Militer Myanmar Lakukan Pembunuhan Massal, 40 Laki-laki Dikubur Satu Liang

Militer Myanmar diduga melakukan serangkaian pembunuhan massal terhadap warga sipil pada Juli lalu yang mengakibatkan kematian

Editor: bakri
AP
Sejumlah demonstran menyerukan boikot terhadap sistem pendidikan di bawah pemerintahan junta militer di kotapraja Tarmwe, Yangon, Myanmar, Rabu (10/11/2021). 

"Mereka diikat, dipukuli dengan batu dan popor senapan dan disiksa sepanjang hari," kata korban selamat.

"Beberapa tentara tampak muda, mungkin 17 atau 18 tahun, tetapi beberapa benar-benar tua.

Ada juga seorang perempuan bersama mereka.

" Di Desa Zee Bin Dwin terdekat, pada akhir Juli, 12 mayat yang dimutilasi ditemukan terkubur di kuburan massal yang dangkal, termasuk tubuh kecil, mungkin seorang anak, dan tubuh orang cacat.

Beberapa dimutilasi.

Jenazah seorang pria berusia sekitar enam puluhan ditemukan terikat di pohon plum di dekatnya.

Rekaman mayatnya diteliti oleh BBC, menunjukkan tanda-tanda penyiksaan yang jelas.

Keluarganya mengatakan bahwa putra dan cucunya telah melarikan diri ketika militer memasuki desa, tetapi orang tua itu memilih tetap tinggal, percaya bahwa usianya akan melindunginya dari bahaya.

Pembunuhan itu tampaknya merupakan hukuman kolektif atas serangan terhadap militer oleh kelompok-kelompok milisi sipil di daerah itu, yang menuntut agar demokrasi dipulihkan.

Wartawan Dilarang Meliput

Wartawan asing telah dilarang meliput di Myanmar sejak kudeta.

Sebagian besar media non-pemerintah telah ditutup, membuat pelaporan di lapangan menjadi mustahil.

BBC mengonfirmasi tuduhan yang ditulis dalam cerita ini kepada Wakil Menteri Informasi dan Juru Bicara Militer Myanmar, Jenderal Zaw Min Tun.

Dia tidak menyangkal tentara telah melakukan pembunuhan massal.

"Itu bisa terjadi," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved