Internasional
PBB Peringatkan Somalia Hadapi Kekeringan Parah, Dua Juta Orang Terancam Kelaparan
Somalia, negara miskin di Afrika terancam menghadapi kekeringan parah. Kekeringan telah menyebabkan lebih dari dua juta orang terancam kelaparan.
SERAMBINEWS.COM, MOGADISHU - Somalia, negara miskin di Afrika terancam menghadapi kekeringan parah.
Kekeringan telah menyebabkan lebih dari dua juta orang terancam kelaparan.
Karena mengalami kekurangan makanan dan air yang parah.
Dilansir AP, Jumat (19/11/2021) PBB memperingatkan musim keempat berturut-turut dari curah hujan yang buruk di negara yang dilanda konflik itu bisa menjadi bencana.
"Sekitar 2,3 juta orang di 57 dari 74 distrik kekurangan air, makanan dan padang rumput kering," kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCA).
Negara di Tanduk Afrika itu berada di ambang musim hujan yang gagal keempat berturut-turut.
Baca juga: Somalia Hukum Mati Dua Tentara Uganda, Terbukti Membunuh Tujuh Warga Sipil
Situasi mengerikan telah memaksa hampir 100.000 orang meninggalkan rumah untuk mencari makanan, air, dan padang rumput untuk ternak.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, bencana alam, bukan konflik telah menjadi pendorong utama pengungsian di Somalia.
Sebuah negara yang dilanda perang yang menempati peringkat paling rentan di dunia terhadap perubahan iklim.
"Badai yang sempurna sedang terjadi di Somalia," kata Adam Abdelmoula, residen PBB dan koordinator kemanusiaan untuk negara itu.
Dia menyerukan tindakan segera untuk mencegah kondisi kelaparan terjadi.
Baca juga: Iran Jadikan Milisi Houthi Yaman Sebagai Penyelundup Senjata ke Somalia
Menteri Urusan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana Somalia Khadija Diriye memperingatkan keluarga bisa mati kelaparan.
Dia menambah peternak terancam kehilangan ternak dan semakin terjerumus ke dalam kemiskinan.
"Saya sangat khawatir tentang anak-anak, wanita, orang tua dan orang cacat yang terus menanggung beban krisis kemanusiaan Somalia," katanya.
Hujan yang gagal dan banjir telah menyebabkan kegagalan panen yang meluas.
Bahkan, tekanan yang menumpuk pada komunitas yang bergantung pada ternak di Kenya dan Sudan Selatan tahun ini.
Badan pengungsi PBB (UNHCR) bulan lalu menggambarkan banjir Sudan Selatan sebagai yang terburuk sejak tahun 1962 akibat perubahan iklim.(*)
Baca juga: Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Somalia Tewaskan 8 Orang, Termasuk Ibu dan Dua Anak