Luar Negeri

Mantan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita Tutup Usia

Kematiannya dikonfirmasi oleh mantan Menteri Kehakiman Mali dan mantan penasehatnya pada Minggu, 16 Januari 2022.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/ISSOUF SANOGO
Mantan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita 

SERAMBINEWS.COM - Mantan Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita meninggal dunia pada Minggu (16/1/2022) di usia 76 tahun.

Kematiannya dikonfirmasi oleh mantan Menteri Kehakiman Mali dan mantan penasehatnya pada Minggu, 16 Januari 2022.

 
Penyebab kematian Keita tidak diketahui dengan jelas. Mantan penasehat Keita mengatakan dia meninggal di rumahnya di Ibu Kota Bamako, Mali.   

“Presiden IBK (Ibrahim Boubacar Keita) meninggal pagi ini pada pukul 9 di rumahnya di Bamako,” kata salah seorang anggota keluarga Keita. Pernyataan ini dikonfirmasi pula oleh anggota keluarga Keita yang lain.

Namun penyebab kematiannya tidak spesifik.  

Keita memimpin Mali selama tujuh tahun hingga 2020.

Dia digulingkan dalam kudeta setelah protes besar anti-pemerintah atas penanganannya terhadap kerusuhan jihad.

“Presiden IBK meninggal pagi ini pada pukul 09:00 GMT di rumahnya di ibu kota, Bamako," kata seorang anggota keluarga, seperti dilansir dari Al Jazeera.

Beberapa anggota keluarga lainnya jiga mengkonfirmasi kematian Keita.

Sementara penyebab kematian belum diketahui.

Keita digulingkan dari kursinya oleh militer pada 2020 setelah berkuasa selama tujuh tahun di Mali.

Keita menjalankan negara di kawasan Afrika Barat tersebut sejak September 2013 hingga Agustus 2020 sebagaimana dilansir Reuters.

Selama pemerintahannya, milisi dan kelompok ekstremis melancarkan berbagai serangan ke wilayah yang luas dan kekerasan etnis berkobar.

Pemilihan legislatif yang disengketakan, rumor korupsi, dan pertumbuhan ekonomi yang rendah memicu kemarahan publik selama masa pemerintahannya.

Puluhan ribu orang turun ke jalanan di ibu kota Mali, Bamako, pada 2020 untuk menuntut pengunduran dirinya.

Dia akhirnya digulinkan oleh kudeta militer, yang para pemimpin kudeta tetap berkuasa hingga kini meskipun mendapat keberatan dari komunias internasional.

Pemerintah sementara Mali mengeluarkan pernyataan pada Minggu yang mengumumkan meninggalnya Keita.

“Pemerintah Mali dan orang-orang Mali memberi hormat untuk mengenang almarhum yang terkenal,” bunyi pernyataan tersebut.

Para pemimpin Afrika, termasuk Presiden Senegal Macky Sall dan Presiden Burkina Faso Roch Kabore, menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Keita.

Kendati demikian, penyebab kematian Ketia masih belum jelas.

Seorang mantan penasihat mengatakan, Keita, yang sering bepergian ke luar negeri untuk perawatan medis, meninggal di rumahnya di Bamako.

Setelah kudeta, dia menjadi tahanan rumah. Tetapi, pembatasan itu dicabut di tengah tekanan dari blok politik Afrika, ECOWAS.

Baca juga: Kabar Duka, Kabag Ops Polres Abdya Meninggal Dunia

Baca juga: Putra Penyanyi Sinead OConnor Meninggal Dunia Setelah Dilaporkan Hilang: Ibu Sangat Menyayangimu

Sosok Ibrahim Boubacar Keita

Lahir dari ayah pegawai negeri sipil di kota selatan Koutiala, Keita melanjutkan studi sastra, sejarah, dan hubungan internasional di Paris.

Dikutip dari BBC, dia tinggal dan bekerja di Prancis selama beberapa dekade, termasuk mengajar di Universitas Paris, sebelum kembali ke Mali pada 1980.

  
Pada awalnya, dia bekerja sebagai penasihat Dana Pembangunan Eropa.

Keita dikenang secara beragam sebagai sosok yang murah hati, mudah marah dan memecah belah kelompoknya.

Mali berada dalam cengkeraman krisis keamanan dan politik sejak pecahnya kemerdekaan dan pemberontakan jihadis pada 2012, kata wartawan BBC Lalla Sy.

Presiden Keïta kemudian terpilih pada tahun 2013 dengan janji untuk membawa perdamaian dan keamanan, menang telak.

Namun pemerintahnya gagal mengakhiri tantangan keamanan serius Mali, dan dia digulingkan oleh militer pada Agustus 2020.

Masih mengutip Al Jazeera, perwira militer yang menggulingkan Keita telah menuai kecaman internasional karena melanggar janji untuk mengadakan pemilihan demokratis pada Februari dan memperpanjang masa transisi ke pemerintahan sipil selama lima tahun.

Sebagai tanggapan, blok regional utama Afrika Barat, ECOWAS, mengatakan akan menutup perbatasan dengan Mali dan menjatuhkan sanksi ekonomi besar-besaran .

Mali telah berjuang untuk mendapatkan kembali stabilitas sejak 2012, ketika pemberontak etnis Tuareg dan kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu merebut dua pertiga bagian utara negara itu, menyebabkan bekas kekuatan kolonial Prancis turun tangan untuk memukul mundur mereka untuk sementara.

Pembunuhan etnis dan pelanggaran angkatan bersenjata telah menjadi ciri khas kepresidenan Keita, meskipun ribuan tentara Prancis dan internasional dikerahkan untuk menahan kelompok-kelompok bersenjata.

Beberapa minggu setelah digulingkan, dia menderita stroke ringan dan diterbangkan ke Uni Emirat Arab untuk perawatan medis.

Menurut situs berita Afrika berbahasa Perancis, Jeune Afrique, Keïta tidak menampakkan diri setelahnya.

Dia tinggal di Bamako bersama istrinya Aminata yang sering melakukan perjalanan ke Pantai Gading untuk mengunjungi putra-putra mereka yang tinggal di sana.

Baca juga: Suami yang Bunuh Istri di Semarang Ditangkap saat Kembali ke TKP, Sempat Tanyakan Kondisi Korban

Baca juga: Wanita Ini Meringis Sakit Perut 20 Tahun, Setelah Dioperasi Ternyata Ada Gunting di Dalam Perutnya

Baca juga: FAKTA Video Syur Diduga Anggota DPRD Medan, Korban Ditipu Napi Ngaku Polisi, Diperas Rp 33 Juta

Tribunnews.com: Mantan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita Meninggal Dunia

(Tribunnews.com/Yurika)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved