Berita Banda Aceh

Alhudri Sebut Untuk Lakanakan Program Sekolah Penggerak Perlu Kolaborasi Pemangku Pendidikan

“Untuk melaksanakannya tidak boleh sepotong-sepotong, melainkan bergerak serentak dimulai dari hulu sampai hilirnya dan tidak saling menyalahkan...

Penulis: Herianto | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Kadisdik Aceh, Drs Alhudri MM. 

“Untuk melaksanakannya tidak boleh sepotong-sepotong, melainkan bergerak serentak  dimulai dari hulu sampai hilirnya dan tidak saling menyalahkan antara satu dengan lainnya,” kata Al Hudri dalam pidato pengarahannya pada acara Forum Pemangku Kepentingan Program Sekolah Penggerak Angkatan I Kabupaten Bireuen Tahun 2021 yang dilaksanakan di Aula Disdik Kabupaten Bireuen, Sabtu (20/11/2021).

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Al Hudri MM menyatakan, untuk mencapai tujuan dari Program Sekolah Penggerak (PSP) dan Program Guru Penggerak, yaitu meningkat mutu pendidikan daerah secara menyeluruh dan mewujudkan profil anak didik yang bertaqwa, beriman,  kritis, kreatif, mandiri dan pancasila, harus digerakkan secara berkolaborasi antara pemangku kepentingan pendidikan dengan guru, siswa dan masyarakat.

“Untuk melaksanakannya tidak boleh sepotong-sepotong, melainkan bergerak serentak  dimulai dari hulu sampai hilirnya dan tidak saling menyalahkan antara satu dengan lainnya,” kata Al Hudri dalam pidato pengarahannya pada acara Forum Pemangku Kepentingan Program Sekolah Penggerak Angkatan I Kabupaten Bireuen Tahun 2021 yang dilaksanakan di Aula Disdik Kabupaten Bireuen, Sabtu (20/11/2021).

Acara ini dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Bireuen, Ir M Jafar mewakili Bupati Bireuen dan dihadiri Kepala Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung,  Enang Ahmadi Spd Mpd, Kepala LPMP Aceh, Dr Muslahuddin MPd, Kadisdik Bireuen, Muhammad Al Mutaqqin SPd MPd, Kepala BP PAUD dan Dikmas Aceh, As’ari SPd MPd, dan lainnya.

Kadisdik Aceh, Al Hudri mengatakan, dalam acara ini kami sengaja membawa sejumlah kepala bidang, diantaranya Kepala Bidang SMA, Hamdani, Kabid SMK, Azizah, Kabid GTK, Muksalmina, Kabid Prasarana Sya’baniar, Kepla UPTD Tekkomdik Disdik, T Fahrial ke acara ini, dengan maksud supaya mereka mengetahui apa peran mereka nanti dalam mensukseskan Program Penggerak Sekolah dan Program Penggerak Guru, untuk mencapai tujuannya, yaitu meningkatkan mutu pendidikan daerah secara menyeluruh, mulai dari tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SMA.

Masing-masing pemangku pendidikan di daerah, punya tugas.

Misalnya Disdik Kabupaten/Kota, tugasnya membina peningkatan mutu tingkat pendidikan sekolah PAUD, SD dan SMP. Sementara Disdik Provinsi mempunyai tugas membina dan meningkatkan mutu pendidikan siswa SMA, SMK dan SDLB.

Baca juga: Alhudri Sasar Pedalaman untuk Lihat dan Rasakan Kondisi Sekolah Terpencil

Mutu Pendidikan SMA bisa bagus, kata Al Hudri, bila mutu lulusan SMP nya bagus, begitu juga mutu pendidikan SMP bisa bagus, bila mutu pendidikan SD nya bagus, dan mutu pendidikan SD bagus, bila mutu pendidikan TK/PAUD nya bagus.

Untuk menghasilkan mutu sekolah yang bagus, ada proses.

Prosesnya dikatakan, harus mulai dari hulunya, yaitu sekolah tingakatan terendah sampai tingkat menengah dan atas, satu sama lainnya harus saling terkait.

Kenapa lima tahun lalu, jumlah lulusan anak SMA/SMK yang bisa masuk perguruan tinggi negeri/universitas di dalam negeri dan luar negeri, jumlahnya sedikit.

Hal ini disebabkan, kata Al Hudri, karena kita belum berkolaborasi membangun mutu pendidikan dari dati hulu sampai hilirnya, yaitu mulai jenjang pendidikan yang terendah sampai menengah dan tinggi.

