Internasional

Faksi Bersenjata Iran di Irak Peringati Kematian Panglima Perang Jenderal Qassem Soleimani

Faksi-faksi bersenjata Iran di Irak mengumpulkan pendukung di Baghdad, Irak. Menggelar unjuk kekuatan untuk menandai ulang tahun kedua kematian

Editor: M Nur Pakar
AFP
Faksi bersenjata Iran memperingati kematian panglima perang, Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad, Irak, Sabtu (1/2/2021). 

SERAMBINEWS.COM, BAGHDAD - Faksi-faksi bersenjata Iran di Irak mengumpulkan pendukung di Baghdad, Irak.

Menggelar unjuk kekuatan untuk menandai ulang tahun kedua kematian panglima perang Iran Qassem Soleimani pada Sabtu (1/1/2021).

Soleimani, Kepala Pasukan Quds, lengan ekspedisi asing Korps Pengawal Revolusi Islam, tewas dalam serangan Drone AS di bandara Baghdad pada 3 Januari 2020.

Letnan Abu Mahdi Al-Muhandis, wakil kepala aliansi paramiliter Hashd Al-Shaabi, juga tewas dalam serangan itu.

Ribuan pendukung Hashd, beberapa dengan anak-anak mereka, meneriakkan "Matilah Amerika."

Mereka berbaris ke sebuah alun-alun di Baghdad.

Beberapa membentangkan bendera putih besar yang dihiasi dengan lencana Hashd, serta bendera nasional Irak.

Baca juga: Pasukan Irak dan Kurdi Ambil Kembali Desa yang Dicaplok ISIS, Hanya Berselang Sehari

Yang lainnya memegang gambar Soleimani dan Al-Muhandis.

Pejabat senior Hashd Faleh Al-Fayyad mengatakan pembunuhan Soleimani dan Al-Muhandis menjdai kejahatan terhadap kedaulatan Irak.

Dia menuntut AS agar segera menyelesaikan penarikan pasukannya dari Irak.

"Terorisme AS harus diakhiri" tulisan di satu spanduk oleh pendukung Hashed pro-Iran.

Satu kelompok mantan aliansi paramiliter yang telah diintegrasikan ke dalam aparat keamanan negara Irak.

Mantan Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan yang menewaskan Soleimani dekat bandara Baghdad bersama Letnan dari Irak, Abu Hamdi Al-Muhandis, wakil Hashed.

Saat itu, Trump mengatakan pembunuhan itu terjadi sebagai tanggapan atas gelombang serangan terhadap kepentingan AS di Irak.

Pembunuhan Soleimani, arsitek strategi militer Timur Tengah Iran, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh wilayah.

Bahkan, dan memicu kekhawatiran konfrontasi militer langsung antara musuh bebuyutan puluhan tahun, Washington dan Teheran.

Baca juga: VIDEO - Iran Pamerkan 16 Rudal Balistik yang Diledakkan Bersamaan, Israel Ketakutan

Republik Islam Iran yang memiliki pengaruh besar di negara tetangga Irak, memperingatkan akan membalas kematian Soleimani.

Lima hari setelah pembunuhannya, Iran menembakkan rudal ke sebuah pangkalan udara di Irak yang menampung pasukan AS dan satu lagi di dekat Irbil di utara.

Sejak itu, lusinan roket dan bom pinggir jalan telah menargetkan situs keamanan, militer dan diplomatik Barat di seluruh Irak.

Para pejabat Irak dan Barat menyalahkan faksi garis keras pro-Iran atas serangan itu, yang tidak pernah diklaim oleh kelompok mana pun.

Pada Februari 2020, AS melakukan serangan udara terhadap Kataeb Hezbollah.

Sebuah sayap paramiliter Irak dukungan Iran yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Irak-Suriah.

Menyusul serangan roket ke kedutaannya di Baghdad dan perusahaan kontraktor militer AS di utara ibu kota.

Hashed telah berulang kali menyerukan penarikan pasukan AS yang dikerahkan di Irak.

Walau sebagai bagian dari koalisi multinasional yang terus memerangi jihadis kelompok ISIS.

Pejabat senior Hash, Faleh Al-Fayyad mengulangi permintaan itu.

Baca juga: Militan ISIS Serang Sebuah Desa di Irak, Tiga Warga Sipil dan 10 Tentara Kurdi Tewas

dia mengatakan pembunuhan Soleimani dan Muhandis adalah kejahatan terhadap kedaulatan Irak.

Pada Desember 2020, Irak mengumumkan akhir dari misi tempur koalisi pimpinan AS melawan ISIS di sana.

Tetapi sekitar 2.500 tentara AS dan 1.000 pasukan koalisi akan tetap dikerahkan di Irak untuk memberi pelatihan, saran dan bantuan kepada pasukan nasional.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved