Breaking News

Pemerintah Aceh Peringati 113 Tahun Wafatnya Cut Nyak Dien

Pemerintah Aceh bersama Pemerintah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat memperingati 113 tahun wafatnya pahlawan nasional, Cut Nyak Dien, 20 November 2021

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan (PKK), Dr. Ir Dyah Erti Idawati MT didampingi Kepala Dinas Budparpora, Bambang Ranto saat melakukan ziarah di makam Cut Nyak Dien, Sabtu, 20 November 2021. 

Laporan Fikar W.Eda | Jawa Barat

SERAMBINEWS.COM, SUMEDANG - Pemerintah Aceh bersama Pemerintah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat memperingati 113 tahun wafatnya pahlawan nasional, Cut Nyak Dien, Sabtu 20 November 2021.

Sedianya, kegiatan tersebut diselenggarakan pada 6 November 2021. Namun karena pandemi, kegiatan tersebut diundur. 

Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan (PKK), Dr. Ir Dyah Erti Idawati MT, yang juga istri Gubernur Aceh pada kesempatan itu mengatakan, ziarah makam tersebut diharapkan dapat mendorong munculnya kembali semangat pahlawan  asal Tanah Rencong di kalangan masyarakat Indonesia. 

"Sehingga, semangat persatuan dan kesatuan bangsa merekat erat di dalam sanubari kita semua," kata Dyah saat melakukan ziarah makam Cut Nyak Dhien di Sumedang. 

Baca juga: Anda Punya Uang Kuno Rp10 Ribu Cut Nyak Dhien? Segera Tukarkan, Selembar Dibeli Rp10 Juta

Dyah menyebutkan, sebagaimana para pahlawan kemerdekaan Indonesia lainya, Cut Nyak Dhien adalah simbol pejuang bagi anak muda.

Wanita tangguh yang dilahirkan di sebuah desa pedalaman di Aceh Besar ini, memutuskan mengangkat senjata melawan penjajah Belanda ketika usianya masih 14 tahun. 

"Semangatnya melawan penjajah semakin membara setelah suaminya Teungku Ibrahim Lamnga ditembak mati dalam sebuah pertempuran di wilayah Aceh Barat.

Ia tidak sekedar bertempur secara gerilya, tapi juga memimpin pasukan yang sebagian besar anak buahnya adalah kaum laki-laki," sebut Isteri Gubernur Aceh itu. 

Untuk itu, ia meminta para generasi sekarang bisa mencontohi Cut Nyak Dhien dalam emansipasi perempuan di masa lalu.

Masalah gender sama sekali tidak menghalangi dirinya untuk tampil di medan tempur. 

Baca juga: Moustapha Akad, Ertugrul, dan Cut Nyak Dhien: Tentang Wajah Asli Yang Sering Terabaikan (II)

"Bagi Cut Nyak Dhien, gender adalah kodrat, sedangkan perjuangan dan kepemimpinan adalah hak semua orang.

Paling tidak inilah sisi lain keteladanan yang diajarkan Cut Nyak Dhien kepada kita semua, terutama kaum wanita di negeri ini," katanya. 

Dalam hal ini, Dyah yang mewakili rakyat dan Pemerintah Aceh, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumedang, yang telah merawat dan memelihara keberadaan Makam Cut Nyak Dhien ini. 

"Cut Nyak Dhien merupakan salah satu pahlawan kebanggaan kita. Ia tidak
hanya milik masyarakat Aceh, tapi milik seluruh anak negeri ini, karena perjuangannya bukan hanya untuk membebaskan Aceh dari penjajah Belanda, tapi juga untuk menegakkan harga diri bangsa," ujarnya. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved