Parahnya Kemiskinan di Negara Ini, Uang Dollar Robek Jadi Rebutan, Ternyata Digunakan Untuk Ini

Bahkan beberapa negara terjerat Hiperinflasi sehingga harus memberi barang dengan nominal uang tak masuk akal.

Editor: Faisal Zamzami
The Guardian
Uang Dollar kusut jadi barang buruan di Zimbabwe 

"Tapi di Zimbabwe, itu hanya teori. Kami memiliki cara kami sendiri untuk mendapatkan uang baru. Kami membeli dolar AS yang sobek dengan harga sekitar 1/2 nilai sebenarnya. Yang kami butuhkan hanyalah nomor seri dan cetakan pada uang itu masih relatif jelas," kata Kasani.

Baca juga: Kisah Pemuda Alami Kecelakaan Jelang Menikah hingga Cacat, Minta Calon Istri Cari Pria Lain

Baca juga: Kisah Tukang Becak Diwarisi Harta Oleh Mantan Majikan hingga Rp 2 Miliar, Terungkap Alasannya

Pekerjaan membeli sobekan dolar AS membantu Kasani menghidupi keluarganya dengan empat anak setelah ia menjadi pengangguran dua tahun lalu.

"Saya adalah salah satu orang pertama yang bekerja sebagai kolektor pecahan dolar AS di kota ini. Namun, saat ini saya bersaing dengan beberapa pesaing. Melakukan pekerjaan ini harus cepat dan bergengsi," kata Kasani.

Pada tahun 2019, pemerintah Zimbabwe berusaha membawa dolar Zimbabwe kembali ke pasar tetapi gagal.

Saat itu, transaksi orang dalam dolar AS juga dilarang.

Namun, saat ini, dolar Zimbabwe hampir sepenuhnya dihilangkan oleh pasar negara itu karena hiperinflasi yang berkepanjangan.

Pada awal tahun 2020, pemerintah Zimbabwe terpaksa mengizinkan orang untuk membelanjakan dolar AS alih-alih uang yang dicetak di negara itu.

Dalam konteks dolar Zimbabwe terancam mati akibat hiperinflasi, banyak ekonom dan pedagang di negara ini meminta pemerintah menerima dolar AS sebagai satu-satunya saluran pembayaran.

Namun, Menteri Keuangan Zimbabwe, Mthuli Ncube, menolak kemungkinan ini.

“Kami tidak bisa menggunakan mata uang negara lain sebagai mata uang resmi. Dengan demikian, ekonomi Zimbabwe akan menjadi sepenuhnya tergantung pada negara asing. Ini seperti bunuh diri," kata Ncube.

Menurut Otoritas Statistik Zimbabwe, tingkat inflasi negara itu telah turun dari 840% pada Juli tahun lalu menjadi 50% pada Agustus tahun ini.

Namun, pada bulan Oktober, indeks inflasi di Zimbabwe meningkat menjadi 54% dan diperkirakan akan terus meningkat ketika perekonomian dunia menghadapi banyak kesulitan akibat wabah Covid-19.

Baca juga: Kisah Menes, Raja Firaun Mesir Pertama yang Berakhir Tragis di Tangan Hewan Titisan Dewa

Baca juga: Hendak Bacok Seorang Nenek, Mantan Narapidana Tewas Dikeroyok Warga

Baca juga: Pengumuman Hasil Seleksi Calon Komisioner KKR Aceh Periode 2021 - 2026

Intisari: Kemiskinan Mendarah Daging di Negara Ini, Uang Dollar Kusut dan Robek Sampai Jadi Rebutan, Ternyata Digunakan Untuk Tujuan Ilegal Ini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved