Pelatih Biliar Sumut Dijewer

Gubernur Edy Rahmayadi dan Choki Saling Lapor Polisi, DPRD Sumut Angkat Bicara

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi melalui pengacaranya akan melaporkan balik pelatih biliar PON Sumut....

Editor: Eddy Fitriadi
TRIBUN MEDAN/HO
Khairuddin Aritonang dan Edy Rahmayadi. Gubernur Edy Rahmayadi dan Choki Saling Lapor Polisi, DPRD Sumut Angkat Bicara. 

SERAMBINEWS.COM - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi melalui pengacaranya akan melaporkan balik pelatih biliar PON Sumut Khairudin Aritonang ke Polda Sumut.

Hal itu terkait pernyataan Coki yang mengatakan bahwa Edy sebagai 'Gubernur Jahanam'.

Ketua Komisi A DPRD Sumut, Hendro Susanto mengaku prihatin dengan kondisi itu.

Menurut dia, permasalahan ini tidak akan semakin melebar, jika mampu diselesaikan secara kekeluargaan.

"Pertama kita prihatin di tahun 2022 ini, hal yang sebenarnya sudah bisa selesai dengan dilakukan secara persuasif antara keduanya, secara kekeluargaan tak terwujud," ucap Hendro, Kamis (6/1/2022).

Ia pun menyarankan, pengacara yang ditunjuk Edy Rahmayadi agar bisa menjalin komunikasi dengan kuasa hukum Coki, demi menuntaskan permasalahan.

Bukan malah melakukan hal sebaliknya.

"Saya rasa ada baiknya pak Gubernur perintahkan kuasa hukumnya untuk berkomunikasi dengan kuasa hukum Coki, duduk bersama, berdiskusi, bagaiamana untuk mendamaikan keduanya, saling memaafkan," sebutnya.

Lebih lanjut, Hendro mengatakan, memasuki 2022 artinya sudah tahun keempat Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah memimpin Sumut.

Dan sebaiknya, sebagai pimpinan harus fokus dalam menyelesaikan program-program yang telah direncanakan supaya berjalan tepat waktu.

Apalagi dalam dua tahun ke depan, Sumut akan dihadapkan dengan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan berlangsung di Sumut dan Aceh.

"Karena ini kan tahun ke empat pak Edy. Dan kita bakal menjadi tuan rumah PON, sebaiknya kita fokus melakukan pembinaan demi meraih prestasi, serta menyiapkan infrastruktur pendukung," ujarnya

Maka ia berharap Edy Rahmayadi dengan jiwa kesatria, selaku pimpinan di Sumut, mau melakukan permintaan maaf terhadap Coki.

Hendro menjelaskan meminta maaf terlebih dahulu merupakan suatu perbuatan mulia.

"Dibanding kita menghabiskan waktu berdebat dengan polemik ini. Baiknya duduk bareng, saling meminta maaf bukan suatu yang tabu, sesuatu yang naif. Orang yang pertama meminta maaf, pastinya memiliki jiwa patriotik, kesatria walau dia seorang pemimpin dan atasan," kata Hendro.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved