Breaking News

Internasional

WHO Sebut Tingkat Serangan Covid-19 Varian Omicron Berbeda di Setiap Negara

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tingkat serangan Covid-19 varian Omicron berbeda di setiap negara.

Editor: M Nur Pakar
GlobalNews
Dr Abdi Mahamud, Manajer Insiden Covid-19 WHO 

SERAMBINEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tingkat serangan Covid-19 varian Omicron berbeda di setiap negara.

Seorang pejabat tinggi WHO, Selasa (4/1/2022) mengatakan kasus Covid-19 varian Omicron di Afrika Selatan rendah.

Dikatakan, baik tingkat rawat inap dan kematian tetap rendah di Afrika Selatan.

Namun, dia menyatakan tingkat serangan Omicron tidak dapat dianggap sama dengan negara lain.

Dr. Abdi Mahamud, Manajer Insiden Covid-19 di badan kesehatan PBB itu mencatat pemisahan antara jumlah kasus dan kematian di Afrika Selatan.

Tempat pertama kali mengumumkan munculnya varian baru itu yang telah menyebar super cepat.

Baca juga: Israel Targetkan Orang Lanjut Usia, Booster Pencegah Penyebaran Omicron

Dia mengatakan dalam hal rawat inap di Afrika Selatan tetap sangat rendah dan kematiannya juga tetap sangat, sangat rendah.

Tetapi Mahamud mengatakan itu tidak dapat diekstrapolasi dari Afrika Selatan ke negara lain.

Dia menjelaskan masing-masing negara memiliki keunikannya sendiri.

Dengan hitungan terbaru, WHO mengatakan 128 negara telah mengkonfirmasi kasus varian baru yang pertama kali muncul di Afrika selatan pada November 2021.

Tetapi banyak tempat lain, yang mungkin tidak memiliki kemampuan pengujian lengkap - diyakini juga memilikinya.

Mahamud mencatat bahwa Omicron telah menunjukkan penularan virus yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Covid-19 Varian Omicron Ancam Orang Tanpa Disuntik Vaksin Covid-19, Warga AS Meninggal Dunia

Dia mencatat peningkatan yang luar biasa dalam kasus-kasus di Amerika Serikat.

Di mana semakin banyak rawat inap yang datang.

Tapi dia mengutip semakin banyak penelitian yang menunjukkan Omicron mempengaruhi bagian atas tubuh.

Sedangkan versi lain merusak fungsi paru-paru dan menyebabkan pneumonia parah yang menyebabkan banyak kematian.

Mahamud mengatakan itu bisa menjadi kabar baik, tetapi studi lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan gambaran lengkap.(*)

Baca juga: Israel Siap Hadang Ledakan Omicron, Seluruh Warga Harus Disuntik Vaksin Covid-19

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved