Berita Aceh Tamiang
Risma Janji Kirim Obat untuk Korban Banjir, Mensos Serah Bantuan di Langsa dan Tamiang
Pada hari kedua kunjungan kerja ke Aceh, Rabu (12/1/2022), Menteri Sosial (Mensos) RI, Dr Ir Tri Rismaharini MT, menyambangi Langsa dan Aceh Tamiang
KUALASIMPANG - Pada hari kedua kunjungan kerja ke Aceh, Rabu (12/1/2022), Menteri Sosial (Mensos) RI, Dr Ir Tri Rismaharini MT, menyambangi Langsa dan Aceh Tamiang.
Sama seperti hari pertama di Aceh Utara dan Aceh Timur, kedatangan Mensos ke dua kabupaten/kota ujung timur Aceh ini juga untuk menyalurkan bantuan kepada korban banjir dan memantau penyaluran berbagai jenis bantuan lain kepada warga kurang mampu.
Saat berada di Aceh Tamiang, Menteri yang akrab disapa Risma, ini mengaku lupa membawa obat-obatan untuk korban banjir di kabupaten tersebut.
Karena itu, Mensos berjanji akan segera mengirim obat ke Tamiang.
Sebab, menurutnya, obat-obatan dan vitamin sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengantisipasi penyakit yang berpotensi muncul setelah banjir surut.
“Karena fokusnya kita logistik, jadi (obat-obatan dan vitamin) tidak dibawa.
Iya, padahal ini perlu.

Jadi nanti akan dikirim,” kata Risma ketika meninjau posko banjir yang dibuka Pemkab Aceh Tamiang di Istana Karang, kawasan Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, Rabu (12/1/2022).
Kemudian, Risma langsung memanggil salah seorang stafnya untuk memastikan stok obat-obatan dan vitamin.
Dengan nada setengah berbisik, Mensos meminta stafnya itu untuk segera mengirim obat-obatan dan vitamin ke Aceh Tamiang.
“Termasuk masker, jangan lupa.
Itu perlu di masa seperti ini,” ungkapnya.
Dalam kunjungan itu, Mensos Risma juga menyalurkan bantuan logistik senilai Rp 1.066.276.084.
Risma mengatakan, bantuan lumbung sosial ini cakupannya luas karena bukan hanya dalam bentuk makanan.
“Ini banyak, kan bantuan pascabanjir, jadi ada mesin genset, tempat tidur, pakaian, popok bayi, dan macam-macam,” rinci Menteri Sosial.
Baca juga: Mensos Risma Soroti Kondisi Tanggul di Aceh Tamiang
Baca juga: Bupati Aceh Tamiang Minta Dapur Umum untuk Korban Banjir, Ini Jawaban Mensos Risma
Ia berharap semua bantuan itu dapat disalurkan ke seluruh kecamatan yang terdampak banjir pada pekan lalu.
“Ini bantuan logistik untuk disalurkan ke seluru daerah, ada 12 kecamatan di sini kan,” ujar mantan Wali Kota Surabaya, ini.
Risman menambahkan, bantuan tersebut merupakan tahap dua, karena sebelumnya Kemensos juga sudah menyalurkan bantuan dalam bentuk makanan.
“Udah mulai seminggu lalu, sudah bantu warga yang terdampak banjir.
Hari ini (kemarin-red) yang kami salurkan lumbung sosialnya,” timpal Tri Rismaharini.
Mensos tak lama berada di tempat tersebut.
Setelah menyerahkan bantuan kepada Bupati Aceh Tamiang, Mursil, Risma sempat meninjau keberadaan dapur umum yang dibuka di halaman Istana Karang.
Pada kesempatan itu, Risma sempat berbincang dengan beberapa relawan yang sedang memasak.
Tujuannya, untuk memastikan kualitas alat masak bantuan Kemeterian Sosial (Kemensos).
“Kalau memang masih butuh, nanti saya tambah.
Soalnya, daerah lain tidak mau memasak pakai ini,” jelas Risma.
Pada kesempatan yangs sama, Bupati Aceh Tamiang, Mursil, secara blak-blakan meminta dapur umum kepada Menteri Sosial.
Baca juga: Bupati Aceh Tamiang Minta Dapur Umum untuk Korban Banjir, Ini Jawaban Mensos Risma
Baca juga: Mensos Datangi Pengungsi di Gampong Baroh Langsa Lama, Serahkan Bantuan Banjir Rp 474 Juta ke Pemko
Menurut Mursil, pihaknya meminta dapur umum ke Mensos karena bantuan itu sangat penting mengingat Aceh Tamiang merupakan salah satu kabupaten/kota di Aceh yang menjadi daerah langganan banjir besar.
“Kalau ada, kami butuh dapur umum.
Ini perlu untuk membantu masyarakat yang menjadi langganan banjir,” kata Mursil.
Selama ini, ungkap Bupati, dapur umum yang didirikan Pemkab Aceh Tamiang hanya berbentuk darurat dan kurang bisa melayani masyarakat secara maksimal.
