Yayasan Geutanyoe Galang Dana Untuk Pengungsi Rohingya

“Kita mengajak semua orang untuk turut andil berkontribusi dalam rangka mendukung dan membantu tindakan kemanusiaan tersebut,” ujar Head of Jakarta Office Yayasan Geutanyoe Reza Maulana, dalam siaran pers yang diterima Serambinews.com, Jumat (31/12/2021). 

Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE - Yayasan Geutanyoe menggalang dana untuk membantu kebutuhan pengungsi etnis Rohingya yang sudah ditempatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kandang, Kecamatan Muara Dua Lhokseumawe, Jumat (31/12/2021). 

Diberitakan Serambinews.com, sebuah kapal pengangkut imigran Rohingya kembali memasuki perairan Aceh, tepatnya di perairan Bireuen, 45 mil laut dari bibir pantai.

Keberadaan kapal asing itu, pertama sekali diketahui pada Minggu (26/12/2021) malam.

Saat itu, para nelayan tidak berani melakukan evakuasi.

Walaupun bantuan makanan dan minuman terus diberikan.

Kemudian pada Rabu (29/12/2021) malam mulai tersebar informasi, kalau Pemerintah Indonesia akan menampung Rohingya yang sedang berada di laut tersebut.

Setelah beberapa hari terombang-ambing di lautan Bireuen, Aceh, akhirnya pemerintah Indonesia menyetujui untuk mengevakuasi para pengungsi ke daratan Aceh.  

“Kita mengajak semua orang untuk turut andil berkontribusi dalam rangka mendukung dan membantu tindakan kemanusiaan tersebut,” ujar Head of Jakarta Office Yayasan Geutanyoe Reza Maulana, dalam siaran pers yang diterima Serambinews.com, Jumat (31/12/2021). 

Disebutkan, bagi siapapun yang ingin menyalurkan bantuan bisa melalui Yayasan Geutanyoe dengan cara paypal (yayasangeutanyoe@gmail.com) atau melalui rekening pada Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan nomor rekening 2500225001, atas nama Yayasan Geutanyoe. 

Bantuan lainya yang sangat dibutuhkan, seperti makanan, perlengkapan bayi, MCK dan kebutuhan khusus bagi perempuan, kata Reza, dapat diberikan secara langsung atau dititipkan kepada kantor Yayasan Geutanyoe di Banda Aceh dan Bireuen. 

Yayasan Geutanyoe mengapresiasi kinerja seluruh lembaga yang terlibat, mulai dari nelayan, Panglima Laot, Pemerintah Indonesia, TNI AL, Basarnas, Pemerintah kabupaten/kota di Aceh yang terlibat. 

Kemudian, juga  lembaga kemanusiaan lokal, organisasi internasional seperti UNHCR dan IOM yang secara terus-menerus mengupayakan tindakan penyelamatan ini dapat terwujud. 

“Kami meminta kepada seluruh lembaga kemanusiaan untuk melakukan tindakan darurat pascapendaratan dan berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing,” katanya.