Luar Negeri

Suku Ini Larang Suami Dampingi Istri Melahirkan Selama Tujuh Hari, Berjongkok saat Lahiran di Gubuk

Alih-alih berbaring untuk melahirkan, para wanita suku Cousso mengambil posisi berjongkok untuk melahirkan seperti layaknya hewan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Eva.vn
Cousso adalah etnis minoritas yang sangat tua di Afrika, karena mereka tinggal di padalaman hutang primitif. 

Suku Ini Larang Suami Dampingi Istri Melahirkan Selama Tujuh Hari, Berjongkok saat Lahiran di Gubuk

SERAMBINEWS.COM – Ternyata ada sebuah suku di Benua Hitam atau Afrika yang melarang suami mendampingi istri saat melahirkan.

Bahkan ketika anak telah lahir, suami dilarang keras menjenguk istri dan anaknya selama tujuh hari.

Suku tersebut percaya bahwa kedatangan suami sebelum genap tujuh hari akan membawa musibah bagi keluarganya.

Meski itu hanyalah tradisi yang diwariskan oleh leluruh mereka, namun cara seorang wanita melahirkan juga di sorot.

Suku Cousso melarang Suami Dampingi Istri Melahirkan Selama Tujuh Hari, Berjongkok saat Lahiran di Gubuk
Suku Cousso melarang Suami Dampingi Istri Melahirkan Selama Tujuh Hari, Berjongkok saat Lahiran di Gubuk (Eva.vn)

Baca juga: Suku Nenet Terbiasa Minum Darah, Penghuni Asli Siberia Ini Sanggup Hidup di Lingkungan Ekstrem

Baca juga: Kehidupan Anak-anak Suku Vadi di India, Mampu Menaklukkan Ular Berbisa, Dipercaya Keturunan Ular

Melansir dari Eva.vn, Senin (24/1/2022), ada banyak suku primitif di “Benua Hitam”, dimana masyarakatnya masih mempertahankan adat hidup nenek moyangnya.

Yang paling terkenal dan paling istimewa mungkin adalah suku bernama Cousso.

Cousso adalah etnis minoritas yang sangat tua di Afrika, karena mereka tinggal di padalaman hutan primitif.

Mereka hampir tidak memiliki kontak dengan dunia luar dan masih mempertahankan kebiasaan hidup sedari nenek moyangnya.

Ketika orang modern mengetahui tentang suku ini, mereka menganggap Cousso sebagai suku paling kuat di Afrika.

Di sana, pria bisa merobek satu ekor sapi dengan tangannya, sedangkan wanita memiliki cara melahirkan yang sangat unik.

Banyak orang menggambarkan tentang Afrika sebagai benua tertinggal dan terbelakang.

Baca juga: Tradisi Aneh, Suku Ini Perbolehkan Pria dan Wanita Berciuman dengan Bebas, Bahkan Berbagi Istri

Baca juga: Kisah Suku Pemburu Kepala, Penggal Kepala dan Ada Yang Jadikan Sebagai Mas Kawin

Ternyata, di sana banyak suku primitif yang mandiri dan Coussos merupakan salah satunya.

Terletak di bagian barat Samudera Atlantik, suku ini hidup di daerah yang relatif panas dan cerah, sehingga kulit mereka berwarna gelap.

Baik pria maupun wanita tidak suka memakai pakaian, mereka hanya menggunakan daun untuk menutupi bagian sensitif mereka.

Pria Cousso semuanya kuat dan berotot. Tentu saja, tubuh maskulin yang didapatkan karena kebiasaan mereka pergi berburu setiap hari untuk mencari makan diri mereka sendiri dan keluarganya.

Pria suku Cousso semuanya kuat dan berotot, memiliki tubuh maskulin
Pria suku Cousso semuanya kuat dan berotot, memiliki tubuh maskulin (Eva.vn)

Tidak hanya memiliki tubuh berotot, pria-pria ini juga memiliki genetika yang sangat sehat.

Mereka bahkan menggunakan dua tangan untuk merobek daging sapi yang membuat takjub.

Suku Coussos sangat ramah. Pria terutama suka menunjukkan kekuatan mereka di depan orang asing.

Namun yang paling menarik dari suku ini adalah cara mereka melahirkan.

Di era modern saat ini, kita masih menganggap kelahiran sebagai hal yang menakutkan dan bisa menjadi ‘gerebang kematian’.

Namun, wanita Cousso sangat berbeda, mereka sangat kuat dalam melahirkan seorang anak.

Baca juga: Suku Ini Perbolehkan Pria dan Wanita Berciuman dengan Bebas, Bertukar Istri Tanpa Harus Cemburu

Alih-alih berbaring untuk melahirkan, para wanita suku Cousso mengambil posisi berjongkok untuk melahirkan seperti layaknya hewan.

Selama proses persalinan, mereka hanya ditemani oleh satu wanita berpengalaman untuk membantunya.

Tidak ada selimut, bantal atau air hangat sama sekali. Yang mereka butuhkan untuk menyambut bayi adalah tumpukan daun kering di tanah.

Selama proses melahirkan, wanita Cousso akan diisolasi dari masyarakat.

Proses persalinan itu di berlangsung dalam sebuah gubuk kecil yang dibangung oleh suami.

Ketika bayi belum genap 7 hari, suami tidak dapat mengunjungi istri dan melihat anaknya.

Baca juga: Begini Kehidupan Suku Korowai di Papua, Mereka Bahkan Tidak Tahu Ada Manusia Lain Hidup di Bumi

Menurut tradisi suku ini, jika seorang suami mengunjungi istrinya kurang dari 7 hari, itu akan membawa penyakit bagi istri dan anaknya yang baru lahir. 

Ketika wanita melahirkan bayi laki-laki, suku Cousso akan menembakkan anak panah ke langit.

 Jika itu perempuan, mereka akan mengubur tali pusarnya di tanah dengan tongkat kayu khusus untuk mengirim ucapan selamat kepada anak, serta melambangkan hubungan bayi dan tanah mereka.

Meski sekarang suku Cousso mulai terpapar dunia luar, masyarakatnya tetap melestarikan dan mempertahankan cara hidup aslinya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca juga: BERITA POPULER – Kepala Baitul Mal Rudapaksa Santriwati, Pemutihan Pajak, Sosok Pj Gubernur Aceh

BERITA TERKAIT 

AKSES DAN BACA BERITA DI GOOGLE NEWS 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved