Berita Aceh Utara
Sudah Tiga Hari PBM di MTsN 5 Aceh Utara Terhenti, Banjir Luapan Krueng Keureuto Rendam Ruang Kelas
Sampai Sabtu (13/11/2021), proses belajar di sekolah tersebut masih terhenti, karena banjir yang merendam madrasah itu belum surut.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Proses belajar mengajar (PBM) di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 5 Aceh Utara di Desa Mee, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, sudah terhenti selama tiga hari.
Terhentinya proses pembelajaran di madrasah tersebut terjadi mulai Kamis (11/11/2021) lalu, setelah terendam banjir luapan dari Krueng Keureuto.
Sampai Sabtu (13/11/2021), proses belajar di sekolah tersebut masih terhenti, karena banjir yang merendam madrasah itu belum surut.
Bahkan, diprediksi bila terjadi hujan susulan, terhentinya proses belajar mengajar bisa lebih lama lagi.
Berdasarkan catatan Serambinews.com, madrasah tersebut didirikan pda tahun 1975, di Desa Keude Matangkuli.
Saat itu, madrasah tersebut berstatus swasta dan hanya memiliki tiga ruang kelas berkonstruksi kayu.
Baca juga: Rumah Janda 3 Anak di Aceh Utara Rusak Diterjang Banjir Luapan Krueng Keureuto dan Krueng Pase
Kemudian pada tahun 1995, sekolah itu dinegerikan dan mulai beraktivitas di gedung yang saat ini ditempati.
Sejak tahun 2000-an, sampai sekarang madrasah tersebut tak pernah absen terendam banjir, bila banjir menggenangi kawasan Kecamatan Matangkuli dan sekitarnya.
Pasalnya, lokasi madrasah tersebut berada dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Keureutoe.
Sehingga ketika air meluap dari sungai, langsung merendam madrasah itu duluan sebelum menggenagni permukiman warga.
Sebaliknya, ketika air mulai surut di pemukiman warga yang dekat dengan madrasah tersebut, tapi banjir masih merendam halaman MTsN 5 Aceh Utara.
Itu karena halaman madrasah tersebut lebih rendah dibandingkan permukaan jalan, sehingga menjadi ‘tempat penampungan air’ dari pemukiman warga.
Baca juga: Krueng Keureuto Meluap, Lima Desa di Aceh Utara Kembali Terendam Banjir
“Ya, proses belajar mengajar sudah tiga hari terhenti, karena ruangan belajar terendam air dengan ketinggian capai 30 centimeter,” kata Kepala MTsN 5 Aceh Utara, Abdullah Is, SPd kepada Serambinews.com, Sabtu (13/11/2021).
Menurut Kepala MTsN 5 Aceh Utara, air mulai masuk ke ruang belajar pada Rabu (10/11) siang, sehingga proses belajar mengajar pada hari itu hanya berlangsung setengah hari.
“Dari 16 ruang kelas, hanya enam ruangan baru yang terendam,” sebut. Dari enam ruangan itu, empat digunakan sebagai tempat belajar, kemudian dua lagi, untuk lab dan pustaka.
Ditambahkan, dirinya belum bisa memastikan kapan proses belajar mengajar dapat dilangsungkan.
Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, meskipun daerah lain sudah surut total, tapi di halaman sekolah tersebut masih tetap terendam.
“Kondisi seperti ini sudah dari 10 tahun lamanya, karena pondasi ruang belajar rendah,” tukas Abdullah Is.
Baca juga: Ratusan Rumah di Aceh Utara Sudah Tiga Hari Terendam Banjir
Disebutkannya, jumlah pelajar saat ini di madrasah itu dari sembilan rombongan belajar, mencapai 179 pelajar. Masing-masing kelas satu, dua dan tiga, itu tiga rombongan belajar.
“Jadi ada 179 pelajar yang tak bisa sekolah selama tiga hari ini, karena ruangan masih terendam,” ujar Abdullah is.
Kepala MTsN 5 melanjutkan, untuk dapat mengatasi agar sekolah tersebut tak terendam saat banjir, hanya dengan menimbun halaman.
Kemudian meninggikan pondasi sembilan ruang belajar yang lama, sekitar satu meter lebih.
Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka madrasah itu akan terus terendam setiap saat kalau air meluap dari Sungai Keureuto.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Aceh Utara, Sejumlah Desa Terendam, Rumah dan Tempat Usaha Warga Rusak
“Ketika banjir seperti ini, bukan hanya pelajar yang tak sekolah, tapi fasilitas seperti mobiler juga ikut rusak,” pungkas Abdullah Is.(*)