Internasional

Wapres AS, Kamala Harris, Sanksi Keras Siap Dijatuhkan ke Rusia Atas Pencaplokan Ukraina

Wakil Presiden AS Kamala Harris merencanakan akan menjatuhkan sanksi keras ke Rusia. Hal itu terkait Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan

Editor: M Nur Pakar
NBC News
Wakil Presiden Kamala Harris (kiri) diwawancarai oleh Margaret Brennan dari CBS News pada 12 Desember 2021 

SERAMBINES.COM, WASHINGTON - Wakil Presiden AS Kamala Harris merencanakan akan menjatuhkan sanksi keras ke Rusia.

Hal itu terkait Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina, yang sekarang berjumlah sekitar 100.000 personil.

Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan AS siap menjatuhkan sanksi hukuman jika Rusia menyerang.

"Kami sangat jelas, Rusia tidak boleh menyerang kedaulatan Ukraina," katanya kepada Kepala Koresponden Urusan Luar Negeri CBS News dan moderator "Face the Nation" Margaret Brennan.

"Kami harus berdiri dan kami berdiri untuk integritas teritorialnya," tambahnya.

"Kami bekerja dengan sekutu kami itu dan sangat jelas siap untuk mengeluarkan sanksi seperti yang belum pernah Anda lihat sebelumnya," ujarnya.

Baca juga: Vladimir Putin Puji Presiden China Xi Jinping, Hubungan Rusia-China Sudah Seperti Negara Sahabat

Wakil Presiden AS, yang berbicara dengan Brennan menolak mengatakan sanksi baru ini akan menargetkan Putin secara langsung.

"Saya tidak akan berbicara tentang sanksi khusus, tetapi kami menjelaskannya kepadanya dan kami sedang dalam pembicaraan langsung," ujarnya.

Terlepas dari penumpukan militer Rusia yang besar di perbatasan, AS belum berpikir Putin telah membuat keputusan untuk menyerang Ukraina.

Kekhawatiran komunitas internasional tentang kemungkinan invasi berasal dari pencaplokan Krimea oleh Putin pada 2014.

Hal itu dipandang sebagai pelanggaran kedaulatan Ukraina dan tidak diakui oleh komunitas internasional.

Putin menentang ekspansi NATO ke arah timur ke dalam lingkup pengaruhnya.

Dia tidak ingin Ukraina memperoleh keanggotaan NATO.

Ukraina telah memeluk Eropa dan sangat ingin bergabung dengan aliansi NATO.

Baca juga: Presiden Rusia Klaim, Negaranya Paling Canggih Dalam Perlombaan Teknologi Rudal Hipersonik

Saat ini ada peringatan perjalanan "jangan bepergian" tingkat 4 Departemen Luar Negeri AS untuk Ukraina.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved