Berita Jakarta
QR Code Pantau Belajar Tatap Muka untuk Mencegah Muncul Klaster di Sekolah
Sekretaris Jenderal Kemendikbud-Ristek Suharti mengatakan, pihaknya menerapkan protokol kesehatan ketat untuk mencegah dan menanggulangi munculnya
Tetapi ketika dia bermain, dia tidak memasang maskernya dengan baik, tidak menjaga jarak.
kemudian ruangan diisi dengan orang yang cukup padat, itu berarti protokol kesehatan tidak dilakukan dengan baik," kata Kartini.
Oleh karenanya, Kartini menyampaikan sejumlah titik kritis yang harus dicermati guna memastikan PTM Terbatas berjalan aman.
Salah satunya adalah aliran udara yang kurang bagus di satuan pendidikan, seperti aktivitas indoor.
"Banyak sekolah yang aliran udaranya kurang bagus, atau kalau menggunakan AC maka alirannya cuma di dalam situ.
Nah ini harus ada aliran udara bebasnya, jendela perlu dibuka.
Memang agak lebih panas sedikit, tetapi ini perlu," katanya Selanjutnya terkait dengan durasi berkumpul dan jarak satu sama lain.
Kartini menegaskan peserta didik diperbolehkan untuk berkumpul namun tidak dalam rentang waktu lama dan tetap harus menjaga jarak.
Dia mencontohkan beberapa kegiatan yang perlu mendapat perhatian dan pengawasan, antara lain ketika berolahraga, upacara, menunggu antrian di toilet, hingga ketika peserta didik menunggu jemputan dari orang tuanya.
Perlu Pengawasan
Plt Dirjen Kesmas Kementerian Kesehatan drg.Kartini Rustandi MKes menyorot perlunya pengawasan dan perhatian agar semua pihak di satuan pendidikan mengurangi sentuhan terhadap benda yang kerap disentuh oleh orang lain.
Penting pula, kata Kartini, mengubah kebiasaan.
Seperti menggunakan tangan kiri untuk membuka pintu.
"Ini karena tangan kanan biasanya yang paling sering digunakan untuk makan, menyentuh muka, menggosok hidung, mata.
Sehingga tangan kanan ini kalau sudah menyentuh benda lain agak beresiko.