“Dengan adanya dapur umum yang kondisinya representatif, nanti penyaluran bantuan kepada korba bencana alam, khususnya banjir, akan lebih baik lagi,” ucap dia.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengakui permintaan itu cukup masuk akal.

Namun, menurutnya, stok dapur umum di Kemensos saat ini masih terbatas, sehingga belum cukup untuk memenuhi kebutuhan semua daerah.
“Nanti kalau dikasih, daerah lain marah.
Belum cukup untuk semua daerah,” kata Risma.
Risma menambahkan, kedatangannya ke Aceh kali ini terfokus pada pembagian bantuan sosial berupa logistik, sandang, dan pangan.
“Fokus kita ke logistik dulu, dan kita pastikan kondisi masyarakat baik-baik saja,” lanjutnya.
Mensos juga turut menyoroti kerusakan tanggul di Aceh Tamiang yang menyebabkan 90 persen wilayah hilir terdampak parah akibat banjir.
Menurutnya, dibutuhkan penanganan serius untuk membenahi tanggul guna menyelamatkan permukiman dari ancaman banjir yang lebih besar lagi di masa-masa mendatang.
“Harus diperhatikan, harus ada perbaikan,” tegas Mensos Namun, ketika akan membahas teknis bantuan itu, Risma langsung berhenti.
Dia menyadari kalau masalah tanggul bukan wewenangnya sebagai Menteri Sosial.
“Aduh, jangan saya.
Itu bagian Menteri PU,” kata Risma sembari tertawa.
Begitu pun, dia berjanji akan melaporkan kondisi tanggul di Aceh Tamiang yang sudah kritis ke Menteri PU agar bisa segera ditindaklanjuti.
“Saya laporkan, biar segera ditindaklanjuti,” janji Risma.
Risma menjelaskan,kunjungannya kali ini dalam rangka menyalurkan bantuan lumbung sosial ke sejumlah daerah di Aceh yang terdampak banjir.
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah terakhir yang dikunjunginya setelah telebih dulu menyambangi Aceh Utara, Aceh Timur, dan Langsa.
Penyerahan bantuan dari Risma kepada Bupati Aceh Tamiang turut disaksikan oleh unsur Forkopimda setempat.
Untuk diketahui, Mensos Risma tiba di Aceh Tamiang sekira pukul 09.45 WIB, kemarin.
Setelah itu, ia langsung menuju ke posko bantuan di Istana Karang.
Kedatangan Risma disambut sejumlah pejabat daerah, di antaranya Bupati Mursil, Wakil Bupati Tengku Insyafuddin, Kajari, Agung Ardyanto, serta perwakilan Kodim 0117/Aceh Tamiang dan Polres Aceh Tamiang.
Kunjungan Risma ke Aceh Tamiang sempat tertunda beberapa kali.
Awalnya, dia dijadwalkan tiba pada Rabu (5/1/2022).
Namun, jadwal tersebut berubah beberapa kali tanpa alasan jelas.
Baca juga: Mensos Tinjau Penyaluran Bantuan PPKM di BSI Langsa, Sebelum Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir
Informasi kedatangan Risma sempat disambut masyarakat Teluk Halban dengan mendirikan tenda di sekitar tanggul yang jebol akibat diterjang banjir.
Tinjau lokasi pengungsi Sebelum bertolak ke Aceh Tamiang, Menteri Sosial juga melakukan beberapa kegiatan di Langsa, pagi kemarin.
Dari Hotel Harmoni tempatnya menginap, Risma sekitar pukul 07.45 WIB menuju Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Langsa yang berada di sekitar Lapangan Merdeka setempat.
Mensos hadir ke bank itu untuk memantau penyaluran bantuan sembako PPKM kepada warga dalam bentuk uang tunai.
Dalam kunjungan tersebut, Mensos didampingi Sekdako Langsa, Ir Said Mahdum Majid, bersama Kadis Sosial, Armia SP, Kabag Humas dan Protokoler Sekdako, Mujammil SSTP MSP, dan sejumlah pejabat lainnya.
Dari BSI Cabang Langsa, Menteri Risma kemudian menyerahkan bantuan kepada korban banjir di kota itu.
Bantuan dalam bentuk barang dan logistik senilai Rp 474.886.050, tersebut diserahkan Menteri Risma meninjau lokasi pengungsian korban banjir di Gampong Baro, Kecamatan Langsa Lama.
Pada kesempatan itu, Risma mengatakan, untuk penanganan banjir di Langsa, pihak Kemensos dan Pemko setempat membuat lumbung dengan fasilitasi air bersih dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
Sementara itu, Kadis Sosial Langsa, Armia SP, mengatakan, bantuan dari Kemensos RI yang diserahkan Menteri Tri Rismaharini dalam bentuk barang yaitu satu perahu fiber, sembako, tenda, dan lain-lain.
"Bantuan dari Kemensos RI ini nilainya Rp 474.886.050.
Untuk logistik, untuk sementara disimpan di Gudang Dinsos Kota Langsa dan akan segera disalurkan kepada warga yang terdampak banjir," tutupnya.
Tanaman Padi Rusak akan Diberi Bibit Baru
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI, Dr Ir Takdir Mulyadi MM, mengatakan, pihaknya siap membantu bibit padi unggul yang baru kepada daerah yang tanaman padinya rusak, mati, dan puso akibat banjir.
Syaratnya, sebut Takdir, antara lain tanaman padi tersebut belum diasuransikan.
Hal itu disampaikan Takdir menanggapi laporan Kadis Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, pada Rakor Evaluasi Luas Tanam Padi, Jagung, dan Kedelai Oktober-Desember 2021 dan Percepatan Tanam Januari-Maret 2022, serta Antisipasi Musim Tanam April-September tahun ini di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Rabu (12/1/2021).
Baca juga: Sempat Tertunda, Mensos Risma Akhirnya Tiba Aceh Tamiang Bantu Korban Banjir
Kepada daerah yang tanaman padinya terendam banjir, Takdir mempersilakan bupati/wali kota setempat untuk mengajukan bibit padi bantuan ke Kementan.
Rakor tersebut dibuka secara virtual oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Dr Ir Suwandi Msi.
Suwandi dalam arahannya mengatakan, daerah-daerah sentra produksi padi di Indonesia, termasuk Aceh, diharapkan bisa mencapai target tanam padi.
Sebab, pada Agustus mendatang, Indonesia akan mencanangkan kembali swasembada beras.
Untuk mencapai hal tersebut, menurut Suwandi, daerah-daerah yang sudah sukses melaksanakan tanam padi dengan program IP-300 seperti Aceh, mulai tahun ini hendaknya bisa melaksanakan IP 400 atau empat kali tanam padi dalam setahun.
Ia juga menganjurkan kepada petani untuk mengunakan pupuk organik.
Hal ini, tambahnya, sejalan dengan makin tingginya harga pupuk nonsubsidi.
Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, mengatakan, tanaman padi di Aceh pada Oktober 2020-September 2021 seluas 340.
648 hektare (91,5 persen) dari targeta 372.414 hektare.
Sementara produksinya 1,68 juta ton, menurun dibanding tahun lalu sebanyak 1,76 juta ton.
Penurunan produksi gabah tahun 2021, menurut Cut Huzaimah, antara lain akibat kerusakan dan perbaikan sejumlah jaringan irigasi, serta pergeseran dan perubahan iklim yang membuat masa tanam dan panen puncak tanaman padi ikut bergeser dari Maret ke April 2021.
Untuk musim tanam rendeng 2021-2022, sebutnya, tanaman padi yang terendam banjir di sejumlah daerah mencapai 14.698 hektare (Ha).
Dari jumlah itu, 749 Hatanaman padi mengalami puso.
Akibat banjir, sambung Cut Huzaimah, realisasi tanam padi pada Desember 2021 hanya sebesar 56.445 Hadari target 66.256 Ha.
Sedangkan sisanya seluas 9.812 Ha, akan dikejar pada bulan ini.
Adapun realisasi tanam padi pada Januari 2022 baru 7.542 hektare dari target 47.680 Ha.
Sisanya 40.138 Ha akan dilakukan pada bulan ini dan bulan berikutnya.
Kepala UPTD Balai Protekjsi Tanaman Pangan Aceh Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh, Zulfadli SP MP, menambahkan, penyebab terparah yang membuat kerusakan tanaman padi atau puso setiap tahun adalah banjir dan kekeringan.
Sedangkan tanaman padi yang rusak akibat serangan hama, menurutnya, sangat kecil.
Sejak tahun lalu, kerusakan tanaman padi akibat banjir mencapai 18.272 hektare, akibat kekeringan 8.730 hektare, dan karena gangguan organisme tanaman hanya 133 hektare.
Untuk tanaman jagung, sebut Zulfadli, yang puso akibat banjir seluas 3.085 hektar dan kekeringan 50 hektare.
Sementara itu, Kepla BMKG, Nasrol, menjelaskan, pada tahun ini perubahan ikim masih cukup besar mengancam kegitan usaha tanaman pangan di Aceh.
Hal ini sudah dimulai sejak banjir yang melanda berbagai daerah di wilayah timur utara dan barat Seltan Aceh.
“Ancaman kekeringan juga masih menghantui Aceh.
Karena itu, Dinas Pertanian dan Tamaan Pangan di daerah dan lembga terakit lain perlu lebih cerdas lagi menyiasati musim tanam rendeng dan gadu, agar luas tanaman padi, jagung, dan kedelai yang puso bisa diminimalkan,” tutup Nasrol. (mad/zb/her)
Baca juga: Mensos Tinjau Penyaluran PKH di BSI Cabang Langsa
Baca juga: Mensos Serahkan Santunan ke Keluarga Korban Meninggal akibat Banjir di Aceh Utara