Arkeologi

Peneliti Ungkap Fungsi Lain dari Bumerang yang Digunakan Suku Aborigin

Bumerang itu digunakan di rentang waktu yang berlangsung selama lebih dari 3 abad, menjelang serbuan Eropa ke Australia.

Editor: Taufik Hidayat
NationalGeographic.grid.id
Empat bumerang dan satu pecahan kayu ditemukan di dasar sungai selama kondisi kekeringan pada 2017 dan 2018. 

SERAMBINEWS.COM - Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di Australian Archaeology menganalisis koleksi langka bumerang yang tidak dapat kembali yang ditemukan di Australia Selatan. Bumerang tersebut berusia lebih dari 300 tahun, masa sebelum serbuan orang-orang Eropa ke Australia.

Proyek untuk menganalisis artefak ini adalah usaha kolaboratif yang diprakarsai oleh penduduk asli Australia Selatan, Yandruwandha Yawarrawarrka (Aboriginal Corporation). Mereka berkolaborasi dengan Australian Heritage Services, Flinders University, dan Australian Nuclear Science and Technology Organization untuk mendokumentasikan objek secara hati-hati dan melakukan penanggalan radiokarbon untuk menentukan usia bumerang tersebut.

Para ilmuwan menggunakan penanggalan radiokarbon untuk mempelajari lebih lanjut tentang koleksi tongkat langka, yang terdiri dari empat bumerang lengkap dan satu fragmen kayu.

Bumerang-bumerang itu ditemukan di dasar sungai Cooper dekat kota Innamincka di ujung timur laut Australia Selatan saat kondisi kekeringan pada tahun 2017 dan 2018 oleh Jason Litherland dari Taman Nasional dan Margasatwa Australia Selatan dan Katheryn Litherland, penduduk asli.

Hasil penanggalan radiokarbon mengungkapkan bahwa bumerang-bumerang itu berusia antara sekitar 1650–1830 M. Bumerang itu digunakan di rentang waktu yang berlangsung selama lebih dari 3 abad, menjelang serbuan Eropa ke wilayah tersebut oleh penjelajah seperti Sturt, Burke, dan Wills.

Burke, seorang Irlandia dan Wills dari Inggris, berhasil melintasi Australia dari selatan ke utara, mulai dari Melbourne. Bersama dengan dua orang lainnya, mereka menjadi orang Eropa pertama yang menyeberangi Australia dari selatan ke utara ketika mereka mencapai Teluk Carpentaria pada Februari 1861.

Namun dalam perjalanan pulang mereka, Burke dan Wills meninggal dalam beberapa hari satu sama lain pada akhir Juni 1861. Bumerang ini bisa saja dilemparkan ke sungai Cooper Creek hanya beberapa dekade sebelum kedatangan Burke, yang mendirikan kamp pinggir sungai selama ekspedisi. Sungai, yang mengalir melalui negara bagian Australia Selatan dan Queensland, adalah salah satu sungai paling terkenal di Australia karena hubungannya dengan para penjelajah.

Baca juga: Arkeolog Temukan Jejak Keberadaan Manusia Era Bizantium di Turki

Baca juga: Ini Perbedaan Nyata Dedikasi Dosen di Indonesia dengan Jepang, Ilmuwan Jepang Fokus Penelitian 

Kesalahpahaman soal Bumerang

Selama ini, diketahui bahwa bumerang terkenal digunakan oleh penduduk asli Australia untuk berburu hewan seperti kanguru dan emu. Namun sekarang, hasil analisis menunjukkan bahwa ternyata di masa lalu bumerang memiliki "masa lalu yang beragam". Bumerang ternyata juga digunakan untuk pertempuran, penggalian, penanggulangan kebakaran dan bahkan dalam ritual.

"Kumpulan tersebut mengungkapkan berbagai bentuk dan fungsi yang mewakili beragam kegiatan budaya dan kehidupan sehari-hari orang Aborigin yang tinggal di dekat lubang air yang signifikan di wilayah Cooper Creek selama periode ini," kata Profesor Amy Roberts dari Flinders University kepada eurekalert.

Seperti diketahui, bumerang Australia tertua yang digunakan oleh penduduk asli berusia lebih dari 10.000 tahun. Meskipun bumerang yang dianalisis ini berusia sekitar 380 tahun. "Rentang kegiatan ini melampaui stereotip bumerang (yang dapat) kembali yang diketahui kebanyakan orang Australia," kata penulis studi Dr Daryl Wesley dari Flinders University.

Bumerang memiliki dua 'sayap' yang berputar kuat di sekitar pusat gravitasi. Bumerang terkenal karena kemampuan mereka untuk kembali ke pelempar, berkat kekhasan aerodinamis.

Namun, bumerang dalam koleksi ini semuanya adalah bumerang yang tidak dapat kembali, yang cenderung lebih besar dan lebih berat daripada bumerang yang dapat kembali.

Museum Queensland menjelaskan, kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua bumerang dianggap sebagai tipe yang dapat kembali. Padahal sebagian besar bumerang berburu dan perang Aborigin dirancang untuk bergerak hanya ke arah lemparan.

Baca juga: Uni Eropa Izinkan Vaksin BioNTech untuk Anak Usia 5-12 Tahun

"Bagi orang Yandruwandha dan Yawarrawarrka, temuan ini memberikan contoh lain tentang bagaimana negara mereka terus menceritakan kisah nenek moyang mereka, serta memberikan hubungan nyata dengan pengetahuan yang diturunkan dari keluarga mereka," kata Joshua Haynes, seorang penduduk asli Yandruwandha Yawarrawarrka, pemilik dan salah satu anggota penulis.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved