Garam Daraba

Garam Hasil Produksi Petani Simeulue Sukses Masuk Pasar

Dari usaha kecilnya itu, Zulfikat dapat mempekerjakan tujuh orang buruh lepas sejak mulai produksi hingga garam siap panen dan dipasarkan.

Penulis: Sari Muliyasno | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/SARI MULYASNO
Garam daraba hasil produksi petani garam Simeulue di kawasan Kuta Batu, Kecamatan Simeulue Timur, Minggu (2/1/2022). 

Laporan Sari Muliyasno I Simeulue

SERAMBINEWS.COM, SINABANG - Satu-satunya produksi Garam Daraba di Kabupaten Simeulue yang tengah digeluti oleh Zulfikar, sejak tiga tahun terakhir, sukses menembus pasar lokal. Garam yang diproduksi di kawasan Kuta Batu, Simeulue Timur itu, bisa menghasilkan garam sebanyak 2 ton dalam sebulan.

Zulfikar, kepada Serambinews.com mengatakan bahwa garam daraba yang diproduksi itu sangat alami tanpa bahan pengawet dan murni dari air laut.

Dari usaha kecilnya itu, Zulfikat dapat mempekerjakan tujuh orang buruh lepas sejak mulai produksi hingga garam siap panen dan dipasarkan.

"Kalau sebulan bisa sampai 2 ton hasil penen. Garam daraba ini sasaran pasarnya untuk usaha ikan asin, tripang dan juga gurita. Belum bisa untuk garam dapur," pungkas Zulfikar, Minggu (2/1/2022).

Dirahasiakan, Wajah Anak Lesti Kejora dan Rizky Billar akan Diungkap 8 Januari 2022

Untuk harga jual garam, lanjut Zulfikar, garam hasil produksinya itu dijual dengan harga Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kilogramnya.

"Masih untuk pasar lokal saja sekarang. Belum dijual keluar Simeulue, kalau respon pasarnya bagus. Terima kasih juga untuk Pemda Simeulue yang telah membantu diawal-awal usaha ini," imbuhnya.

Sementara itu, anggota DPRK Simeulue Ugek Farlian SH, yang turut datang menyambangi usaha produksi garam tersebut sangat mengapresiasi invovasi yang sudah dilakukan oleh Zulfikar, dan dapat membuka lahan pekerjaan di tengah situasi masa pandemi sekarang.

Bank Aceh Idi Bantu Korban Banjir Aceh Timur

Pembuatan garam daraba dengan menggunakan atap seng plastik menjadikan hasil produksinya lebih higeinis dan tidak terganggu oleh faktor cuaca.

"Ini patut kita apresiasi karena di tengah masa pandemi bisa berinovasi dengan produksi garam daraba ini," pungkas Ketua Komis A DPRK Simeulue itu.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved