Pendidikan
Kamus Kemaritiman Aceh-Indonesia Versi Cetak dan Daring Tuntas, Menyusul Kamus Budaya Aceh
Nama aula itu diabadikan dari nama Kepala BBPA yang pertama, seorang dosen Prodi Bahasa dan Sastra FKIP Universitas Syiah Kuala yang meninggal bersama
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Aceh kini telah memiliki Kamus Kemaritiman Aceh-Indonesia versi cetak maupun daring (online), bahkan sudah diluncurkan (di-launching) oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA) akhir pekan lalu.
Selanjutnya, BBPA akan menyusun kamus bidang budaya. Di antaranya berisi prosesi mulai dari kelahiran hingga kematian, pranata sosial, kuliner, dan perangkat alat masak yang biasanya digunakan masyarakat Aceh.
Informasi tersebut diperoleh Serambinews.com dari Kepala BBPA, Karyono, S.Pd., M.Hum., di Banda Aceh, Senin (27/12/2021) sore.
Menurut Karyono, Kamus Kemaritiman Aceh-Indonesia itu sudah diluncurkan pada Jumat (24/12/2021).
Kegiatan itu berlangsung di Aula Dr Abdul Junaidi, Balai Bahasa Provinsi Aceh, kawasan Lampinueng, Banda Aceh.
Nama aula itu diabadikan dari nama Kepala BBPA yang pertama, seorang dosen Prodi Bahasa dan Sastra FKIP Universitas Syiah Kuala yang meninggal bersama istrinya dalam peristiwa tsunami 26 Desember 2004 lalu.
• Sekda Taqwallah Apresiasi Pencapaian Sepuluhan Ribu Kantong Darah ASN Pemerintah Provinsi Aceh
Peluncuran kamus kemaritiman itu, lanjut Karyono, diresmikan oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA dan Pendidikan Khusus & Layanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan Aceh, Hamdani MPd.
Karyono yang baru bertugas di Aceh menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga tersusunnya kamus tersebut.
Peluncuran kamus itu dihadiri oleh beberapa perwakilan instansi di Aceh, di antaranya Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Universitas Bina Bangsa Getsempena, Universitas Serambi Mekkah, Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Dinas Pendidikan Aceh, dan Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh.
Hadir juga perwakilan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh, Forum Aceh Menulis (FAMe), dan Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh.
Kamus ini, kata Karyono, telah melalui beberapa proses hingga tercipta dalam bentuk cetak dan daring.
• Angka Vaksin Covid-19 Aceh Mendekati Target 70 Persen, Masih Ada Lima Hari Lagi, Ini Hitungannya
Penyusunannya diawali dengan inventarisasi kosakata, lokakarya, sidang komisi bahasa daerah, dan penyuntingan.
Sidang komisi bahasa daerah yang dimaksud Karyono berlangsung pada 4-5 Oktober lalu di Hotel Kryiad Muraya Banda Aceh.
Pada saat itu, tim peneliti bahasa dari BBPA berhasil menghimpun 800 lebih kosakata bahasa Aceh di bidang kemaritiman.