Internasional
Ratusan Warga Turun ke Jalan, Peringati Revolusi Tunisia ke-11, Tumbangnya Diktator Ben Ali
Ratusan warga turun ke jalan-jalan Ibu Kota Tunis, Tunisa, Jumat (17/12/2021). Mereka memperingati 11 tahun Revolusi Tunisia yang pecah pada 2010.
SERAMBINEWS.COM, TUNIS - Ratusan warga turun ke jalan-jalan Ibu Kota Tunis, Tunisa, Jumat (17/12/2021).
Mereka memperingati 11 tahun Revolusi Tunisia yang pecah pada 2010.
Namun, terdapat penentang dan pendukung presiden mengadakan demonstrasi tandingan di ibu kota.
Satu tanggal baru yang dipilih pemimpin untuk menandai Hari Revolusi Tunisia.
Dilansir AP, Jumat (17/12/2021), seratusan demonstran berkumpul di Tunis untuk memprotes kekuasaan Presiden Tunisia Kais Saied.
Mereka menilai telah menimbulkan kekhawatiran kemunduran demokrasi.
Sebuah protes tandingan yang lebih kecil untuk mendukung presiden diadakan di dekatnya.
Baca juga: Ribuan Demonstran Tuntut Presiden Pulihkan Kembali Parlemen Tunisia
Saied mengumumkan Senin (13/12/2021) atau hampir lima bulan perebutan kekuasaannya akan memperpanjang penangguhan parlemen.
Dikatakan, hal itu terjadi hingga pemilihan pada Desember 2022.
Dia juga menetapkan tanggal referendum nasional tentang reformasi politik pada 25 Juli 2022, tepat setahun sejak Saied mengambil alih kekuasaan.
Lawan presiden mengecam pengumumannya.
Mantan ketua parlemen Rached Ghannouchi, pemimpin partai Islam terbesar Tunisia, Ennahdha menyebut langkah Saied tidak konstitusional dan ilegal.
Dia mengatakan presiden telah memperdalam krisis politik dan memperburuk isolasi internasional Tunisia.
Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja (UGTT) mengatakan pengumuman Saied tidak merubah masalah ekonomi dan sosial negara itu.
Baca juga: Najla Bouden Jadi Perdana Menteri Pertama Wanita Tunisia
Bahkan, pandemi virus Corona telah memperburuk ekonomi Tunisia dan negara itu memiliki tingkat pengangguran 18%.