Berita Banda Aceh

Mahasiswa UBBG Ciptakan Alat Pendeteksi Ketinggian Air untuk Mitigasi Bencana

Meski baru berdiri, Program Studi (Prodi) Ilmu Komputer Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh sudah mengukir prestasi mengagumkan

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Beberapa mahasiswa semester I Prodi Ilmu Komputer Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh menciptakan tiga rangkaian alat elektronika berbasis pemrograman. Alat yang dinamakan "water level censor" ini mampu mendeteksi ketinggian air dan dapat digunakan untuk mitigasi bencana, terutama ancaman banjir. 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Meski baru berdiri, Program Studi (Prodi) Ilmu Komputer Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh sudah mengukir prestasi mengagumkan.

Betapa tidak, mahasiswanya telah menghasilkan karya inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Mereka berhasil menciptakan alat pendeteksi ketinggian air dengan menggunakan rangkaian alat elektronik, Senin (17/1/2022).

Mahasiswa semester satu ini telah mampu menciptakan tiga rangkaian alat elektronika berbasis pemrograman.

Hal ini sangat diapresiasi oleh pihak pimpinan Kampus UBBG serta dosen-dosen ilmu komputer.

Baca juga: Harga Emas Naik, Berikut Daftar Harga Emas Per Gram Hari Ini Selasa (18/1/2022)

Safriatullah SKom MIT, dosen pembimbing menyatakan bahwa alat pendeteksi ketinggian air atau biasa disebut "water level censor" ini memiliki kegunaan dan manfaat yang sangat baik.

Water level censor bisa digunakan di rumah-rumah untuk mengontrol isi tanki air pada bak mandi ataupun pada drum air.

Water level censor akan bekerja mendeteksi ketinggian air pada bak mandi atau drum air yang sudah dipasangkan alat tersebut, sehingga dapat diihat isi/kapasitas air yang berada di dalam bak mandi/drum air.

Pada saat air di dalam bak mandi/drum air mencapai maksimal (penuh) maka alat tersebut akan berbunyi sebagai bentuk peringatan, sehingga kita dapat mematikan keran airnya agar tidak tumpah.

Alat ini juga mampu membuat mesin pompa air mati dengan otomatis pada saat air dalam bak penuh.

Baca juga: Kemenag Pidie Jaya Salur Bantuan Untuk Korban Banjir di Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tamiang

Melalui program coding yang telah diinput pada alat tersebut, kata Safriatullah, sensor mampu membaca serta menjalankan perintah sesuai dengan program yang telah diinput ke dalam air.

Alat yang digunakan untuk menjalankan programnya dinamakan Arduino Uno.

Water level censor juga dilengkapi dengan LCD yang mampu menampilkan informasi terkait ketinggian air.

"Ketika pin sensor water level tersentuh air maka LCD akan menampilkan volume ketinggian air pada saat itu juga," kata Safriatullah MIT menjawab Serambinews.com, Selasa (18/1/2022) siang.

Selain itu kegunaan water level censor ini juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi bencana alam, seperti banjir dan tsunami sehingga masyarakat bisa mengantisipasi bencana yang datang dengan tiba-tiba.

Baca juga: Munarman: Saya akan Tuntut di Akhirat Kasus Dugaan Tindak Pidana Terorisme

Kegiatan pengerjaan projek ini, terang Safriatullah, bertujuan supaya putra-putri Aceh dapat berpikir kreatif dan menciptakan alat yang bermanfaat untuk umat manusia.

Sementara itu, Fathurrahman, perwakilan mahasiswa pembuat alat pendeteksi air itu menyatakan bahwa proyek ini akan dikembangkan lebih baik lagi serta dapat digunakan oleh masyarakat luas.

Tujuannya agar mempermudah masyarakat dalam beraktivitas sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi bakal ada air yang terbuang dari tangki atau ember karena melimpah saat diisi.

Selain itu, penggunaan alat ini juga dapat menghemat belanja rumah tangga serta hemat energi.

Baca juga: KABAR GEMBIRA, Bansos PKH Tahap I Cair Januari 2022, Segera Cek di Link Ini

Mukhroji MT, Dosen UBBG mengatakan sangat mendukung program ini karena sangat banyak benefit yang didapatkan dari inovasi ini.

"Selain mereka dapat berpikir kreatif juga dapat melakukan proyek ini secara sama-sama. Tentu akan terbentuk sebuah ikatan emosional dalam tim kerja.

Selain itu, benda yang mereka buat diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat terutama untuk mitigasi bencana," demikian Mukhroji. (*)

Baca juga: Nikahi Hingga 8 Wanita, Semua Istri Pria Ini Tinggal Satu Atap dan Hidup Rukun, Ini yang Dia Lakukan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved