, Kamis (4/11/2021) berkumpul di jalan-jalan Teheran untuk memperingati pengepungan Kedutaan Besar AS pada 1979.
SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Ribuan warga Iran, Kamis (4/11/2021) berkumpul di jalan-jalan Teheran untuk memperingati pengepungan Kedutaan Besar AS pada 1979.
Mereka meneriakkan "Matilah Amerika" dan "Matilah Israel," dan membakar bendera Amerika dan Israel.
Pengepungan 1979 telah memicu krisis penyanderaan 444 hari dan putusnya hubungan diplomatik Iran dengan AS hingga hari ini.
Peringatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, telah lama menjadi tempat untuk menyuarakan sentimen anti-Barat.
Biasanya menarik banyak orang yang marah setiap tahun.
Tahun lalu, pihak berwenang membatalkan acara karena pandemi virus Corona yang masih berkecamuk.
Baca juga: Presiden Dewan Nasional Perlawanan Iran Kecam Rezim Teheran
Tetapi pada Kamis (4/11/2021) TV pemerintah melaporkan 800 kota di seluruh Iran menggelar demonstrasi.
Para pengunjuk rasa mengangkat patung Presiden Joe Biden yang mengenakan T-shirt bertuliskan Bintang Daud.
Tetapi, tetesan cat merah menetes dari mulutnya.
Tidak jelas apakah para demonstran mencoba untuk membuat suatu poin atau hanya mendaur ulang alat peraga lama dari parade 2019, seperti dilansir AP.
Tetapi sosok rambut oranye itu mirip dengan patung mantan Presiden Donald Trump yang digunakan pada rapat umum dua tahun lalu.
Selain itu, sejumlah warga Iran mengibarkan bendera dan mengangkat potret Jenderal Qassem Soleimani.
Seorang komandan kuat yang terbunuh pada awal Januari 2020 dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad yang diperintahkan Trump.
Sebuah bendera besar AS dikibarkan di jalan, memaksa mereka yang berbaris untuk melewatinya.
Peringatan itu menandai hari dramatis ketika demonstran mahasiswa garis keras Iran menyerbu kompleks Kedubes pada 4 November 1979.
Mereka marah pada Presiden Jimmy Carter yang mengizinkan Shah Mohammad Reza Pahlavi menerima perawatan kanker di Amerika Serikat.
Beberapa staf kedutaan melarikan diri dan bersembunyi di rumah duta besar Kanada untuk Iran.
Baca juga: Iran Tuduh Israel dan Amerika Serikat, Dalang Serangan Siber Jaringan Distribusi Bahan Bakar
Mereka melarikan diri dari negara itu dengan bantuan CIA, sebuah cerita kembali dalam film 2012 “Argo.”
Kejatuhan shah sekutu AS membuat Amerika terpaku.
Saat gambar-gambar malam sandera yang ditutup matanya diputar di televisi di seluruh negeri.
Pada akhirnya, ketika Carter meninggalkan jabatannya, semua 52 diplomat Amerika yang ditahan dibebaskan.
Ketegangan yang telah lama memanas antara AS dan Iran berkobar lagi dalam beberapa bulan terakhir ini.
Setelah Presiden ultrakonservatif Iran Ebrahim Raisi berhaluan garis keras berkuasa di setiap pemerintahan.
Iran telah meningkatkan eskalasi nuklir pada saat yang sama, memperkaya sejumlah kecil uranium dari sebelumnya ke tingkat senjata.
Sehingga, mengganggu tim inspeksi internasional terhadap situs nuklirnya .
Pada tahun 2018, Presiden Trump saat itu menarik AS dari perjanjian penting dan menjatuhkan sanksi berat.
Sebuah eskalasi yang memicu perang bayangan antara Iran dan Barat.
Dengan target pelayaran komersial dan mengguncang perairan Timur Tengah yang penting.
Laut telah menyaksikan serangkaian pembajakan dan ledakan.
Termasuk serangan pesawat tak berawak yang fatal awal tahun ini yang ditudingkan AS pada Iran.
Pada Rabu (3/11/2021), pejabat AS mengungkapkan Iran telah menyita sebuah kapal tanker minyak berbendera Vietnam di Teluk Oman bulan lalu.
Baca juga: Mantan Wapres AS Dukung Presiden Iran Dihukum, Terlibat Pembantaian Tahun 1988
Bahkan, masih menahan kapal itu di pelabuhannya.
Iran, sementara itu, menawarkan laporan yang saling bertentangan tentang apa yang terjadi.
Iran mengklaim pasukan komando Garda telah menggagalkan penyitaan AS atas sebuah kapal tanker yang membawa minyak Iran di Teluk Oman.(*)