Viral Medsos
Ziarah ke Makam Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah, Anies Baswedan Terima Kupiah Meukeutop dan Siwah
Aneis Baswedan menerima cindera mata berupa Kupiah Meukeutop dan Siwah Meuneungi Sultan dari ahli waris keluarga Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Ziarah ke Makam Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah, Anies Baswedan Terima Kupiah Meukeutop dan Siwah
SERAMBINEWS.COM – Gubernur DKI Jakarta, Aneis Baswedan menerima cindera mata berupa Kupiah Meukeutop dan Siwah Meuneungi Sultan dari ahli waris keluarga Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah.
Hal itu berlangsung saat Anies Baswedan berziarah ke makam Sultan terakhir Aceh, Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah di TPU Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/12/2021).
Selain berziarah, kunjungan tersebut sekaligus meresmikan pembugaran makam Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah dan keluarga.
Peresmian pemugaran makam Sultan Aceh ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Penandatanganan prasasti ini disaksikan pihak keluarga ahli waris Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
Usai melakukan ziarah dan tabur bunga, Anies Baswedan menerima Kupiah Meukeutop dan Siwah Meuneungi Sultan dari perwakilan keluarga Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah.
Baca juga: Pahlawan Nasional Asal Aceh Laksamana Malahayati Jadi Nama Jalan di Jakarta, Nova Apresiasi Anies

Dalam video Instagram Story Anies, seorang wanita dari perwakilan keluarga Sultan tampak memasangkan Kupiah Meukeutop ke kepala orang nomor satu di DKI Jakarta itu.
Setelah itu, seorang pria juga terlihat menyerahkan sepucuk Siwah Meuneungi Sultan kepada Anies Baswedan.
Pria tersebut tampak menjelaskan Siwah Meuneungi Sultan sebagai perangkat senjata tradisional dan kedudukannya di masyarakat Aceh.
“Alhamdulillah, pagi ini meresmikan pemugaran komplek makam Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah di TPU Utan Kayu, Jakarta Timur,” kata Anies.
Ia mengatakan, pemugaran ini sebagai bentuk penghormatan kesekian kalinya yang dilakukan Pemprov DKI terhadap jasa pahlawan nasional dari bumi Serambi Mekah.
“Sebelumnya kita telah resmikan nama Laksamana Malahayati sebagai nama jalan di Jakarta Timur,” ucapnya.

Baca juga: Perintah Anies Pugar Makam Muhammad Daud Syah Direalisasikan, Cucu Sultan Aceh Letak Batu Pertama
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyampaikan bahwa Aceh telah terbukti melahirkan para pejuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kita yang hari ini merasakan kemerdekaan, menyadari benar bahwa cikal bakal kemerdekaan ini terjadi dari perjuangan ratusan bahkan ribuan tokoh-tokoh dari berbagai tempat,” ujar Anies.
“Dan Aceh, adalah salah satu produsen yang amat banyak dalam melahirkan perjuang untuk kemerdekaan,”
“Dengan itu secara khusus, kami ingin sampaikan kepada masyarakat Aceh, terima kasih dan apresiasi bahwa rakyat Aceh telah memiliki catatan sejarah gemilang dalam mengusir kolonialisme,” ungkap Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap pemugaran makam ini menjadi tradisi demi menjaga para pejuang.
"Semoga dengan pemugaran ini bisa menjaga tradisi, melahirkan pejuang-pejuang yang torehan peristiwanya dicatat puluhan tahun, beratus tahun ke depan," katanya.
Tengku Dian Anggraini (46), salah seorang ahli waris yang juga cucu dari Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah mengatakan, pihak keluarga baik yang ada di Aceh maupun di DKI Jakarta, sangat berterimakasih dan mengapresiasi adanya pemugaran makam sultan oleh Pemprov DKI.
Selama ini, makam Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah diakuinya tidak terlihat oleh khalayak umum.
Sebab kondisi pusaran makamnya sama dengan makam warga lainnya yang ada di TPU tersebut.
Baca juga: Gubernur Anies Baswedan Pesankan Dibuat Barcode Tentang Jejak Sultan Aceh Muhammad Daud Syah
"Kami sangat terimakasih dan apresiasi pada pak gubernur dan Pemprov DKI yang telah memugar makam keluarga kami, Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah,” katanya.
“Selama ini makam kakek kami tidak terlihat oleh khalayak umum. Sehingga tidak tahu kalau di sini ada makam Sultan Aceh," sambungnya.
Menurutnya, di TPU ini ada tujuh makam keluarganya. Empat makam berada di belakang dan tiga di bagian depan.
Khusus yang tiga makam ini merupakan pindahan dari TPU Karet Bivak tahun 1990 silam.
Dengan dipugarnya makam keluarganya ini maka otomatis ada pembeda antara makam sultan dengan makam warga umum lainnya.
"Ke depan makam Sultan Aceh ini dibuatkan barcode berisi sejarah singkat Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah. Bahkan akan dijadikan situs sejarah,”
“Mudah-mudahan ini bisa jadi pembelajaran ke depannya untuk anak-anak generasi penerus kita. Bahwa ada pejuang yang namanya tidak tercatat sebagai pahlawan nasional," lanjut Dian.
Selanjutnya, mewakili pihak keluarga, pihaknya berharap Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah ini bisa dijadikan pahlawan nasional tanpa syarat.
Karena perjuangan sultan semasa hidupnya juga sangat luar biasa dalam memerangi kaum kolonial.
Baca juga: Pugar Makam Sultan Aceh, Gubernur Nova Sampaikan Terima Kasih kepada Anies Baswedan
Penataan makam keluarga Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah di TPU Utan Kayu terdiri dari dua areal.
Yakni area makam 1 dengan luas 16 meter persegi terdiri dari empat makam dan area makam 2 seluas enam meter persegi terdiri dari tiga makam.
Pada areal makam 1, terdiri dari makam Sultan Alaiddin Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat Zillullah Filalam bin Tuanku Cut Zainal Abidin.
Kemudian Tengku Putih binti Tuanku Zainal Abidin, Tuanku Mahmud bin Tuanku Abdul Madjid, dan Teuku Chiek Ali Basyah.
Sedangkan di area makam 2 ada tiga makam terdiri dari makam Tuan Putri Gambar Gading binti Tuanku Pangeran Abdoel Madjid Atjeh, Tuanku Pangeran Hoesin Atjeh bin Tuanku Pangeran Abbas dan Habib Ahmad bin Hoesin Alaydroes Atjeh. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)