Airlangga Hartarto

Siapkan Roadmap Hilirisasi Produk Kelapa Sawit, Indonesia Bertekad Jadi Penentu Harga CPO Global

Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah telah menyiapkan roadmap hilirisasi produk kelapa sawit agar Indonesia bisa menjadi price center

Editor: Muhammad Hadi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto 

Siapkan roadmap hilirisasi produk kelapa sawit, Indonesia bertekad jadi penentu harga CPO global

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah telah menyiapkan roadmap hilirisasi produk kelapa sawit agar Indonesia bisa menjadi price center atau penentu harga CPO global.

“Roadmap hilirisasi telah disiapkan, antara lain peningkatan produktivitas, penunjang kegiatan hilir seperti oleofood, oleokimia dan biofuel, penciptaan ekosistem, tata kelola, capacity building dan pengembangan teknologi untuk pengembangan usaha kelapa sawit,” kata Menko Airlangga dalam keterangannya yang diterima di Jakarta seperti dilansir Antara, Sabtu.

Menko Airlangga mengungkapkan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu komoditas dari sektor pertanian yang memiliki daya tahan dan yang ikut serta menopang pertumbuhan ekonomi di Q3 tahun 2021.

Baca juga: Harga TBS Sawit di Aceh Terus Melonjak Capai Rp 3.100/Kg

Industri kelapa sawit juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, pemerintah memiliki visi agar industri sawit Indonesia dapat menjadi produsen sawit terbesar dan mendorong hilirisasi atau pengembangan produk turunannya.

Dengan luasan lahan 10 persen dari total global land bank for vegetable oil, Indonesia mampu menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan menguasai 55 persen pangsa pasar minyak sawit dunia ataupun minyak nabati.

Selain itu juga mampu menghasilkan 40 persen dari total minyak nabati dunia yang sangat berperan penting dalam konteks ketahanan pangan di dunia.

Baca juga: Menko Airlangga : Perdagangan Ritel Punya Peran Penting Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

“Industri kelapa sawit berkontribusi pada ekspor nasional sebesar 15,6 persen dari total ekspor di tahun 2020.

Nilai tersebut tentu menjadi salah satu penyumbang devisa yang secara konsisten terus meningkat meskipun di masa pandemi,” ujar Airlangga.

Lebih lanjut Airlangga menuturkan bahwa luas tutupan kelapa sawit nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2019 teridentifikasi sebesar 16,38 juta hektar dengan rincian, Perkebunan Sawit Rakyat sebesar 41 persen, Perkebunan Besar Negara sebesar 6 persen dan Perkebunan Besar Swasta Nasional sebesar 53 persen.

“Data-data tersebut menunjukkan bahwa Perkebunan Sawit Rakyat punya kontribusi signifikan terhadap pengembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” ungkapnya.

Baca juga: Menko Airlangga : Semangat Kolaborasi Jadi Kunci Utama Kebangkitan Sektor Industri Asia Pasifik

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menjadi krusial sebagai upaya peningkatan produktivitas dan penguatan Sumber Daya Manusia, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Program PSR juga berkontribusi di masa pandemi COVID-19 dengan penyerapan tenaga kerja dan memunculkan juga multiplier effect yang positif di daerah.

“Program PSR merupakan program strategis nasional agar produktivitas masyarakat bisa meningkat, menjaga luasan lahan, dan lahan yang ada bisa dioptimalkan,” tutur dia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved