Guru Tak Bisa ke Sekolah karena Longsor, Ratusan Pelajar Terpaksa Libur

Mereka terpaksa libur karena gurunya tidak bisa hadir ke sekolah akibat jalan yang tertimbun material longsor belum bisa dilalui

Editor: bakri
Serambi Indonesia
Alat berat membersihkan material longsor di jalan menuju Kampung Panton Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, Rabu (24/11/2021). 

* Panton Kemuning Masih Terisolir

Mereka terpaksa libur karena gurunya tidak bisa hadir ke sekolah akibat jalan yang tertimbun material longsor belum bisa dilalui. Selain itu, sepuluh siswa SMA sederajat di kampung tersebut juga tidak bisa mengikuti proses belajar di sekolah mereka yang berada di pusat kecamatan.

Kampung Panton Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, hingga Rabu (24/11/2021) masih terisolir. Penyebabnya, jalan ke kampung itu masih tertimbun tanah longsor.

Dampak lain, seratusan lebih murid Sekolah Dasar (SD) dan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kampung Panton Kemuning, sudah dua hari tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar di sekolah masing-masing.

Mereka terpaksa libur karena gurunya tidak bisa hadir ke sekolah akibat jalan yang tertimbun material longsor belum bisa dilalui. Selain itu, sepuluh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di kampung tersebut juga tidak bisa mengikuti proses belajar di sekolah mereka yang berada di pusat kecamatan.

Kecuali jalan tertimbun material longsor, aliran listrik ke rumah warga juga sempat padam selama satu hari satu malam akibat ada pohon yang tumbang ke kabel milik PLN.

Tidak hanya itu, lima rumah di Kampung Panton Kemuning juga nyaris ambruk.

Rumah tersebut masing-masing milik Maneh Puteh (70), Musliadi (30), Indris Abu Bakar (55), Mahdi (40), dan Jamilah (68). Dari lima rumah itu, empat di antaranya pondasi bagian samping dan belakang sudah terkikis oleh longsoran tanah. Sedangkan satu rumah lagi, lantainya sudah retak akibat tanah amblas.

Murid SD Panton Kemuning, Muhammad Ikram, kepada Serambi, kemarin, mengatakan, ia bersama teman-temannya sudah dua hari tidak sekolah.

“Akibat longsor ini, kami sudah dua hari tidak masuk sekolah, karena guru kami tidak bisa ke sini,” ujar Ikram.

Sejumlah siswa SD melihat proses pembersihan material longsor di jalan menuju Kampung Panton Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, Rabu (24/11/2021)
Sejumlah siswa SD melihat proses pembersihan material longsor di jalan menuju Kampung Panton Kemuning, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, Rabu (24/11/2021) (SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA)

Ahmad Yani, guru honorer yang tinggal di kampung itu menuturkan, karena longsor, guru-guru lain yang kebanyakan tinggal di luar Kampung Panton Kemuning tidak bisa ke sekolah karena akses jalan tertutup material longsor. Sehingga aktivitas belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan.

“Kebanyakan guru dari luar dan yang menetap di kampung ini hanya tiga guru honorer,” jelas Ahmad Yani.

Di kampung itu, sebutnya, ada 129 siswa yang tak dapat mengikuti proses belajar mengajar. Mereka terdiri atas 89 murid SD Panton Kemuning, 30 pelajar SMP setempat, dan 10 siswa SMA yang belajar di pusat kecamatan.

“Kita berharap material longsor ini segera dibersihkan, sehingga proses belajar mengajar dapat kembali normal seperti biasa,” harapnya.

Sementara itu, Sekdes Kampung Panton Kemuning, M Nasir, mengatakan, akibat bencana alam tersebut, badan jalan tertimbun tanah longsor di empat titik dan lima rumah nyaris ambruk.

“Dari lima rumah tersebut, empat unit di antaranya hampir ambruk karena pondasinya terkikis longsor,” ujar M Nasir.

Kemudian, satu rumah lagi lantainya sudah retak dan terbelah dua bagian karena tanahnya sudah amblas. Menurut M Nasir, penduduk yang tinggal di kampung itu sebanyak 225 kepala keluarga (KK) atau 798 jiwa.

Pantauan Serambi di lokasi longsor, Rabu (24/11/2021), satu beko milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bener Meriah membersihkan material longsor yang masih menutupi badan jalan. Lokasi itu merupakan dibanding dua titik lainnya yang sudah dibersihkan.

Dalam pembersihan tersebut, personel BPBD Bener Meriahturut dibantu oleh personel Brimob Kompi 3 Batalyon B Pelopor, TNI/Polri, dan warga setempat.

Di lokasi yang terparah itu sebenarnya sudah dibersihkan menggunakan alat berat, namun material longsor masih terus turun ke badan jalan.

Selain itu, tempat pembuangan yang terbatas membuat material longsor jadi menggunung setinggi 4-5 meter dan panjangnya lebih kurang 10 meter.

“Saat ini pihak desa sedang bermusyawarah untuk mencari solusi tempat buangan material longsor itu, karena di kawasan tersebut aaada kebun kopi milik masyarakat,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bener Meriah, Safriadi, melalui Kabid Kedaruratan, Anwar Sahdi, kepada Serambi, kemarin. (budi fatria)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved