Internasional
Presiden Rusia Ancam Aksi Militer Jika NATO Menolak Ultimatum Atas Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan opsi militer atas kisruh Ukraina. Dia menegaskan hal itu akan dilakukan jika NATO tidak
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan opsi militer atas kisruh Ukraina.
Dia menegaskan hal itu akan dilakukan jika NATO tidak mampu memberikan jaminan yang mengikat.
Putin telah meminta NATO membatasi pengerahan militer di Eropa Timur.
Bahkan, harus melarang Ukraina masuk menjadi anggota NATO.
Sebaliknya, jika hal itu tidak dipenuhi, maka dia akan dipaksa mempertimbangkan berbagai pilihan, termasuk tanggapan militer.
Tuntutan Putin tertuang dalam sepasang rancangan perjanjian yang diajukan Rusia ke NATO awal bulan ini.
Baca juga: Vladimir Putin Tuduh Barat Memicu Ketegangan di Eropa, Minta NATO Tidak Perluas Sekutu ke Timur
POLITICO melaporkan Putin yang pernyataannya ditayangkan di TV pemerintah Rusia pada Minggu (26/12/2021) menyatakan keprihatinan.
Khususnya, tentang kemungkinan rudal yang dikerahkan di Ukraina jika bekas satelit Soviet itu bergabung dengan NATO.
"Kami tidak punya tempat untuk mundur," kata Putin.
"Mereka telah mendorong kami ke garis yang tidak dapat kami lewati," tegas Putin.
"Mereka telah membawanya ke titik di mana kami hanya harus memberi tahu mereka: 'Berhenti!'" tambahnya.
Ketika ditanya tentang sifat persis dari tanggapan yang dia usulkan, Putin mengatakan:
"Akan sangat tergantung pada proposal apa yang diajukan pakar militer kita kepada saya."
Tetapi, NATO tidak mungkin menyetujui persyaratan Putin.
"Negara-negara anggota NATO memutuskan siapa yang menjadi anggota NATO, bukan Rusia," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.
Baca juga: Vladimir Putin Puji Presiden China Xi Jinping, Hubungan Rusia-China Sudah Seperti Negara Sahabat
Presiden Joe Biden telah mengancam akan meningkatkan sanksi jika Rusia menginvasi Ukraina.
Militer Rusia pada Sabtu (25/12/2021) mengumumkan lebih dari 10.000 tentara Rusia telah kembali ke pangkalan mereka.
Setelah sebulan melakukan pengeboran di perbatasan Ukraina, lapor Reuters, Minggu (26/12/2021).
Terlepas dari pengurangan ini, Rusia masih memiliki puluhan ribu tentara yang ditempatkan di perbatasan Ukraina.
Analis intelijen Rusia terus memperingatkan, invasi ke Ukraina bisa saja terjadi kapanpun.
Media pemerintah Rusia sering menyebut Ukraina sebagai "koloni Barat."
Bahkan, menodai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tanpa bukti, sebagai pecandu narkoba, menurut BBC.
Lebih dari 14.000 orang telah tewas dalam pertempuran antara militer Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur sejak 2014.(*)
Baca juga: Anggota Parlemen AS Desak Biden Perkuat Persenjataan ke Ukraina, Cegah Putin Serang Kiev