Berita Banda Aceh
Aceh Dinilai Rawan Banjir, Walhi Sebut Bisa Terjadi 56 Kali Dalam Setahun
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh menyebutkan terdapat 133 kali bencana ekologi di Provinsi Aceh sepanjang 2021 ini.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: M Nur Pakar
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh menyebutkan terdapat 133 kali bencana ekologi di Provinsi Aceh sepanjang 2021 ini.
Dari total itu, bencana banjir paling tinggi yaitu 56 kali.
Pemerintah Aceh diminta mengubah cara penanganan bencana untuk mengurangi risiko.
"Paradigma penanganan bencana di Aceh harus diubah, dari penanganan ke pengelolaan," kata Direktur Walhi Aceh, Ahmad Shalihin dalam konferensi pers di Banda Aceh, Kamis (30/12/2021).
"Kalau penanganan selama ini sifatnya reaktif menjadi proaktif," tambahnya.
Selain banjir, sepanjang 2021, sambung Shalihin, Aceh juga mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 37 kali.
Kemudian, puting beliung 28 kali, tanah longsor 6 kali dan bencana banjir yang disertai tanah longsor 6 kali.
Baca juga: WALHI: Banjir Bukti Parahnya Kerusakan Hutan Aceh
Menurut Shalihin, pengelolaan bencana harus dimulai dari dari penyusunan tata ruang.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan master plan pengelolaan banjir untuk memetakan wilayah mana saja yang tidak bisa dilakukan pembangunan infrastruktur.
"Sebenarnya ini bukan usulan Walhi, tapi hasil diskusi kita dengan masyarakat dan akademisi," jelasnya.
"Kita petakan wilayah mana sebenarnya tidak bisa dilakukan proses pembangunan," tambahnya.
" (PLTA) Tampur menjadi salah satu alasan kuat kita menolak karena itu wilayah sesar patahan," ungkapnya.
Selain itu, wilayah daerah aliran sungai (DAS) juga harus diperbaiki.
Dia menilai aktivitas ilegal baik tambang maupun perkebunan sebagian besar sudah merusak DAS itu sendiri.
Baca juga: Pelabuhan Calang Direncanakan Jadi Lokasi Ekspor Batu Bara ke India, Begini Respons Walhi Aceh