Berita Pidie
Sedih, Warga Pulo Mesjid II Telah Puluhan Tahun Antar Jenazah Arungi Krueng Inong Tangse Pidie
Tepatnya Sungai Krueng Inong, seiring tidak adanya jembatan di gampong tersebut.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Mursal Ismail
Tepatnya Sungai Krueng Inong, seiring tidak adanya jembatan di gampong tersebut.
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Warga Gampong Pulo Mesjid II, Kecamatan Tangse, Pidie, Sabtu (13/11/2021), mengantar jenazah Muhammad Aidil Fitra (16) harus mengarungi aliran sungai.
Tepatnya Sungai Krueng Inong, seiring tidak adanya jembatan di gampong tersebut.
Jenazah diantar warga ke lokasi kuburan umum di gampong tersebut dengan menembus air sejauh 30 meter.
Kondisi aliran Sungai Krueng Inong sangat mengerikan jika tiba-tiba diterjang air bah.
Namun, belum pernah kejadian jenazah terbawa arus Sungai Krueng Inong, kendati saat air sungai deras.
Baca juga: 200 Meter Panjang Sawah Blang Pante Surga Geumpang Pidie Hilang Digerus Erosi Sungai Inong
"Warga Gampong Pulo Mesjid II telah puluhan tahun antar jenazah dengan mengarungi aliran Krueng Inong," kata Sekretaris Gampong Pulo.Mesjid II, Syahril, kepada Serambinews.com, Minggu (14/11/2021).
Ia menjelaskan, kondisi menyedihkan dirasakan warga saat terjadi banjir melanda Tangse, sehingga menyebabkan Krueng Inong melimpah air.
Sebab, kedalaman Krueng Inong setinggi pinggang orang dewasa. Pun demikian, warga harus mengarungi Krueng Inong untuk mengantar jenazah dengan ekstra hati-hati.
Saat itu, sebut Syahril, sebagian warga yang mengantar jenazah harus membuat pagar betis untuk menahan lajunya tekanan air yang kuat.
Karena, jika tidak warga yang membawa jenazah bisa terseret arus air Krueng Inong.
"Jika pada malam hari warga harus membawa genset sebagai penerang saat menyeberangi sungai," jelas Syahril.
Menurutnya, warga Gampong Pulo Mesjid II dengan jumlah penduduk sekitar 700 jiwa dengan 225 kepala keluarga (KK) sangat mengharapkan dibangun Pemkab Pidie satu jembatan gantung sepanjang 25 meter, guna sebagai sarana penyeberangan warga mengantar jenazah dan pergi ke kebun.
"Di kawasan kuburan umum itu juga banyak kebun warga. Jadi bukan untuk keperluan sarana mengantar jenazah, tapi untuk warga mengangkut hasil kebun dijual ke kecamatan," ujarnya.
Mengenai dibangunnya satu jembatan gantung, kata Syahril, sudah pernah dilaporkan kepada Wakil Bupati Pidie dan dinas, tapi sampai kini belum ada realisasinya. (*)