Anak di Transmigrasi Sering Tak Bisa Sekolah
Anak-anak yang tinggal di lokasi transmigrasi Dodok, Gampong Paya Guci, Kecamatan Tangse, Pidie
* Ekses Jalan Rusak Parah
SIGLI - Anak-anak yang tinggal di lokasi transmigrasi Dodok, Gampong Paya Guci, Kecamatan Tangse, Pidie, sering tidak bisa sekolah, akibat jalan sepanjang 8 kilometer di kawasan itu rusak parah.
Jalan itu berlumpur ketika hujan mengguyur daerah dataran tinggi tersebut.
Amatan Serambi, Minggu (26/12/2021), jalan menuju Transmigrasi Dodok, berlumpur setelah kawasan itu diguyur hujan. Sehingga kendaraan susah melintasi, apalagi jalannya banyak yang menanjak.
Selain itu, sebagian badan jalan sudah longsor. Saat musim hujan, hanya mobil handle yang mampu mendaki jalan menuju Transmigrasi Dodok.
Warga yang tinggal di Transmigrasi Dodok dominan menggunakan sepeda motor (sepmor). Mereka harus beberapa kali mendorong sepmornya karena jalan tanah liat warna kuning itu susah dilintasi kendaraan.
Pada kiri dan kanan jalan itu banyak ditemukan kebun produktif milik masyarakat yang ditanami berbagai tanaman seperti kopi, pepaya, durian, pinang, cabai, dan tanaman bernilai ekonomis lainnya.
Mantan Keuchik Pulo Seunong, Kecamatan Tangse, Nur Islah, kepada Serambi, Minggu (26/12/2021) mengatakan, saat ini jalan menuju Transmigrasi Dodok sepanjang 8 kilometer rusak parah.
Padahal, jalan itu dilintasi oleh petani dari 13 gampong yang bercocok tanam di kawasan tersebut. Menurutnya, jalan tersebut juga digunakan oleh 90 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Transmigrasi Dodok.
Kondisi jalan yang rusak parah, menurutnya, menghambat petani dan warga transmigrasi menjual hasil kebum ke ibu kota Kecamatan Tangse.
Bahkan, sambung Nur Islah, anak-anak yang masih duduk di bangku SD sering tidak bisa ke sekolah jika hujan turun. Sebab, jalan berlumpur dan mendaki sehingga sangat susah dilintasi sepmor akibat licin.
Kecuali itu, tambahnya, jika ada warga yang sakit, susah dibawa ke Puskesmas Tangse karena kondisi jalan turun naik dan becek. "Jika wanita hamil harus menginap di tempat saudaranya jelang melahirkan. Sehingga mudah di bawa ke rumah sakit," jelasnya.
Junaidi (48), warga Transmigrasi Dodok, mengungkapkan, jalan menuju ke kawasan itu merupakan jalan usaha tani. Selama ini, sebutnya, warga sering mengangkut hasil bumi seperti cabai, ubi kayu, ubi jalar, kacang merah, pisang barangan, kopi, dan komoditi lainnya.
"Jalan di kawasan ini belum diperbaiki pemerintah, meski kerusakannya sudah lama terjadi. Pemerintah seharusnya cepat merespons keluhan warga pedalaman, sebab kami sangat sengsara dengan kondisi jalan yang rusak tersebut," pungkasnya.
Tugas Dinas PUPR Pidie