Mulai tahun ajaran pendidikan, 2019 – 2021, kata Al Hudri, setelah Pemerintah Aceh bersama Disdik Aceh dan berkolaborasi dengan Disdik Kabupaten/Kota melakukan evaluasi dan mencari solusi cara mempercepat peningkatan mutu pendidik di daerah, hasil yang dikerjakan para guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK di daerah sudah mulai kelihatan.

Baca juga: Alhudri Sasar Sekolah Terpencil Wilayah Utara-Timur Aceh

Pada tahun 2019, jumlah siswa SMA/SMK kita yang lulus tes ujian masuk PTN , baru menempatkan pada posisi rangking 27 nasional, tahun 2020 naik menjadi rangking 23 nasional, tahun 2021 ini, melonjak masuk 10 besar nasional atau pada rangking 8 nasional.

Ini artinya, kata Al Hudri, kalau kita sudah berkolaborasi atau bergotong royong  melaksanakan tugas dan fungsinya dengan ikhlas dan beriktiar, untuk mencapai tujuan Bersama itu jadi gampang, tidak perlu waktu yang terlalu panjang dan hasilnya bisa cepat kita rasakan saat ini.

Untuk itu, kata Kadisdik Aceh itu, dalam pelaksanaan Program Sekolah Penggerak dan Program Guru Penggerak untuk meningkatkan mutu pendidikan daerah secara menyeluruh, dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembinaan jenjang pendidikan di daerah mari kita berkolaborasi bersama untuk mencapaia tujuan yang sama yaitu meningkatkan kulitas mutu lulusan anak didik, dari tingkatan pendidikan terendah, sampai atas dan tinggi.

Disdik Kabupaten/Kota, membina sekolah PAUD,TK, SD dan SMP dengan baik, agar mutunya bagus, sedangkan kami di tingkat provinsi, kata Al Hudri, meningkatkan mutu sekolah SMA, SMK dan SLB nya.

“Kalau ini kita jalankan bersama dengan ikhlas dan berikhtiar, Allah SWT, akan mengabulkan doa kita bersama dan program prioritas/unggul Aceh Carong cepat terwujud, dimana mutu pendidikan disemua jenjang pendidikannya sudah berkualitas, dalam menghadapi persaingan global, yang berkarakter islami,”ujarnya.            

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung, Enang Ahmadi SPd MPd mengatakan, dirinya sependapat dengan apa yang disampaikan Kadisdik Aceh, Drs Al Hudri MM.

Baca juga: Alhudri ke Sekolah Terpencil di Pedalaman Aceh, Perjalanan Menantang untuk Lihat dan Rasakan Kondisi

Untuk mencapai tujuan dari Program Penggerak Sekolah dan Program Guru Penggerak, antara pemangku pendidikan, siswa dan masyarakat harus berkolaborasi dalam mencapaia tujuan bersama.

"Kita ambil contoh, air. Rumus air itu dalam kimia adalah H2O. Kalau unsur Hidrogen dan Oksigen, tidak saling mengikat/berkolaborasi, ia tidak terlihat dan tidak menjadi air. Setelah kedua unsur itu berkolaborasi dan saling mengikat, baru keduanya terlihat menjadi air dan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia," ujarnya.

Contoh lain, ikan yang dipelihara dalam air kolam yang airnya tidak bergerak, ikan itu terlihat kurang sehat dan perkembangan biakannya lamban, makanya tambak ikan bandeng dan udang, supaya airnya bergerak dan terus mendapat oksigen yang cukup, dipasang kincir air.

Begitu juga ikan yang dipelihara, pada sungai yang airnya mengalir, kondisi ikannya cepata besar dan sehat serta menggeliat.

Jadi, kata Kepala P4TK IPA Bandung, Enang Ahmadi SPd MPd, Program Sekolah Penggerak dan Program Guru Penggerak  ini, dimunculkan ke permukaan untuk memotivasi para pemangku pendidikan, mulai dari Pemerintah Daerah, DPRA/DPRK, Dinas Pendidikan Aceh, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Akademisi, MPD, orang tua murid/wali murid, dan intansi terakit liannya, bersatu membangun mutu pendidikan dan memfokuskan pada peningkatkan mutu pendidikan anak didik bersama gurunya.

"Dalam program ini, peran Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat besar. Karena itu kita perlu mencari solusi terbaik, agar kemajuan TIK yang sangat pesat tadi, tidak memberikan dampak negatif yang besar bagi anak, tapi sebaliknya memberikan kecerdasan dan kesejahtraan, serta berakhlak mulia bagi anak didik,”ujar Enang Ahmadi.(*)

Baca juga: Orangtua Siswa Geruduk Disdik Aceh, Protes Pernyataan Alhudri Terkait Vaksin

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved